Dewan Pers Indikasikan Kedua Pihak Melanggar

Kapanlagi.com - Usai melakukan mediasi, Dewan Pers mengungkapkan terkait kekerasan berdasarkan pernyataan kedua belah pihak, tidak ditemukan adanya pemukulan. Kini yang sedang menjadi pembicaraan adalah keberadaan pemaksaan melalui penarikan kamera hingga menimbulkan luka-luka."Sebagaimana pernyataan Dhani, itu diakui oleh Global TV tidak terjadi pemukulan. Persoalannya adalah apakah terjadi tindakan pemaksaan mengambil peralatan liputan," ungkap Dewan Pers melalui Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Kode Etik, Agus Sudibyo, di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (04/03).Sementara di pihak Ahmad Dhani juga mempersoalkan pemberitaan yang tidak seimbang paska kejadian tersebut. Mantan suami Maia itu merasa dihakimi secara sepihak oleh Global TV, tanpa ada klarifikasi dari yang bersangkutan."Tapi Dhani juga mempersoalkan bahwa dia merasa pemberitaan Global TV setelah itu menghakimi dia dan tidak cover both side. Dewan Pers punya kewajiban melihat itu. Kalau sudah sampai menghakimi memang harus minta maaf," tegasnya.Atas keberatan Ahmad Dhani tersebut, Dewa Pers membenarkan dan menemukannya di lapangan. Sehingga bisa diindikasikan kedua pihak juga melakukan pelanggaran. "Iya menemukan. Ada indikasi kedua pihak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik," tegasnya.Sebelumnya Agus Sudibyo juga menganggap kalau sikap Global TV inkonsisten, karena satu sisi menuntut mediasi damai, namun di sisi lain proses hukumnya akan tetap dijalankan."Itu inkonsisten. Prinsipnya kalau ada pelanggaran kode etik ya memang harus ada permintaan maaf," tegasnya.Sebagai mediator, pihaknya mengharap persoalan akan selesai di Dewan Pers, sementara proses hukumnya bisa dihentikan, dengan sebuah surat kesepakatan. "Kalau ada konsekuensi meminta maaf harus dipenuhi. Itu yang diatur UU Jurnalistik. Tapi ini bisa dibicarakan. Jadi Dewan Pers bisa melayangkan surat permohonan untuk menghentikan proses hukum di polisi, terkait laporan Global," terangnya.