Rajin Lakukan Ritual, Roro Fitria Tolak Disebut Musyrik
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Sosok Roro Fitria selama ini memang selalu menjadi sorotan. Bukan hanya karena kekayaannya yang terlihat begitu wah, tapi juga hal-hal mistis yang sering dilakukan oleh penyanyi dangdut ini. Salah satunya adalah ritual memanggil yang dilakukan pada malam Jumat Kliwon.
Sebelum memulai ceritanya, Roro terlebih dulu membahas pro dan kontra yang diterimanya gara-gara melakukan ritual tersebut. Roro terang-terangan mengaku tak suka jika ada yang bilang dia musyrik, karena menurutnya sebelum melakukan ritual ia terlebih dulu memanjatkan doa kepada Allah SWT. Roro lalu meminta untuk menghormati cara berdoa dan budaya orang lain.
"Kalau musyrik berarti saya tidak salat, tidak berdoa pada Gusti Pangeran Allah. Saya melakukan suatu ritual itu, saya melestarikan adat istiadat leluhur saya yang mungkin bisa dibilang karena era globalisasi sekarang ini sudah pudar. Harusnya saudara-saudara semua lebih mengapresiasi," tegas Roro ditemui di kediamannya di wilayah Ragunan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Roro lalu bersyukur karena hati, batin, dan energi dalam dirinya seperti selalu memanggil untuk berdoa dan melakukan ritual meskipun tidak mudah karena banyak yang menyebutnya musyrik. Baginya, pendapat negatif orang-orang itu adalah sebuah cobaan. Cobaan lainnya yang dirasakan Roro kala melakukan ritual adalah saat berada di dalam gua.

"Ketika saya sedang di dalam gua, dihembuskan rasa kantuk, itu cobaan. Ketika misalnya saya di dalam gua, banyak sekali foto-foto dokumentasi, ada banyak sekali makhluk-makhluk, entah itu memang makhluk real atau metafisika. Ada ular, kelelawar, nah terus banyak sekali saya menjumpai makhluk-makhluk metafisika. Siluman ular, siluman kalajengking, itu tidak pernah membuat saya menyerah. Karena saya yakin atas apa yang saya lakukan ini merupakan warisan leluhur saya, di mana dari 4 bersaudara saya sendiri yang diberikan kegigihan," kata Roro.
Roro tak menyalahkan saudaranya yang tak mau melakukan ritual. Baginya ia dan saudara-saudaranya punya alasan sendiri mengapa mau atau tidak mau melakukan hal-hal yang menurut Roro memberikan banyak manfaat bagi kehidupannya.
"Itu merupakan gift ya, berkah, tidak bisa dipaksakan. Saya tidak bisa memaksakan keinginan saya, loyalitas saya, kepada kakak saya. Walaupun kakak saya mengetahui tapi khodam, jin qorin yang menyertai kakak saya mungkin tidak bersinergi, jadinya tidak dilakukan. Tapi saya sendiri dari akil baligh sejak umur 14 tahun selalu ritual, ritual, ritual. Itu saya sangat-sangat mendapati dari hari-hari dari tahun ke tahun ada banyak berkah," pungkasnya.
Jangan Lewatkan!
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/nad/pit)
Nadia Adibie
Advertisement