KPI Sebut Masyarakat Dipaksa Menonton Ashanty Melahirkan

Penulis: ahmat effendi

Diperbarui: Diterbitkan:

KPI Sebut Masyarakat Dipaksa Menonton Ashanty Melahirkan Anang - Ashanty ©KapanLagi.com®

Kapanlagi.com - Untuk pertama kalinya tayangan seorang yang melahirkan disiarkan secara eksklusif dan live di Indonesia. Namun penyiaran itu ternyata meninggalkan banyak masalah terutama karena banyaknya publik yang terganggu.
KPI sebagai organisasi yang mengatur pengelolaan sistem penyiaran di Indonesia pun memberikan teguran terkait tayangan itu. Mereka menganggap ada kepentingan publik yang dilanggar akibat tontonan itu.
"Frekuensi milik publik pemanfaatannya nggak boleh semena-mena. Kepentingan dan kenyamanan publik harus diperhatikan," ucap Agatha Lilly, Komisioner KPI saat dihubungi lewat telepon, Selasa (16/12).
KPI menilai siaran reality show eksklusif proses persalinan Ashanty dengan judul Anakku Buah Hati Anang & Ashanty itu melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran, Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012, Pasal 11 ayat (1), serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012, Pasal 11 ayat (1).

Tayangan Ashanty yang baru saja melahirkan mendapat teguran dari KPI. ©KapanLagi.com®/Bambang E RosTayangan Ashanty yang baru saja melahirkan mendapat teguran dari KPI. ©KapanLagi.com®/Bambang E Ros

"Acara seperti Kelahiran buah hati Anang dan Ashanty menurut KPI boleh saja disiarkan. Tapi ada azas kepantasan dan kewajarannya. Durasi jangan lebih dari 1 jam. Kalau lebih dari 1 jam, apalagi sampai 3,5 jam, ada hak masyarakat yang terlanggar," ujarnya.
Panjangnya durasi yang tidak wajar dianggap membuat masyarakat terpaksa menonton Ashanty melahirkan. Apalagi tayangan itu dinilai tidak memberikan manfaat secara nyata bagi publik.
"Masyarakat seperti dipaksa menonton itu. Itu nggak baik. Ruang publik harus dijaga. Menggunakan frekuensi publik harus bijak. KPI sebagai representasi hukum, harus melindungi masyarakat," ungkapnya.
KPI mendapat banyak aduan dari masyarakat terkait tayangan itu. Surat teguran pun telah diberikan kepada RCTI selaku pihak yang menyiarkan.
"Masyarakat Indonesia cerdas dan sangat kritis. Setelah tayangan itu muncul, protes begitu banyak berdatangan ke KPI," tandasnya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/aal/sjw)

Reporter:

Sahal Fadhli

Rekomendasi
Trending