Kapanlagi.com - Hari Raya Idul Fitri merupakan momen istimewa bagi umat Islam untuk saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Dalam tradisi ini, balasan ucapan selamat hari raya Idul Fitri menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan karena mencerminkan rasa hormat dan penghargaan kita kepada yang mengucapkan selamat.
Memberikan balasan yang tepat dan bermakna bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk apresiasi terhadap orang yang telah meluangkan waktu untuk mengucapkan selamat. Kata-kata balasan yang tulus akan lebih berkesan dan memperkuat hubungan silaturahmi di antara sesama muslim.
Mengutip dari Ensiklopedi Adab Islam Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah karya Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, mengucapkan selamat Lebaran dapat membuat hati gembira dan menguatkan kebahagiaan dalam momen Idul Fitri. Oleh karena itu, memahami berbagai pilihan balasan ucapan selamat hari raya Idul Fitri sangatlah penting untuk menjaga kehangatan silaturahmi tersebut.
Balasan ucapan selamat Idul Fitri adalah respons yang diberikan ketika seseorang mengucapkan selamat hari raya kepada kita. Balasan ini bukan hanya sekedar jawaban sopan, tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam dalam tradisi Islam. Dalam konteks silaturahmi, memberikan balasan yang tepat menunjukkan rasa saling menghormati dan memperkuat ikatan persaudaraan.
Tradisi saling mengucapkan selamat pada hari raya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Para sahabat Rasulullah SAW memiliki kebiasaan saling mengucapkan selamat ketika bertemu pada hari Idul Fitri dengan kalimat "Taqabbalallahu minna wa minka" yang artinya "Semoga Allah menerima amal kami dan amalmu". Hal ini menunjukkan bahwa balasan ucapan selamat bukan hanya tradisi sosial, tetapi juga memiliki nilai ibadah.
Melansir dari buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, riwayat dari Jubair bin Nafir menyebutkan bahwa para sahabat Nabi SAW saling mengucapkan kalimat tersebut saat berjumpa pada momen Idul Fitri. Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah dalam buku Fiqih Wanita: Edisi Lengkap berpandangan bahwa hukumnya sunnah bagi muslim untuk mengucapkan kalimat tersebut.
Dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 86, Allah SWT berfirman: "Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." Ayat ini menjadi landasan pentingnya memberikan balasan ucapan yang baik dan bermakna.
Balasan ucapan Idul Fitri dalam bahasa Arab memiliki keistimewaan tersendiri karena mengandung doa-doa kebaikan yang mendalam. Jenis balasan ini paling umum digunakan dalam tradisi Islam dan memiliki makna spiritual yang kuat. Berikut adalah berbagai contoh balasan ucapan islami yang dapat digunakan:
Mengutip dari detikHikmah, syariat menganjurkan umat muslim untuk saling memberikan selamat pada hari Lebaran karena dapat membuat hati gembira dan menguatkan kebahagiaan dalam momen Idul Fitri. Balasan dalam bahasa Arab ini tidak hanya menunjukkan pengetahuan agama, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual antar sesama muslim.
Balasan ucapan Idul Fitri dalam bahasa Indonesia sangat cocok digunakan dalam situasi formal maupun ketika berinteraksi dengan non-muslim yang turut mengucapkan selamat. Jenis balasan ini lebih mudah dipahami dan dapat menyampaikan pesan yang mendalam dengan bahasa yang familiar. Berikut adalah berbagai contoh balasan dalam bahasa Indonesia:
Balasan dalam bahasa Indonesia memungkinkan kita untuk mengekspresikan perasaan dengan lebih detail dan personal. Hal ini sangat penting dalam menjaga hubungan baik dengan berbagai kalangan, baik yang beragama Islam maupun non-muslim yang turut memberikan ucapan selamat.
Bagi masyarakat Jawa, menggunakan bahasa Jawa halus dalam membalas ucapan Idul Fitri dianggap sangat sopan dan menunjukkan rasa hormat yang tinggi, terutama kepada orang yang lebih tua atau yang dihormati. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa yang mengutamakan kesopanan dan kehalusan dalam bertutur kata.
Penggunaan bahasa Jawa halus dalam balasan ucapan Idul Fitri tidak hanya menunjukkan penghormatan terhadap budaya lokal, tetapi juga memperkaya khazanah tradisi bersilaturahmi di Indonesia. Balasan jenis ini sangat cocok digunakan dalam lingkungan masyarakat Jawa atau ketika berinteraksi dengan orang yang memahami dan menghargai budaya Jawa.
Membalas ucapan selamat Idul Fitri memiliki etika dan adab tersendiri yang perlu dipahami agar silaturahmi dapat terjalin dengan baik. Etika ini mencakup cara memilih kata-kata yang tepat, waktu yang sesuai, dan sikap yang menunjukkan rasa hormat kepada yang mengucapkan selamat.
Pertama, pilihlah balasan yang sesuai dengan konteks hubungan. Untuk orang yang lebih tua atau yang dihormati, gunakan bahasa yang lebih formal dan sopan. Sebaliknya, untuk teman sebaya atau keluarga dekat, balasan dapat lebih santai namun tetap bermakna. Kedua, usahakan untuk membalas dengan kalimat yang setara atau lebih baik dari ucapan yang diterima, sesuai dengan anjuran dalam Al-Qur'an.
Ketiga, sertakan permohonan maaf dalam balasan sebagai bagian dari tradisi bermaaf-maafan di hari Idul Fitri. Hal ini menunjukkan kerendahan hati dan keinginan untuk memperbaiki hubungan. Keempat, sampaikan balasan dengan tulus dan dari hati, bukan hanya sekedar formalitas. Kelima, jika memungkinkan, tambahkan doa kebaikan untuk orang yang mengucapkan selamat sebagai bentuk timbal balik yang positif.
Melansir dari aceh.kemenag.go.id, Idul Fitri 2025 kemungkinan jatuh pada tanggal 31 Maret dan 1 April, sehingga mempersiapkan balasan ucapan yang bermakna menjadi bagian penting dari merayakan kebahagiaan. Dengan memahami etika yang tepat, kita dapat menjaga kehangatan silaturahmi dan memperkuat ikatan persaudaraan di momen yang suci ini.
Balasan yang tepat adalah kalimat yang sama "Taqabbalallahu minna wa minkum" atau bisa juga "Allahumma aamiin minna wa minkum" yang artinya "Amin Ya Allah, semoga Allah menerima ibadah puasa kita dan ibadah puasa kamu".
Meskipun tidak salah, sebaiknya berikan balasan yang lebih bermakna dan mengandung doa kebaikan. Balasan singkat seperti "sama-sama" kurang menunjukkan apresiasi terhadap ucapan yang diberikan.
Gunakan bahasa Indonesia yang sopan dan mengandung rasa terima kasih, seperti "Terima kasih atas ucapan selamatnya. Semoga kebahagiaan selalu menyertai Anda dan keluarga. Semoga kita selalu bisa saling mendukung dalam kedamaian."
Ya, untuk orang yang lebih tua atau dihormati, gunakan bahasa yang lebih formal dan sopan. Untuk teman sebaya, balasan bisa lebih santai namun tetap bermakna dan mengandung doa kebaikan.
Sebaiknya balas ucapan sesegera mungkin setelah menerima, terutama jika ucapan diberikan secara langsung. Untuk ucapan melalui pesan, usahakan membalas dalam waktu 24 jam sebagai bentuk penghargaan.
Tentu saja boleh, terutama jika kedua pihak memahami bahasa daerah tersebut. Penggunaan bahasa Jawa halus, misalnya, justru menunjukkan rasa hormat dan melestarikan budaya lokal.
Balasan yang baik sebaiknya mengandung ucapan terima kasih, doa kebaikan untuk yang mengucapkan, permohonan maaf lahir batin, dan harapan untuk mempererat silaturahmi di masa mendatang.