Kapanlagi.com - Hajatan lima tahunan yang biasa disebut pesta demokrasi akan segera digelar di Indonesia, yaitu Pemilihan Umum 2014. Masyarakat Indonesia akan memilih wakilnya untuk duduk dikursi anggota legislatif dan memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan.

Sejak dua minggu lalu, para calon anggota legislatif, calon presiden dan wakilnya sudah mulai mensosialisasikan dirinya agar dikenal luas oleh masyarakat. Berbagai media mereka gunakan untuk mempromosikan diri agar terpilih. Saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang amanah dan benar-benar bekerja untuk kesejahteraan rakyat. Sebab, kesuksesan dalam bernegara sangat ditentukan oleh kapabilitas seorang pemimpin dalam memimpin masyarakatnya agar lebih beriman dan bertaqwa kepada-Nya.

Beberapa nama kandidat pun sudah diumumkan yang masuk dalam bursa Capres dan Cawapres. Agar pilihan masyarakat untuk pemimpin negeri ini sesuai dengan keinginan masyarakat, Ustaz Yusuf Mansur menggelar doa bersama memohon kepada Allah SWT sebelum menentukan pilihan. Pendiri Daarul Qur’an ini berpesan kepada umat Islam untuk benar-benar memilih orang yang tepat untuk memimpin Indonesia.

"Maka itu agar pilihan kita benar dan tepat, kita meminta panduan dari Allah SWT, baru setelah itu kita amati rekam jejak calon yang akan kita pilih. Insya Allah, jika apa yang kita pilih mendapatkan ridha Allah SWT, maka Indonesia akan bertambah keberkahannya," ujar ustaz Yusuf Mansur saat menggelar jumpa pers di pondok pesantrennya di kawasan Tangerang, Banten, Kamis (20/3).

Berita Pemilu lainnya, bisa dibaca di Liputan6.com

Acara tersebut akan digelar bersamaan dengan acara Kajian Islam Bulanan, pada Minggu (30/3) mendatang yang mengambil lokasi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat dengan tema Indonesia Berdoa Untuk Pemilu 2014, Bersih Hati Saat Memilih, Bersih Hati Saat Memimpin. Besar harapan pemimpin pondok pesantren Tahfidz Daarul Qur’an ini, masyarakat Indonesia dari manapun bisa datang untuk doa bersama.

Ustaz Yusuf Mansur menambahkan, siapapun yang ingin hadir dalam kegiatan ini diharapkan untuk mengenakan baju muslim atau batik dan tidak membawa atribut partai manapun, "Untuk yang bersedia hadir, baik masyarakat, pejabat menggunakan baju muslim, baju batik atau baju putih, atau baju biasa. Yang penting tidak ada atribut partai," pungkasnya.