Kapanlagi.com - Bawang merah tidak hanya bermanfaat sebagai bumbu dapur, tetapi juga memiliki khasiat luar biasa untuk pertumbuhan tanaman. Umbi yang memiliki nama latin Allium Ascalonicum ini mengandung hormon alami yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan tunas tanaman secara optimal.
Penggunaan bawang merah untuk tanaman menjadi alternatif ramah lingkungan yang semakin populer di kalangan petani dan pecinta tanaman. Kandungan senyawa aktif di dalamnya mampu menggantikan fungsi zat pengatur tumbuh kimia yang berpotensi merusak ekosistem tanah.
Cara menggunakan bawang merah untuk tanaman sangat beragam, mulai dari perendaman benih, aplikasi pada stek batang, hingga sebagai pestisida nabati. Metode-metode ini telah terbukti efektif meningkatkan produktivitas tanaman tanpa menimbulkan efek samping berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Bawang merah sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) alami merupakan solusi organik yang mengandung hormon pertumbuhan penting bagi tanaman. Umbi lapis bawang merah menghasilkan hormon auksin alami berupa IAA (Indole Acetic Acid) dan giberelin yang berperan vital dalam proses metabolisme tanaman.
Hormon auksin yang terkandung dalam bawang merah memiliki fungsi utama dalam pembesaran, pemanjangan, dan pembelahan sel tanaman. Selain itu, hormon ini juga mempengaruhi metabolisme asam nukleat yang penting untuk pertumbuhan optimal tanaman, terutama pada fase awal perkembangan akar dan tunas.
Kandungan giberelin dalam bawang merah berperan mengawasi seluruh bagian tanaman, termasuk merangsang proses perkecambahan biji. Hormon ini juga membantu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil, pertambahan akar, serta diameter batang secara signifikan.
Bawang merah juga mengandung senyawa allicin yang bersifat antibakteri, antijamur, dan antiserangga. Ketika bawang merah dihancurkan, akan terbentuk senyawa allithiamin yang dapat memperlancar metabolisme pada jaringan tumbuhan serta bersifat fungisida dan bakterisida untuk melindungi tanaman dari serangan patogen.
Pembuatan larutan bawang merah sebagai zat perangsang tumbuh sangat mudah dilakukan di rumah dengan bahan-bahan sederhana. Proses pembuatan yang tepat akan menghasilkan larutan ZPT berkualitas yang efektif merangsang pertumbuhan tanaman.
Bahan dan Alat yang Diperlukan:
Langkah-Langkah Pembuatan:
Larutan bawang merah yang telah jadi sebaiknya segera diaplikasikan atau disimpan dalam kulkas untuk menjaga kualitasnya. Hindari menyimpan larutan terlalu lama karena dapat mengurangi efektivitas hormon yang terkandung di dalamnya.
Aplikasi bawang merah pada tahap pembibitan dan persemaian sangat penting untuk memastikan pertumbuhan awal tanaman yang optimal. Metode perendaman dengan larutan bawang merah terbukti efektif meningkatkan daya tumbuh benih dan memperkuat sistem perakaran bibit.
Untuk Persemaian Benih:
Untuk Pembibitan atau Transplanting:
Cara menggunakan bawang merah untuk tanaman pada fase pembibitan ini sangat efektif karena hormon auksin yang terkandung di dalamnya merangsang pembentukan akar adventif. Proses ini membantu tanaman memiliki sistem perakaran yang kuat sejak awal pertumbuhan.
Perbanyakan tanaman melalui metode stek dan cangkok memerlukan bantuan zat perangsang tumbuh untuk mempercepat pembentukan akar. Bawang merah menjadi pilihan tepat sebagai ZPT alami yang aman dan efektif untuk kedua metode perbanyakan ini.
Cara Menggunakan untuk Stek Batang:
Cara Menggunakan untuk Cangkok:
Penggunaan bawang merah untuk stek dan cangkok membantu mempercepat proses pembentukan akar hingga 30-40 persen lebih cepat dibandingkan tanpa perlakuan. Kandungan hormon rhizokalin alami dalam bawang merah sangat efektif merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang yang distek atau dicangkok.
Bawang merah tidak hanya berfungsi sebagai zat perangsang tumbuh, tetapi juga dapat diolah menjadi pestisida nabati yang efektif mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Senyawa allicin yang terkandung dalam bawang merah bersifat antibakteri, antijamur, dan antiserangga yang mampu melindungi tanaman secara alami.
Pestisida dari Umbi Bawang Merah:
Pestisida dari Kulit Bawang Merah:
Kulit bawang merah mengandung senyawa aktif seperti acetogenin dan flavonoid yang berfungsi sebagai anti hama. Selain itu, kulit bawang juga mengandung minyak atsiri yang efektif sebagai penolak serangga seperti ulat, kutu, dan berbagai jenis hama lainnya.
Pestisida nabati dari bawang merah sangat aman bagi lingkungan dan manusia karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Aplikasi rutin setiap 2-3 hari sekali akan memberikan perlindungan optimal bagi tanaman dari serangan hama dan penyakit.
Keberhasilan penggunaan bawang merah untuk tanaman sangat bergantung pada cara aplikasi dan penyimpanan yang tepat. Pemahaman mengenai dosis, waktu aplikasi, dan metode penyimpanan akan memaksimalkan manfaat larutan bawang merah bagi pertumbuhan tanaman.
Dosis dan Cara Aplikasi:
Cara Penyimpanan yang Benar:
Kombinasi bawang merah dengan bahan alami lain dapat meningkatkan efektivitasnya. Misalnya, mencampurkan larutan bawang merah dengan air cucian beras dengan perbandingan 1:1 dapat memberikan nutrisi tambahan bagi tanaman. Untuk aplikasi sebagai fungisida, bawang merah dapat dicampur dengan bawang putih dalam jumlah yang sama.
Perlu diperhatikan bahwa larutan bawang merah sebaiknya langsung diaplikasikan setelah dibuat untuk mendapatkan hasil maksimal. Jika harus disimpan, pastikan kondisi penyimpanan tetap dingin dan tertutup rapat agar kandungan hormon dan senyawa aktifnya tidak cepat rusak.
Ya, bawang merah dapat digunakan untuk hampir semua jenis tanaman, baik tanaman hias, sayuran, buah-buahan, maupun tanaman pangan. Kandungan hormon alami dalam bawang merah bersifat universal dan aman untuk berbagai jenis tanaman tanpa menimbulkan efek samping negatif.
Efek larutan bawang merah pada tanaman umumnya bertahan selama 7-10 hari. Oleh karena itu, aplikasi sebaiknya dilakukan secara rutin setiap minggu untuk mendapatkan hasil yang optimal dan konsisten dalam merangsang pertumbuhan tanaman.
Sebaiknya hindari mencampurkan larutan bawang merah langsung dengan pupuk kimia karena dapat mengurangi efektivitas hormon alami yang terkandung di dalamnya. Jika ingin menggunakan keduanya, berikan jarak waktu minimal 2-3 hari antara aplikasi larutan bawang merah dan pupuk kimia.
Larutan bawang merah yang masih layak digunakan memiliki aroma khas bawang yang tidak terlalu menyengat, warna yang masih jernih atau sedikit keruh, dan tidak berbau busuk. Jika larutan sudah berubah warna menjadi gelap atau berbau tidak sedap, sebaiknya tidak digunakan lagi.
Kulit bawang merah memiliki kandungan senyawa aktif yang berbeda dengan umbinya. Kulit lebih efektif sebagai pestisida nabati karena mengandung acetogenin dan flavonoid, sedangkan umbi lebih efektif sebagai zat perangsang tumbuh karena kandungan hormon auksin dan giberelinnya lebih tinggi.
Hasil aplikasi bawang merah pada tanaman biasanya mulai terlihat setelah 7-14 hari, tergantung jenis tanaman dan kondisi lingkungan. Untuk stek dan cangkok, pembentukan akar dapat terlihat lebih cepat sekitar 5-7 hari setelah aplikasi pertama.
Penggunaan bawang merah yang berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak seimbang, seperti pertumbuhan daun yang terlalu cepat namun akar lemah. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan tidak mengaplikasikan terlalu sering agar pertumbuhan tanaman tetap seimbang dan sehat.