Kapanlagi.com - Oyong atau gambas merupakan tanaman sayuran merambat yang mudah dibudidayakan di pekarangan rumah. Tanaman ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena buahnya yang banyak digemari untuk berbagai olahan masakan.
Proses budidaya oyong tidak memerlukan perawatan yang rumit sehingga cocok untuk pemula. Dengan teknik penanaman yang tepat, tanaman ini dapat menghasilkan buah secara lebat dan berkelanjutan.
Memahami cara menanam oyong yang benar akan membantu Anda mendapatkan hasil panen optimal. Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis mulai dari persiapan hingga masa panen yang dapat dilakukan di lahan terbatas sekalipun.
Oyong atau yang memiliki nama ilmiah Luffa acutangula adalah tanaman sayuran dari famili Cucurbitaceae yang banyak dibudidayakan di daerah tropis. Tanaman ini memiliki karakteristik merambat dengan buah berbentuk silindris memanjang yang memiliki tekstur beralur pada permukaannya. Buah oyong yang masih muda memiliki warna hijau cerah dan dapat dikonsumsi sebagai sayuran dengan rasa yang segar dan tekstur renyah.
Tanaman gambas membutuhkan sinar matahari secara penuh untuk dapat tumbuh optimal dan menghasilkan buah yang berkualitas. Suhu ideal untuk pertumbuhan oyong berkisar antara 25-30 derajat Celsius dengan kelembaban udara yang cukup. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan berbagai jenis tanah, namun lebih menyukai tanah yang gembur, subur, dan memiliki drainase yang baik dengan pH tanah antara 6,0-6,8.
Kebutuhan air untuk tanaman oyong cukup tinggi terutama pada fase pertumbuhan vegetatif dan pembentukan buah. Penyiraman harus dilakukan secara teratur namun tidak sampai menggenang karena dapat menyebabkan busuk akar. Tanaman ini juga memerlukan struktur penyangga atau ajir untuk merambat karena sifatnya yang tidak dapat berdiri tegak sendiri.
Pemilihan lokasi tanam yang tepat sangat menentukan keberhasilan budidaya oyong. Area tanam sebaiknya terbuka, tidak ternaungi oleh bangunan atau pohon besar, serta memiliki sirkulasi udara yang baik untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Dengan memenuhi syarat tumbuh yang optimal, tanaman oyong dapat berproduksi dengan baik dan menghasilkan buah yang lebat.
Tahap pembibitan merupakan langkah awal yang krusial dalam budidaya oyong untuk menghasilkan bibit berkualitas.
Langkah awal dalam proses tanam adalah menyiapkan media tanamnya dengan baik dan benar. Untuk penanaman di lahan terbuka, buatlah bedengan dengan lebar 100-120 cm dan tinggi 30-40 cm dengan panjang menyesuaikan lahan yang tersedia. Jarak antar bedengan sebaiknya 50-60 cm untuk memudahkan akses perawatan dan sirkulasi udara yang baik.
Tanah pada bedengan harus diolah hingga gembur dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 30-40 cm. Campurkan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang sebanyak 10-15 kg per meter persegi untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk diaduk dengan tanah secara merata dan bedengan dirapihkan, kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik untuk menjaga kelembaban dan mencegah pertumbuhan gulma.
Untuk budidaya dalam pot atau polybag, siapkan wadah berukuran sedang dengan diameter minimal 30-40 cm dan tinggi 40 cm. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Pastikan pot atau polybag memiliki lubang drainase yang cukup di bagian bawah untuk mencegah genangan air yang dapat merusak akar.
Setelah media tanam siap, buat lubang tanam dengan jarak 70-80 cm antar lubang pada bedengan. Apabila menanamnya saat musim hujan, jarak tanam dapat diperlebar menjadi 80-100 cm untuk mengurangi kelembaban berlebih. Lubang tanam sebaiknya sedalam 2-3 cm dengan diameter yang cukup untuk menampung bibit beserta media pembibitannya. Biarkan bedengan atau media tanam selama 3-7 hari sebelum penanaman agar pupuk tercampur sempurna dengan tanah.
Penanaman bibit oyong sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stres akibat suhu tinggi. Keluarkan bibit dari wadah semai dengan hati-hati agar akar tidak rusak, kemudian masukkan ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan. Pastikan posisi bibit tegak dan media tanam di sekitar akar dipadatkan secukupnya agar bibit tidak mudah roboh.
Tanam bibit atau biji gambas sesuai dengan jarak yang telah ditentukan untuk memastikan pertumbuhan optimal. Setelah penanaman, siram bibit dengan air secukupnya hingga media tanam lembab namun tidak tergenang. Penyiraman awal ini sangat penting untuk membantu bibit beradaptasi dengan lingkungan baru dan merangsang pertumbuhan akar.
Pemasangan ajir atau tiang penyangga perlu dilakukan segera setelah penanaman atau maksimal saat tanaman berumur 1 minggu. Ajir dapat berupa bambu, kayu, atau tali rafia yang dipasang dengan sistem lanjaran vertikal atau horizontal setinggi 1,5-2 meter. Sistem penyangga yang baik akan memudahkan tanaman merambat, meningkatkan sirkulasi udara, dan memudahkan perawatan serta pemanenan.
Untuk penanaman di polybag atau pot, letakkan wadah di lokasi yang mendapat sinar matahari penuh minimal 6-8 jam per hari. Pastikan pot diletakkan di area yang stabil dan tidak mudah terjatuh karena tanaman oyong akan tumbuh merambat dan menjadi cukup berat saat berbuah. Sediakan penyangga yang kokoh di dekat pot untuk tempat merambatnya tanaman.
Perawatan tanaman oyong yang intensif akan menentukan produktivitas dan kualitas buah yang dihasilkan.
Tanaman oyong mulai berbunga pada umur 30-40 hari setelah tanam dan buah pertama dapat dipanen sekitar 50-60 hari setelah tanam. Buah oyong yang siap panen memiliki ciri-ciri ukuran yang sudah maksimal sesuai varietas, warna hijau cerah, dan tekstur yang masih muda serta empuk. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat buah berumur 10-15 hari setelah penyerbukan untuk mendapatkan kualitas terbaik.
Cara menanam oyong dengan benar dapat menghasilkan panen yang produktif, bahkan bisa dipanen 25-30 kali selama masa produktif tanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau atau gunting tajam yang bersih. Hindari memetik buah dengan cara menarik karena dapat merusak tanaman dan mengurangi produktivitas panen berikutnya.
Frekuensi panen oyong dapat dilakukan setiap 2-3 hari sekali tergantung pada kecepatan pertumbuhan buah. Panen rutin sangat penting untuk merangsang pembentukan bunga dan buah baru sehingga produktivitas tanaman tetap terjaga. Buah yang terlambat dipanen akan menjadi tua, keras, dan berserat sehingga menurunkan kualitas konsumsi.
Setelah dipanen, buah oyong harus segera dibersihkan dari kotoran dan disimpan di tempat yang sejuk dengan suhu 10-15 derajat Celsius. Buah oyong segar dapat bertahan 3-5 hari dalam kondisi penyimpanan yang baik. Untuk pemasaran, buah dapat dikemas dalam plastik atau kertas untuk menjaga kesegaran dan mencegah kerusakan fisik selama transportasi. Masa produktif tanaman oyong dapat mencapai 3-4 bulan dengan perawatan yang optimal.
Tanaman oyong dapat mulai dipanen pada umur 50-60 hari setelah tanam. Bunga pertama biasanya muncul pada umur 30-40 hari, dan setelah penyerbukan buah akan siap panen dalam 10-15 hari. Masa produktif tanaman dapat berlangsung hingga 3-4 bulan dengan pemanenan yang dapat dilakukan 25-30 kali selama periode tersebut.
Ya, oyong sangat cocok ditanam dalam pot atau polybag dengan diameter minimal 30-40 cm. Pastikan wadah memiliki lubang drainase yang baik dan gunakan media tanam campuran tanah, kompos, dan sekam bakar. Sediakan penyangga yang kokoh untuk tempat merambat dan letakkan di lokasi yang mendapat sinar matahari penuh minimal 6-8 jam per hari.
Jarak tanam ideal untuk oyong adalah 70-80 cm antar lubang tanam pada bedengan. Jika menanam saat musim hujan, jarak dapat diperlebar menjadi 80-100 cm untuk mengurangi kelembaban berlebih dan meningkatkan sirkulasi udara. Jarak antar bedengan sebaiknya 50-60 cm untuk memudahkan akses perawatan dan pemanenan.
Pupuk dasar yang baik adalah pupuk kandang atau kompos matang sebanyak 10-15 kg per meter persegi yang dicampurkan saat pengolahan tanah. Untuk pupuk susulan, gunakan pupuk NPK dengan dosis 5-10 gram per tanaman yang diberikan setiap 2 minggu sekali mulai umur 2 minggu setelah tanam. Pupuk dapat ditabur di sekitar tanaman atau dilarutkan dalam air untuk penyiraman.
Bunga oyong yang rontok biasanya disebabkan oleh kurangnya penyerbukan, kekurangan air, atau kekurangan nutrisi. Pastikan penyiraman dilakukan secara teratur terutama saat fase berbunga, berikan pupuk yang cukup, dan jika perlu lakukan penyerbukan manual menggunakan kuas halus pada pagi hari. Jaga juga agar tanaman tidak mengalami stres akibat perubahan cuaca ekstrem.
Hama yang sering menyerang tanaman oyong antara lain kutu daun, ulat daun, lalat buah, dan tungau. Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang bagian tanaman yang terserang, menggunakan perangkap untuk lalat buah, atau menyemprotkan pestisida nabati seperti ekstrak daun mimba. Lakukan monitoring rutin minimal 2-3 kali seminggu untuk deteksi dini serangan hama.
Ya, tanaman oyong mutlak memerlukan penyangga atau ajir karena sifatnya yang merambat dan tidak dapat berdiri tegak sendiri. Ajir dapat berupa bambu, kayu, atau sistem lanjaran dengan tali rafia setinggi 1,5-2 meter. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan segera setelah tanam atau maksimal saat tanaman berumur 1 minggu untuk menghindari kerusakan akar saat pemasangan.
Ikuti kabar terbaru selebriti hanya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?