Kapanlagi.com - Telur merupakan salah satu bahan pangan yang sering ditemukan di dapur rumah tangga Indonesia. Namun, tidak semua orang memahami cara mencuci telur yang benar untuk menjaga kualitas dan keamanannya.
Banyak orang beranggapan bahwa mencuci telur dengan air mengalir adalah cara terbaik untuk membersihkannya. Padahal, metode ini justru dapat membahayakan kualitas telur dan memperpendek masa simpannya.
Memahami teknik pembersihan telur yang tepat sangat penting untuk mencegah kontaminasi bakteri dan menjaga kesegaran telur. Artikel ini akan membahas secara lengkap cara mencuci telur yang benar beserta alasan ilmiah di baliknya.
Telur memiliki lapisan pelindung alami yang disebut kutikula atau bloom pada permukaan cangkangnya. Lapisan ini berfungsi sebagai barier untuk mencegah bakteri dan udara masuk ke dalam telur melalui pori-pori cangkang yang berjumlah ribuan. Ketika telur dicuci dengan air, terutama air dingin, lapisan pelindung ini dapat rusak atau hilang, sehingga membuka jalan bagi bakteri untuk masuk.
Cangkang telur yang terlihat kotor memang mengundang keinginan untuk segera membersihkannya. Namun, kotoran yang menempel pada permukaan telur sebaiknya tidak langsung dibilas dengan air mengalir karena dapat menyebabkan air beserta bakteri yang ada di permukaan masuk ke dalam telur. Proses ini terjadi karena perbedaan tekanan dan suhu yang memaksa cairan masuk melalui pori-pori cangkang.
Menurut U.S. Department of Agriculture (USDA), telur sebaiknya tidak dicuci sebelum disimpan karena proses pencucian dapat menghilangkan lapisan pelindung alami dan meningkatkan risiko kontaminasi bakteri seperti Salmonella. Lapisan kutikula ini sangat penting untuk mempertahankan kesegaran telur selama penyimpanan.
Pemahaman tentang struktur dan sifat alami telur ini menjadi dasar mengapa cara mencuci telur yang benar harus dilakukan dengan metode khusus. Bukan berarti telur tidak boleh dibersihkan sama sekali, tetapi harus menggunakan teknik yang tidak merusak lapisan pelindungnya agar telur tetap aman dan awet untuk dikonsumsi.
Metode dry washing atau pembersihan kering adalah cara paling direkomendasikan untuk membersihkan telur yang baru dibeli dari pasar atau warung. Teknik ini dilakukan tanpa menggunakan air sehingga lapisan pelindung alami telur tetap terjaga dengan baik.
Metode dry washing ini sangat efektif untuk membersihkan telur tanpa menghilangkan lapisan pelindung alaminya. Teknik ini juga lebih praktis karena tidak memerlukan proses pengeringan setelahnya dan telur dapat langsung disimpan.
Meskipun metode kering lebih direkomendasikan, ada situasi tertentu di mana mencuci telur dengan air menjadi pilihan yang lebih tepat. Cara mencuci telur yang benar dengan air harus memperhatikan beberapa hal penting agar tidak merusak kualitas telur.
Penting untuk diingat bahwa mencuci telur dengan air sebaiknya menjadi pilihan terakhir dan hanya dilakukan ketika benar-benar diperlukan, seperti ketika telur sangat kotor atau akan segera digunakan untuk memasak.
Banyak kesalahan yang sering dilakukan masyarakat dalam membersihkan telur yang justru dapat membahayakan kesehatan. Memahami kesalahan-kesalahan ini penting agar dapat menerapkan cara mencuci telur yang benar dan aman.
Kesalahan pertama adalah mencuci telur segera setelah membeli dan kemudian menyimpannya untuk jangka waktu lama. Praktik ini sangat tidak dianjurkan karena menghilangkan lapisan pelindung alami telur, membuat telur lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri dan mempercepat proses pembusukan. Telur yang sudah dicuci akan memiliki masa simpan yang jauh lebih pendek dibandingkan telur yang tidak dicuci.
Kesalahan kedua adalah menggunakan air dingin atau air es untuk mencuci telur. Suhu air yang lebih dingin dari suhu telur akan menyebabkan kontraksi pada isi telur, menciptakan tekanan negatif yang menarik air beserta bakteri masuk melalui pori-pori cangkang. Hal ini meningkatkan risiko kontaminasi internal pada telur yang sebenarnya masih segar.
Kesalahan ketiga adalah merendam telur dalam wadah berisi air untuk membersihkannya. Merendam telur memberikan waktu lebih lama bagi air dan bakteri untuk menembus cangkang melalui pori-pori. Selain itu, jika beberapa telur direndam bersamaan dalam satu wadah, bakteri dari satu telur yang kotor dapat menyebar ke telur lainnya melalui air rendaman.
Kesalahan keempat adalah menggunakan sabun, deterjen, atau bahan kimia pembersih untuk mencuci telur. Cangkang telur yang berpori dapat menyerap bahan kimia ini, yang kemudian dapat mencemari isi telur dan berbahaya jika dikonsumsi. Bahkan sabun cuci piring yang dianggap aman untuk peralatan makan tidak boleh digunakan untuk mencuci telur karena dapat meninggalkan residu berbahaya.
Setelah memahami cara membersihkan telur dengan benar, langkah selanjutnya yang tidak kalah penting adalah menyimpan telur dengan tepat. Penyimpanan yang benar akan memaksimalkan kesegaran dan keamanan telur untuk dikonsumsi.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), telur yang disimpan dengan benar di kulkas dapat mempertahankan kualitas dan keamanannya lebih lama dibandingkan yang disimpan di suhu ruang. Penyimpanan di suhu dingin memperlambat pertumbuhan bakteri dan menjaga kesegaran telur.
Mengetahui cara mengenali telur yang masih segar sangat penting untuk memastikan keamanan pangan keluarga. Beberapa metode sederhana dapat dilakukan untuk memeriksa kesegaran telur sebelum digunakan.
Tes apung adalah metode paling populer untuk mengecek kesegaran telur. Masukkan telur ke dalam gelas berisi air, jika telur tenggelam dan berbaring horizontal di dasar gelas, telur masih sangat segar. Jika telur berdiri tegak di dasar atau sedikit terangkat, telur masih aman dikonsumsi tetapi sebaiknya segera digunakan. Namun, jika telur mengapung di permukaan air, telur sudah tidak segar dan sebaiknya dibuang karena kantung udara di dalamnya sudah membesar akibat penguapan.
Pemeriksaan visual juga dapat dilakukan dengan cara memecahkan telur di piring datar. Telur segar memiliki kuning telur yang bulat, menonjol, dan tidak mudah pecah, sementara putih telurnya kental dan tidak menyebar terlalu lebar. Jika kuning telur mudah pecah dan putih telur sangat encer serta menyebar lebar, telur sudah tidak segar. Perhatikan juga warna dan bau telur, jika ada perubahan warna yang tidak normal atau bau tidak sedap, segera buang telur tersebut.
Tes goncangan dapat dilakukan dengan menggoyang telur dekat telinga. Telur segar tidak akan mengeluarkan suara karena isinya masih penuh dan padat. Jika terdengar suara seperti ada cairan yang bergoyang di dalam, telur sudah tidak segar karena kantung udara di dalamnya sudah membesar dan isi telur sudah menyusut.
Pemeriksaan cangkang juga penting dilakukan. Cangkang telur segar terlihat sedikit kasar dan tidak terlalu mengkilap. Jika cangkang terlihat sangat licin dan mengkilap, bisa jadi lapisan pelindung alaminya sudah hilang. Periksa juga apakah ada retakan atau kerusakan pada cangkang karena telur dengan cangkang retak lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri dan harus segera digunakan atau dibuang jika sudah terlalu lama.
Tidak, telur sebaiknya tidak dicuci sebelum disimpan di kulkas karena proses pencucian akan menghilangkan lapisan pelindung alami (kutikula) yang berfungsi mencegah bakteri masuk ke dalam telur. Cukup bersihkan dengan kain kering jika ada kotoran yang menempel, dan cuci telur hanya sesaat sebelum akan digunakan untuk memasak.
Air dingin dapat menyebabkan kontraksi pada isi telur sehingga menciptakan tekanan negatif yang menarik air beserta bakteri masuk melalui pori-pori cangkang. Jika harus mencuci dengan air, gunakan air hangat dengan suhu sekitar 40-45 derajat Celsius yang lebih tinggi dari suhu telur untuk mencegah kontaminasi.
Telur yang sudah dicuci dengan air memiliki masa simpan yang lebih pendek karena lapisan pelindungnya sudah hilang. Jika disimpan di kulkas dengan suhu 4 derajat Celsius atau lebih rendah, telur yang sudah dicuci dapat bertahan sekitar 1-2 minggu. Namun sebaiknya telur dicuci hanya sesaat sebelum digunakan agar kualitasnya tetap optimal.
Tidak boleh, sabun atau deterjen tidak boleh digunakan untuk mencuci telur karena cangkang telur yang berpori dapat menyerap bahan kimia tersebut. Residu sabun dapat mencemari isi telur dan berbahaya jika dikonsumsi. Cukup gunakan air bersih tanpa sabun jika memang harus mencuci telur dengan air.
Untuk telur yang sangat kotor, gunakan metode dry washing dengan kain kasar atau spons kering untuk menggosok kotoran yang menempel. Jika kotoran sangat membandel, Anda dapat menggunakan amplas halus atau sikat lembut khusus. Jika terpaksa menggunakan air, gunakan air hangat dan segera keringkan, lalu simpan di kulkas atau langsung gunakan untuk memasak.
Telur dari pasar tradisional memang cenderung lebih kotor karena belum melalui proses pembersihan industri seperti telur di supermarket. Namun, telur pasar tradisional biasanya masih memiliki lapisan pelindung alami yang utuh. Bersihkan dengan metode kering sebelum disimpan, dan telur akan tetap aman dan awet untuk dikonsumsi.
Simpan telur di kulkas pada suhu 4 derajat Celsius atau lebih rendah, gunakan wadah tertutup atau karton aslinya, dan posisikan ujung runcing menghadap ke bawah. Jangan simpan telur di pintu kulkas karena suhu di sana tidak stabil. Telur yang disimpan dengan benar dapat bertahan hingga 3-5 minggu dengan kualitas yang tetap baik.