Kapanlagi.com - Kurang lebih sudah satu tahun Ustaz Yusuf Mansur menjalankan bisnis aplikasi pembayaran digital bernama PayTren. Jumlah user telah mencapai total 1,4 juta dengan hitungan 90 persen adalah masyarakat lokal.

Namun keberhasilan itu menimbulkan tudingan bila Ustaz kondang ini melakukan money game. Ditemui di acara PayTren Vaganza di Bandung, bapak lima anak ini akhirnya buka suara setelah biasanya memilih diam.

"Alhamdulilah kami sudah bisa melewati itu semua. Saya sebagaimana orang tahu adalah orang yang kalem. Kalau kita fokus pada good think, nggak perlu jawab banyak hal," kata Ustaz Yusuf kepada awak media, akhir pekan kemarin.

Yusuf Mansur di acara Paytren Vaganza. © KapanLagi.com/Adi Abbas Nugroho

Sikap tenang itu muncul karena bisnisnya sudah diakui bukan hanya di Indonesia saja. "Alhamdulilah PayTren sudah diakui APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia). Ini berarti sudah diakui bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia," tegasnya.

Di tempat yang sama, pengacara Ina Rachman selaku legal consultan APLI juga menegaskan bila bisnis sang Ustaz bukan abal-abal. Karena APLI sendiri bermitra dengan Markas Besar Polisi Republik Indonesia, Memperindag, Kejaksaan Agung serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Setiap tuduhan harus ada dasarnya. Saya minta ke Ustaz agar reaktif, positif. Reaktif bukan berarti menantang. Ciri money game itu salah satunya payout lebih dari 40 persen. PayTren ini boro-boro 40 persen, satu kali transaksi paling delapan ribu rupiah," tandas Ina.