Fais (Dimas Seto), putra dari KH Abdullah (Hengki Tornando), pemilik pondok pesantren tahfidz Al Mubarak, harus menerima takdir untuk meneruskan wasiat ayahnya, mengurus pesantren gratis bagi anak yatim dan dhuafa. 

Bagi Fais, hal ini bukan masalah besar. Ia sudah mapan, sukses secara finansial dan memiliki dasar agama yang kuat.

Namun, satu hal menjadi beban pikiran bagi Fais dan istrinya, Dania (Dhini Aminarti). Wasiat pesantren itu mengharuskan pemimpinnya adalah seorang laki-laki dari keturunan langsung keluarga. 

Padahal, Dania tidak bisa lagi memiliki anak lagi setelah rahimnya harus diangkat ketika melahirkan anak pertama mereka, Arumi.

Beberapa kali pesantren sempat dicoba diurus oleh orang lain di luar garis keluarga, tapi hasilnya selalu berbeda, niat dan arah pengelolaannya tak lagi sejalan dengan semangat awal sang pendiri. 

Akhirnya, amanat itu hanya bisa diwariskan kepada anak-cucu dari darah daging keluarga sendiri, demi menjaga kemurnian niat.

Kini, Dania berada di persimpangan, antara harus memilih antara kebahagiaan pribadinya atau pengabdian pada amanat suci untuk para santri yatim. 

Film ini disutradarai oleh sutradara berbakat Puadin Redi yang sebelumnya sempat menggarap mini series bertajuk The Love Language.