Kapanlagi.com - Pernah nggak sih merasa suara aktor di drama China terdengar terlalu sempurna? Setiap nada, intonasi, dan emosi seolah dirangkai tanpa cela. Padahal, ada fakta mengejutkan di balik suara yang terdengar rapi itu.
Ternyata, hampir semua drama China yang kamu tonton tidak menggunakan suara asli para pemainnya. Proses dubbing menjadi bagian penting dari sistem produksi yang sudah berlangsung lama. Suara-suara yang kamu dengar sebenarnya berasal dari para pengisi suara profesional yang menirukan akting sang aktor.
Fenomena ini bukan sekadar trik teknis, tapi sudah menjadi budaya yang tertanam dalam industri hiburan China. Di balik kesempurnaan audio yang kamu dengar, ada sejarah panjang, aturan tak tertulis, dan alasan produksi yang menjadikannya standar tetap hingga hari ini.
Temukan berita lainnya terkait drama China di Liputan6.com.
Seiring berkembangnya industri televisi China, muncul kebutuhan akan suara yang seragam dan berkualitas tinggi. Bahasa Mandarin dijadikan standar nasional, dan aksen menjadi faktor penting dalam penilaian profesionalisme aktor.
Aturan tak tertulis inilah yang melahirkan kebiasaan dubbing massal. Dengan berbagai logat dari aktor asal Hong Kong, Taiwan, hingga daratan Tiongkok, dubbing dianggap solusi terbaik agar hasil akhir terdengar bersih, rapi, dan konsisten di telinga penonton.
China dikenal sebagai negara dengan ribuan dialek dan variasi logat yang sangat berbeda antara satu daerah dengan lainnya. Dalam industri hiburan, perbedaan ini bisa menimbulkan ketidaksesuaian antara karakter dan suara.
Karena itu, proses dubbing menjadi cara efisien untuk memastikan semua karakter berbicara dengan Mandarin standar. Hasilnya, penonton di seluruh wilayah bisa menikmati drama tanpa terganggu oleh perbedaan aksen yang mencolok.
Banyak drama China diproduksi di studio besar atau lokasi outdoor yang sibuk. Dalam satu area, bisa ada beberapa tim produksi yang bekerja bersamaan, ditambah suara kendaraan dan keramaian sekitar.
Hal ini membuat kualitas rekaman suara di lokasi sulit dikontrol. Karena itu, sutradara lebih fokus pada visual dan akting, sementara audio diperbaiki melalui proses dubbing di studio agar hasilnya tetap jernih dan profesional.
Di tahap pascaproduksi, para pengisi suara atau voice actor mengambil alih pekerjaan berat untuk menyesuaikan ekspresi dan emosi dari aktor aslinya. Mereka harus meniru ritme bicara, intonasi, bahkan nafas setiap tokoh.
Proses ini tidak mudah, karena setiap kalimat harus dilatih berulang kali agar sinkron sempurna. Beberapa aktor bahkan ikut melakukan dubbing dengan suara mereka sendiri untuk memperbaiki intonasi, namun sebagian besar tetap diserahkan pada pengisi suara profesional yang sudah dikenal sesuai tipe karakter tertentu.
Meski sistem dubbing sudah mengakar, tren terbaru mulai menunjukkan perubahan. Beberapa drama modern dengan lingkungan syuting yang lebih terkontrol kini berani menampilkan suara asli aktornya.
Tujuannya agar kesan yang ditampilkan terasa lebih autentik dan natural. Namun, untuk genre seperti drama sejarah atau fantasi yang kompleks, dubbing tetap menjadi pilihan utama karena menuntut detail suara yang lebih sempurna dan atmosfer sinematik yang konsisten.
Q: Mengapa drama China jarang memakai suara asli aktornya?
A: Karena faktor teknis dan linguistik. Banyak aktor berasal dari wilayah dengan logat berbeda, sementara standar produksi mewajibkan penggunaan Mandarin yang sempurna.
Q: Apakah semua drama China menggunakan dubbing?
A: Tidak semuanya. Sekitar 90% drama, terutama genre sejarah dan fantasi, menggunakan dubbing penuh. Namun, drama modern mulai beralih ke suara asli.
Q: Siapa yang mengisi suara aktor di drama China?
A: Para voice actor profesional yang dilatih meniru gaya bicara, emosi, dan tempo aktor di layar. Mereka berperan besar dalam menciptakan kesan realistis pada penonton.
Yuk, baca artikel seputar rekomendasi drama China lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?