1. Posisi Serba Salah

Baim mengungkapkan bahwa psikolog tersebut memberikan pandangan yang netral dan tidak memihak, sesuai dengan kasus yang sedang dihadapi. "Semua jawaban dia itu nggak bisa saya ceritakan, yang kasusnya yang saya alami sekarang," tambahnya.

Ayah dua anak ini juga menyoroti bahwa dalam banyak situasi, dirinya kerap berada di posisi yang serba salah. "Yang terkadang saya yang disalahkan, terus saya yang dirugikan, cuma saya bingung menjelaskannya bagaimana. Karena saya ngomong salah, diam pun salah," ungkap Baim.

2. Beri Perspektif Baru

Namun, kehadiran psikolog tersebut memberikan perspektif baru dalam kasus ini. "Nah sekarang ada orang netral yang tadi pun pengacara juga menanyakan ke psikolog itu, dan ketika dia mencoba, maaf saya bilang mencoba, untuk ya nggak akan bisa karena dia netral," jelas Baim.

Psikolog tersebut memberikan pandangan mendalam tentang trauma pada anak dan bagaimana pendekatan terbaik dalam menanganinya. "Ketika dia nanya bagaimana caranya tahu, sekarang kita bicara misalnya satu lah saya bicara, traumatik anak, gimana caranya tahu trauma di anak kan belum tentu dari ini ini," ujar Baim.

3. Serahkan Sepenuhnya Kepada Psikolog

Meski begitu, Baim menegaskan bahwa ia tidak ingin memengaruhi psikolog untuk berpihak kepadanya. "Saya bilang saya tidak mau ada apa-apa ya sama dia. Apapun yang dia lakukan silahkan, saya nggak mau bicara sama dia," katanya.

Baim menyerahkan sepenuhnya kepada psikolog dan pengadilan untuk menilai situasi keluarganya. "Silahkan lihat anak-anak seperti apa, hubungan saya dengan anak seperti apa, hubungan dia dengan ibunya gimana, nggak mau intervensi apa-apa," imbuhnya.

Sidang perceraian antara Baim Wong dan Paula Verhoeven masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Kehadiran saksi-saksi termasuk ahli seperti psikolog ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan adil terkait dinamika keluarga mereka.