Dedikasi Budy Santoso, 23 Jam Motret Demi Tugas
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Jumat, 7 Juni 2013. Hari itu, fotografer kami, Budy Santoso, bertolak ke Singapura untuk peliputan Konser Mega Bintang, dalam rangka ulang tahun ke-10 label Trinity Optima Production.
Konser berlangsung keesokan harinya, Sabtu, 8 Juni 2013. Waktu itu, Budy sudah standby sejak pukul 09.00 pagi, guna meliput rehearsal konser. Peralatan lengkap sudah dipanggul oleh pria yang akrab disapa Busan ini, demi mendapatkan kualitas terbaik dalam melukis dengan cahaya, alias motret.
Kegiatan gladi resik berlangsung hingga sore, pukul 16.00 waktu Singapura. Waktu sekitar kurang lebih tiga jam pun dimanfaatkan Busan untuk beristirahat di kamar Festive Hotel, Sentausa Island, sembari mengirimkan foto-foto hasil jepretannya ke tim editor yang berada di Malang, Indonesia.
Tepat pukul 18.00, Busan sudah siap di lokasi konser, ballroom Universal Studios, untuk mengikuti briefing singkat dari panitia konser. Tepat pukul 19.00, konser dimulai.
Sang fotografer yang tengah asyik menekan shutter button, sedikit terkejut saat mendapat informasi dari rekan reporter lain, bahwa ketua MPR RI, Taufiq Kiemas meninggal dunia.
Namanya manusia, rasa gelisah pun muncul saat Busan mendengar kabar itu. Kegelisahannya sangat beralasan, secara Taufiq Kiemas wafat di Singapore General Hospital. Sudah menjadi 'kewajiban' bagi seorang jurnalis untuk meliput sebuah peristiwa besar seperti wafatnya Ketua MPR RI ini.
"Gue sempat bingung juga. Konser penting, liputan duka juga penting. Udah dapat instruksi juga dari Jakarta untuk menyempatkan meliput ke KBRI selesai konser," kata Busan.
Dengan menjunjung tinggi prinsip profesionalitas dalam bekerja, pria satu anak ini pun menunaikan tugas sampai konser selesai. Begitu dinyatakan selesai, pada pukul 00.00, Busan hanya butuh waktu sebentar untuk merapikan peralatan dan mengemas pakaian untuk selanjutnya menuju KBRI di Singapura.
Kebetulan, Busan punya kemampuan berbahasa Inggris yang sangat 'luar biasa'. Saking 'luar biasa'-nya, petugas hotel sampai tak mengerti apa yang dikatakan Busan.
"Ya gue langsung minta taksi sama petugas hotel, dengan bahasa Inggris gue yang luar biasa itu," ucapnya dengan semangat sambil tertawa.
Busan pun tiba di KBRI sekitar pukul 00.45. Di tengah kelelahan usai memotret konser, ditambah lagi dengan perut lapar karena tak sempat makan, Busan harus berhadapan dengan prosedur ketat di Kedubes. Tas milik Busan sempat ditahan oleh petugas di pintu utama.
"Waktu itu yang boleh gue bawa cuma kamera aja, tas sama laptop nggak boleh dibawa masuk. Tapi akhirnya dibolehin juga setelah gue minta bantuan sama staff Kedubes. Kan susah juga gue kirim foto kalau laptop ngga dibawa," ungkapnya.
Singkat cerita, Busan pun memanfaatkan momen yang ada untuk mengabadikan sebanyak-banyaknya foto-foto suasana di Ruang Nusantara, tempat jenazah almarhum Taufiq Kiemas disemayamkan. Rasa lapar dan dehidrasi diabaikannya, demi menjalankan tugasnya sebagai seorang jurnalis. Pukul 03.00, Busan berhenti memotret, setelah Ruang Nusantara sudah sepi.
"Pinggang gue sakitnya minta ampun, gara-gara kurang air putih," tuturnya.
Tapi ada satu momen di mana Busan boleh berbangga pada saat itu. Putri dari Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, meminta Busan untuk memotret dirinya di samping peti jenazah sang ayah.
"Itu foto pamungkas gue tuh. Pas gue diminta sama Puan untuk motret dia di samping jenazah ayahnya. Wah, mantep banget deh!" serunya.

Daripada bablas ketiduran karena takut kehilangan momen jenazah dibawa ke bandara militer Paya Lebar, Busan merelakan kedua matanya untuk tak terpejam.
"Dari pada bablas, mending melek terus deh. Boro-boro mikirin tidur, gue aja belom tau ke bandara naik apa," kata Busan.
Pukul 06.00, sang fotografer pun mulai bergelut kembali dengan kameranya, karena tamu-tamu seperti Pramono Anung, Effendi Simbolon mulai berdatangan. Termasuk Megawati yang hadir pada pukul 06.30.
Diiringi hujan deras, tepat pukul 07.00, Busan dengan sigap mengabadikan setiap momen saat jenazah Taufiq dibawa ke bandara Paya Lebar, Singapura. Ia menumpang salah satu mobil rombongan yang ada.

Tugas Busan pun selesai saat pesawat Hercules take off pada pukul 07.45 menuju Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Indonesia. Totalitas kerja seorang jurnalis! Busan pun bisa bernafas lega setelahnya.
(Sule bicara tentang kondisi kesehatannya, ternyata penyakitnya nggak cuma satu.)
(kpl/ben/dew)
Ruben Daniel
Advertisement