A USEFUL GHOST bercerita tentang Nat, seorang hantu muda yang menolak kematiannya. Diperankan oleh Davika Hoorne, Nat memilih tinggal di sebuah vacuum cleaner untuk bisa terus mencari suaminya, March (Witsarut Himmarat). Pilihan ini membuat penonton melihat hal-hal horor dengan cara baru, tidak menakutkan, tapi justru hangat dan penuh makna.

Awalnya, March dan keluarganya menolak kehadiran Nat yang datang dari alam lain. Namun, ketika menyadari ada kegunaan di balik keberadaannya, keluarga itu perlahan menerima. Meski akhirnya keluarga March menerima kehadiran Nat, penerimaan itu punya konsekuensi. Nat tidak bisa hanya mengejar cintanya sendiri, ia dituntut menjalankan tugas besar sebagai penghubung bagi roh-roh lain.

Nat tidak hanya ingin kembali pada suaminya, tapi juga mendapat tugas untuk membantu roh-roh gentayangan menemukan jalan ke akhirat. Artinya, ia punya tanggung jawab lebih besar, bukan sekadar urusan pribadi, tapi juga membantu jiwa-jiwa lain yang terjebak di dunia.

Roh-roh yang ditemui Nat ternyata adalah orang-orang yang meninggal dalam peristiwa politik Thailand, mulai dari korban kerusuhan, represi, hingga perjuangan demokrasi selama puluhan tahun. Dengan begitu, film ini mengaitkan kisah pribadi Nat dengan luka yang pernah dialami masyarakat Thailand.

Dengan latar belakang sebagai penulis dan kritikus film, Ratchapoom Boonbunchachoke berhasil meramu cerita personal Nat dengan isu sosial-politik yang lebih luas, sehingga A USEFUL GHOST terasa akrab sekaligus berbeda.

Setelah mencetak prestasi gemilang dengan meraih Grand Prix di Critics Week Cannes, A USEFUL GHOST kini melanjutkan perjalanannya ke Busan International Film Festival 2025. Film ini menjadi salah satu yang paling ditunggu. Gabungan fantasi, drama keluarga, dan sejarah politik membuat A USEFUL GHOST sulit disematkan ke satu genre. Namun justru itu yang membuatnya unik, di mana penonton bisa merasakan horor, haru, sekaligus refleksi sejarah.