Berakhirnya Era Boyband dan Girlband (2)

Girlband Indonesia Lebih Sering Bongkar Pasang Personil

Penulis: Sahal Fadhli

Diperbarui: Diterbitkan:

Girlband Indonesia Lebih Sering Bongkar Pasang Personil KapanLagi.com®

Kapanlagi.com - Mengelola girlband maupun boyband ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Banyaknya pihak yang terlibat, membuat banyak pertimbangan yang harus diambil untuk mengambil satu keputusan. Dibanding boyband, girlband lebih banyak bergejolak. Bongkar pasang personil sering terjadi karena berbagai alasan.
Beberapa girlband yang sudah banyak dikenal tak bisa luput dari persoalan bongkar pasang personil. Beberapa bahkan tumbang atau vakum akibat hengkangnya personil. Awal tahun lalu, Vanilla keluar dari 7 Icons karena menikah. Keputusan Vanilla untuk hengkang tentu saja membuat sahabat-sahabatnya di 7 Icons sedih.
"Ini sebuah keputusan sedih karena kita terbentuk bersama dua tahun ini, keputusan yang sudah disepakati secara kekeluargaan, dia bukan teman lagi, tapi keluarga," kata PJ kala Vanilla pamit.
Rino Hadisa selaku head talent 7 Icons mengaku berat melepas kepergian Vanilla. "Awalnya agak berat. Yang membedakan 7 Icons mereka terbentuk dari pertemanan, bukan diambil satu-satu. Dari persahabatan itu memahami mereka beranjak dewasa, komitmen itu," kata Rino.
Kabar terbaru 7 Icons, mereka batal tampil di Asia Song Festival 2013. "Pada bulan Juni 2013 lalu, Redcap Tour Indonesia selaku promotor atau agensi, meminta 7 Icons untuk tampil di sana. Kita satu-satunya dari Indonesia yang diminta ke sana," ujar kuasa hukumnya, Noviar Iriantosaat menggelar preskon di kantor Keci, Bangka, Jakarta Selatan, Kamis (17/10) lalu.
Meskipun bukan yang pertama kali keluar, namun kemunculan Cherry Belle menyedot perhatian publik dari anak-anak hingga remaja. Tak hanya lagu yang banyak dikenal, Cherry Belle juga membuat film. Usai film tayang, Cherry Belle diguncang mundurnya beberapa personil secara bertahap.
Pernikahan, pendidikan, dan solo karir menjadi alasan hengkangnya personil girlband. Tahun 2012 silam, Wenda dan Devi hengkang dari Cherry Belle. Mereka lantas membuat audisi besar-besaran untuk mencari personil pengganti. Tahun ini, Anisa Rahma juga pamit dari Cherry Belle. Mencoba bertahan, menurut Sherly, Anisa Rahma harus menjadi orang terakhir yang pergi dari girl band yang mereka usung.
"Kita sempet ngomong untuk tidak ada yang keluar lagi, kita sudah janji jangan sampai ada yang keluar lagi setelah ini," ungkap Sherly saat ditemui di Kawasan TMII Jakarta Timur, Senin (21/10) dini hari.
Masih dikatakan Sherly, jika ada personil yang berencana melanjutkan sekolah, mereka akan berusaha membagi waktu untuk belajar dan kegiatan Cherry Belle. Sehingga tak ada lagi yang harus keluar dengan alasan melanjutkan pendidikan.
Diakui Deddy, manajer Cherry Belle, pihak manajemen lebih berat ditinggalkan Anisa Rahma ketimbang fans setia. Tak dipungkiri, Anisa juga memiliki fans fanatik yang akan terus mendukung nantinya. Itupun diakui benar oleh Deddy sebagai orang yang mengatur kegiatan girlband asuhannya.
"Kita lebih merasa berat Anisa keluar daripada memikirkan ditinggalkan fans. Ada fans yang fanatik dengan Anisa, kita nggak melarang," ungkapnya saat dihubungi wartawan, Minggu (20/10).
Terkait kabar Anisa ingin bersolo karir, dikatakan Deddy, bukan lagi menjadi hak manajemen untuk mengaturnya. Manajemen tak ingin menutup apa yang diinginkan Anisa dalam menyongsong masa depannya.
"Kami nggak mengerti soal itu, setelah ini apa yang dilakukan Anisa sudah bukan hak kami lagi. Kami nggak bisa menutup masa depan anisa. Dia (Anisa) harus belajar untuk mencapai jenjang yang tinggi," tandasnya.
Setali tiga uang, Princess mengalami nasib yang sama. Setelah Alika di bulan November tahun lalu mengundurkan diri, kemudian giliran Rachel hengkang per tanggal 20 Mei 2013.
Elma membeberkan alasan keluarnya Rachel. "Karena dia mau ngambil kuliah S2," ujar Elma.
Namun, kepergian Rachel tak membuat langkah Princess terhenti. Elma, mengungkapkan bahwa dirinya dan kawan-kawannya di Princess akan tetap berjalan di industri musik Indonesia.
"Ya Princess tetep Princess, jadi ya tetep berjalan. Hubungan kami baik-baik aja semuanya ya walaupun dia udah keluar," tandasnya.
Girlband Princess asuhan Kevin Aprilio itu melakukan suatu audisi tertutup untuk mendapat personil pengganti.
"Kita sudah menemukan beberapa kandidat untuk disaring lagi, ya sekitar lima orang yang sekarang qualify banget" Ujar Elma saat dijumpai di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (30/9).
Girlband Foxy Girl juga sempat kehilangan dua personilnya kemudian digantikan Moza dan Jeje. pembenahan manajemen menjadi salah satu kunci mereka bisa bertahan hingga saat ini.
"Saya sendiri sudah melakukan pembenahan buat Foxy Girl. Ya salah satunya kemarin waktu kita tampil di Sarawak, di Festival Musik Asia itu. Kita selain memasukkan unsur dangdut, juga memasukan unsur jazzy, funk, bahkan pop rock, dan antusiasme penonton saat Foxy tampil itu loh sangat luar biasa. Dan ke depan sendiri, saya mengarahkan Foxy Girl untuk lebih komplit lagi unsur entertainment-nya, dan kita nggak lagi memfokuskan pada unsur sexy dan koreografer seperti yang lalu," ujar Andrew Darmoko, Produser Foxy Girl saat dihubungi Senin (21/10).
Andrew sadar, girlband tak bisa hanya mengandalkan vokal dan koreo. "Saya rasa unsur budaya Indonesia jika dikombinasikan lewat funk ataupun jazz akan menarik. Ditambah lagi saat ini saya sedang mengarahkan Foxy Girl menjadi grup vokal. Lewat apa yang kita rasakan, Festival Musik Asia di Malaysia, saya rasa kita bakal mantap ke depannya," tegasnya.
Dia berkiblat pada girlband dan boyband di Korea yang menjamur laksana musik dangdut di tanah air. "Kalau di sana girlband dan boyband kan kayak musik dangdut di sini. Nggak pernah kan musik dangdut mati di sini," pungkasnya.
Budi Ace, pengamat musik, mengatakan fenomena boyband girlband yang mudah pecah itu karena mereka berjalan sendiri tanpa dukungan pemerintah.
"Baru-baru ini saya membaca sebuah studi bahwa pemerintah Korea dengan sangat sungguh-sungguh memperhatikan potensi boyband
ini untuk ke depannya. Di mana pemerintah selain memperhatikan pentingnya pemahaman akan budaya, tekhnologi pokoknya segala yang menyangkut potensi dari Korea. Selain itu, pemerintah di sana juga juga melakukan inkulturasi budaya untuk nantinya mereka bawa keluar. Itulah sebabnya mereka memiliki kekhasan dan keunikan sendiri yang tidak ditemukan di dunia lain. Dan itu juga yang menjadi salah satu nilai jual yang menguntungkan bagi mereka," ujarnya saat dihubungi KapanLagi.com®, Senin (21/10).
Budi Pribadi dari Chikara Manajemen pernah membawahi vokal grup Bling Bling. Konsepnya mirip girlband dan boyband, hanya saja
personilnya dua laki-laki dan dua perempuan.
"Ternyata nggak bisa bertahan. Kita lepas karena sulit menyatukan ide empat kepala. Belum lagi kemauan masing-masing orangtua yang sering bertolak belakang. Ribet," katanya Minggu (20/10).

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(kpl/aha/aal/uji/dew)

Editor:

Sahal Fadhli

Rekomendasi
Trending