1. Ingin Bersihkan Kulit

© KapanLagi.com

Pengalaman itu membuatnya enggan untuk menambahkan tato baru. Citra mengaku ingin membersihkan kulitnya dari tinta tato dan tak berminat untuk menutupi tato lama dengan desain baru.

"Nggak aku inginnya hapus aja," katanya.

Citra menegaskan bahwa keputusan menghapus tato ini murni karena pertimbangan estetika. Ia tidak memiliki alasan lain selain hasil gambar yang dianggap mengecewakan.

"Gak, itu dia hasilnya gak bagus," ucapnya.

2. Merasa Tak Nyaman

Selama proses penghapusan tato, Citra sempat merasa sangat tidak nyaman. Meski demikian, ia bersyukur karena di klinik tempatnya melakukan treatment disediakan suntik anestesi.

"Lebih sakit dihapusnya tapi untungnya ditawarkan anestesi dalam bentuk suntik. Jadi kita sama sekali nggak berasa. Mungkin di klinik lain dikasih cream anestesi aja," jelasnya.

Sebanyak empat tato telah dihapus oleh Citra. Proses itu dilakukan secara bertahap dan memerlukan waktu hingga delapan kali sesi untuk hasil optimal.

"Mungkin 7-8 kali. Cuma kalau di tempat lain mungkin bisa 10-15 kali," tuturnya.

3. Beri Jeda Penghapusan

Beberapa titik tato yang dihapus terletak di bagian kaki, perut, dan jari. Namun, untuk bagian jari, Citra memilih untuk menundanya dulu.

"Ada 4, di bagian kaki, di bagian perut juga di bagian jari. Di bagian jari cuma ada beberapa titik, mungkin nanti aja deh, aku istirahat dulu," katanya.

Citra juga menjalani perawatan tambahan seperti pemakaian krim anti iritasi dan konsumsi obat pereda rasa sakit setelah setiap sesi penghapusan.

"Iya dikasih cream anti iritasi, sama kayak obat pain killer," ungkapnya.

Kini, dengan tato-tatonya yang hampir bersih, Citra merasa lebih nyaman dan mantap dengan keputusannya. Ia juga mengimbau siapa pun yang ingin membuat tato agar benar-benar memikirkannya matang-matang.