Kapanlagi.com - Rambutan, buah tropis yang terkenal dengan rasa manis dan tekstur unik, semakin diminati oleh banyak orang. Menanam rambutan bisa menjadi pilihan menarik bagi para pecinta tanaman buah. Dengan pengetahuan yang tepat, Anda bisa menikmati hasil panen yang melimpah di halaman rumah.
Panduan ini akan membahas dua metode populer dalam menanam rambutan: melalui cangkok dan biji. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri. Dengan memahami langkah-langkah yang diperlukan, Anda akan lebih siap untuk memulai.
Mari kita eksplorasi cara menanam rambutan dengan kedua metode ini, sehingga Anda dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lahan Anda. Selamat berkebun!
Rambutan (Nephelium lappaceum) adalah buah tropis yang populer di Indonesia dengan cita rasa manis dan kandungan nutrisi tinggi. Budidaya rambutan kini semakin diminati karena nilai ekonomisnya yang menjanjikan dan kemudahan dalam perawatannya.
Cara menanam rambutan dapat dilakukan melalui dua metode utama, yaitu secara generatif menggunakan biji dan vegetatif melalui teknik cangkok. Kedua metode ini memiliki kelebihan masing-masing yang perlu dipahami sebelum memulai budidaya.
Mengutip dari Jurnal Budidaya Pertanian, Hendry B. Pocerattu, dkk. (2021: 109), produksi buah rambutan di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 764,6 ribu ton. Keberhasilan produksi ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bibit berkualitas dan pemahaman teknik budidaya yang tepat.
Sebelum memulai cara menanam rambutan, penting untuk memahami kondisi lingkungan yang ideal bagi pertumbuhannya. Rambutan merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh optimal di dataran rendah dengan ketinggian 30-500 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini memerlukan suhu lingkungan sekitar 20-30 derajat celcius dengan kelembapan yang cukup tinggi.
Curah hujan menjadi faktor penting dalam budidaya rambutan. Tanaman ini membutuhkan curah hujan tahunan berkisar 1500-2500 mm yang terdistribusi merata sepanjang tahun. Kondisi ini mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman secara optimal.
Menurut Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih, pohon rambutan yang baik ditandai dengan akar yang kuat, tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu bertahan dalam kondisi tanah yang kurang subur. Jenis tanah yang ideal untuk cara menanam rambutan adalah tanah lempung yang gembur, kaya bahan organik, dan memiliki drainase baik dengan pH sekitar 5,5-6,5.
Media tanam yang tepat sangat menentukan keberhasilan budidaya. Tanah harus memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak terlalu padat agar sistem perakaran dapat berkembang dengan maksimal. Campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 menjadi komposisi ideal untuk media tanam rambutan.
Metode generatif menjadi salah satu cara menanam rambutan yang dapat dilakukan dengan mudah. Langkah pertama adalah memilih biji berkualitas dari buah rambutan yang sudah matang sempurna dengan daging buah yang besar dan manis.
Persiapan Biji Rambutan:
Proses Penyemaian:
Biji rambutan biasanya akan berkecambah dalam waktu 10-25 hari setelah penanaman. Setelah kecambah memiliki 2-3 helai daun, bibit siap dipindahkan ke media tanam yang lebih besar atau polybag. Cara menanam rambutan dari biji memang membutuhkan waktu lebih lama untuk berbuah, yaitu sekitar 5-7 tahun, namun tanaman yang dihasilkan cenderung lebih kuat dan tahan terhadap kondisi lingkungan.
Teknik cangkok menjadi metode vegetatif yang paling populer dalam cara menanam rambutan karena dapat menghasilkan tanaman dengan karakteristik sama persis dengan induknya. Metode ini juga mempercepat masa panen menjadi hanya 2-3 tahun setelah penanaman.
Alat dan Bahan yang Diperlukan:
Langkah-langkah Mencangkok:
Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, setelah 1-2 bulan, akar akan mulai tumbuh dan terlihat dari balutan. Ketika akar sudah cukup banyak dan kuat, cabang dapat dipotong dan dipindahkan ke polybag atau pot dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang. Cara menanam rambutan dengan metode cangkok ini lebih disukai petani karena efisiensi waktu dan kualitas buah yang terjamin.
Setelah bibit siap, baik dari biji maupun cangkok, tahap selanjutnya dalam cara menanam rambutan adalah pemindahan ke lahan tanam permanen. Persiapan lahan yang baik akan menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman hingga masa produktif.
Persiapan Lahan Tanam:
Proses Penanaman:
Perawatan Rutin:
Cara menanam rambutan di lahan terbuka memberikan hasil lebih optimal dibanding dalam pot karena ruang gerak akar tidak terbatas. Namun untuk lahan terbatas, penanaman dalam pot berdiameter 50 cm hingga 1 meter tetap dapat dilakukan dengan penambahan media tanam berupa sekam bakar dan sabut kelapa untuk memperkaya unsur hara.
Keberhasilan cara menanam rambutan tidak hanya ditentukan oleh teknik budidaya, tetapi juga kemampuan mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang. Pengendalian yang tepat akan menjaga produktivitas tanaman hingga masa panen.
Jenis Hama yang Sering Menyerang:
Penyakit Umum Rambutan:
Pengendalian Hama dan Penyakit:
Pemangkasan dan Pemeliharaan:
Pemangkasan merupakan bagian penting dalam cara menanam rambutan untuk menjaga produktivitas. Potong cabang yang tidak produktif, rusak, atau mati agar nutrisi terfokus pada cabang produktif. Pemangkasan juga memperbaiki sirkulasi udara dan penetrasi cahaya matahari ke seluruh bagian pohon.
Waktu dan Cara Pemanenan:
Masa panen rambutan sangat bergantung pada metode perbanyakan yang digunakan. Rambutan dari cangkok mulai berbuah pada usia 2-3 tahun, sedangkan dari biji memerlukan waktu 5-7 tahun. Buah rambutan siap panen ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi merah cerah atau kuning kemerahan, tergantung varietasnya. Pemanenan dilakukan dengan memotong tandan buah menggunakan gunting atau galah berpisau untuk menghindari kerusakan pada cabang produktif.
Cara menanam rambutan dari biji membutuhkan waktu lebih lama untuk berbuah, yaitu sekitar 5-7 tahun setelah penanaman. Namun, dengan perawatan intensif dan pemupukan yang tepat, masa berbuah dapat dipercepat menjadi sekitar 4-5 tahun. Tanaman dari biji cenderung lebih kuat dan tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem.
Metode cangkok dalam cara menanam rambutan memiliki beberapa keuntungan utama. Pertama, tanaman hasil cangkok akan berbuah lebih cepat yaitu 2-3 tahun. Kedua, sifat dan kualitas buah akan sama persis dengan pohon induknya. Ketiga, ukuran dan rasa buah lebih terjamin konsistensinya dibanding tanaman dari biji yang bersifat acak.
Pilih pohon indukan yang sehat, tidak terserang hama dan penyakit, dengan daun berwarna hijau mengkilap. Pohon harus produktif dengan buah berkualitas baik, berukuran besar, dan rasa manis. Pilih cabang yang lurus, berdiameter 3 cm, dan berumur minimal 5 bulan untuk hasil cangkok yang optimal.
Ya, cara menanam rambutan dalam pot sangat memungkinkan terutama untuk lahan terbatas. Gunakan pot berdiameter minimal 50 cm hingga 1 meter dengan media tanam campuran tanah, kompos, pupuk kandang, sekam bakar, dan sabut kelapa. Pastikan pot memiliki lubang drainase yang baik dan letakkan di tempat yang mendapat sinar matahari cukup.
Jarak tanam ideal dalam cara menanam rambutan adalah 8-12 meter antar pohon. Jarak ini memberikan ruang tumbuh yang cukup untuk perkembangan tajuk dan sistem perakaran. Jarak yang tepat juga memudahkan perawatan, pemanenan, dan mencegah persaingan nutrisi antar tanaman.
Pupuk dasar yang digunakan adalah campuran pupuk kandang dan kompos saat persiapan lahan. Setelah tanaman berusia 6 bulan, berikan pupuk NPK dengan kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium seimbang. Untuk tanaman produktif berusia 2 tahun ke atas, berikan pupuk kandang dicampur TSP dengan perbandingan 1:2 setiap 3-4 bulan sekali.
Kerontokan buah sebelum matang biasanya disebabkan oleh kekurangan air, serangan hama, atau defisiensi nutrisi. Pastikan penyiraman rutin terutama saat pembentukan buah, lakukan pengendalian hama dengan insektisida, dan berikan pupuk kalium untuk memperkuat tangkai buah. Jaga kelembapan tanah tetap stabil dan hindari stres air pada tanaman.