Nafa Urbach Berperan Jadi Watunas

Penulis: Erlin

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Menghidupkan sebuah peran dengan karakter yang berbeda dari kepribadian aslinya tentu saja menjadi sebuah tantangan bagi artisnya. Tak terkecuali bila harus menjadi sosok watunas yang dicibir miring masyarakat. Sejumlah nama artis tercatat mampu memerani tokoh pks (pekerja seks komersial) dengan baik. Sebut saja seperti Lenny Marlina dalam film Pelacur, Meriam Bellina dalam serial Bunda, Ayu Azhari dan Anne J Cotto dalam film Telegram, atau Rieke Dyah Pitaloka dalam pementasan teater Gendang Kain.

Kini deretan artis yang memerani tokoh pks semakin panjang dengan hadirnya Nafa Urbach. Gadis yang tak nampak batang hidungnya di pesta pernikahan mantan kekasihnya, Primus Yustisio, dengan Jihan Fahira ini ternyata tengah disibukkan dengan sebuah sinema televisi berjudul P produksi in house RCTI.

Dalam FTV tersebut artis bertubuh sintal dengan bokong indahnya ini berperan sebagai seorang ciblek bernama Yuli. "Ciblek itu sebutan hostes untuk kalangan menegah ke bawah di Semarang," jelas Nafa yang menegaskan bahwa skenarionya memang mengangkat kisah para ciblek (pks atau lebih tepat disebut perek, perempuan eksperimen, dari kalangan muda usia) tersebut.

Demi memerani tokoh tersebut dengan baik, artis yang juga penyanyi kelahiran Magelang, 15 Juni 1980 ini, tak segan melakukan observasi dengan cara mengunjungi dan berbincang-bincang dengan para ciblek di jalanan kota Semarang. Dalam perbincangan tersebut, Nafa mengaku ikut merasakan bagaimana kepedihan mereka. Meskipun begitu Nafa tak sampai menjajal mejeng di tepi jalan seperti yang pernah dilakukan Lola Amaria di kawasan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan. Kalau Nafa sampai menyamar jadi ciblek di pinggir jalan pasti banyak yang bakal menawarnya, karena lelaki hidung belang mana yang takkan tergiur melihat keseksiannya?!

"Ada yang sudah jadi ciblek selama 9 tahun. Padahal umurnya baru 22 tahun," ceritanya tentang seorang ciblek yang kini sudah punya anak tapi ditinggal pergi lelaki yang menjadi suaminya begitu saja.

Nafa juga menyebutkan alasan para wanita tersebut menjadi penjaja seks muncul karena alasan keterpaksaan. Desakan ekonomi menjadi alasan utamanya. Makanya tak aneh bila mereka sebenarnya tak menikmati profesinya.

"Sebetulnya mereka juga ada yang ingin bekerja baik-baik. Hanya saja masyarakat tetap memandang mereka sebagai ciblek. Ya, akhirnya mereka kembali jadi ciblek lagi," ujar Nafa yang mengaku tak menemukan kesulitan berarti dalam berkomunikasi. Maklumlah ia juga berasal dari Jawa Tengah, hingga ia tak menemukan kesulitan berbahasa Jawa sehari-hari. Hanya saja gelinya karena sebagian dari mereka ternyata sangat ngeyelan dan kemayu.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(dst/erl)

Editor:

Erlin

Rekomendasi
Trending