Kapanlagi.com - Sejumlah anime pernah tayang di televisi lokal Indonesia, sehingga bisa ditonton secara gratis oleh khalayak ramai. Akan tetapi, anime-anime tersebut pastinya harus dipantau secara berkala oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang tugasnya memastikan semua tayangan benar-benar 'bersih' alias tidak mengandung unsur-unsur negatif.
Tak ayal jika akhirnya beberapa judul anime pernah 'bermasalah' dengan KPI. Ada sejumlah judul yang sempat ditegur, bahkan sampai dilarang tayang karena mengandung beberapa adegan yang dinilai kurang pantas untuk disiarkan.
Penasaran apa saja daftarnya? Simak di bawah ini..
Seri komedi tentang petualangan harian bocah TK bernama Shinnosuke Shin-chan Nohara dan keluarganya di kota Kasukabe; terkenal dengan humor nakal, plesetan budaya Jepang, dan adegan anak yang bertingkah dewasa.
Alasan KPI menentang / memberi teguran: KPI menilai sejumlah adegan (termasuk guyonan seksual, gesture/adegan yang dianggap 'pornografi' atau tidak pantas untuk anak-anak) tidak layak ditayangkan pada jam tayang anak. KPI meminta stasiun menayangkan versi yang disunting atau memindahkan tayang ke jam yang lebih larut/terbatas. (surat peringatan & liputan media 2014).
Shinichi Kudo, detektif SMA dikenai racun sehingga tubuhnya mengecil jadi anak SD (berganti nama jadi Conan Edogawa). Meski kecil, ia terus memecahkan kasus pembunuhan dan kejahatan sambil menyembunyikan identitas aslinya.
Alasan KPI menentang / memberi teguran: KPI khawatir adegan berulang yang menampilkan trik pembunuhan, modus kriminal, dan kasus-kasus pembunuhan dapat 'mengajarkan' atau menstimulasi perilaku berbahaya bagi penonton muda. Karena itu beberapa kali KPI memberi teguran atau rekomendasi pembatasan untuk penayangan di TV nasional.
Kisah Naruto Uzumaki, ninja muda yang bercita-cita diakui oleh desanya; berisi misi, pertarungan seni bela diri, serta tema persahabatan dan pengorbanan.
Alasan KPI menentang / memberi teguran: Pada periode pemantauan (mis. 2008–2009) KPI menegaskan bahwa unsur kekerasan dalam beberapa tayangan anak (termasuk adegan pertempuran di anime seperti Naruto) perlu diperhatikan, KPI memberi teguran dan/atau rekomendasi agar adegan yang mudah ditiru anak disunting atau ditayangkan pada jam yang sesuai.
Petualangan bajak laut Monkey D. Luffy dan kru Topi Jeraminya mencari harta legendaris One Piece; kombinasi aksi, humor, dan tema persahabatan.
Alasan KPI menentang / memberi teguran: KPI pernah memberi teguran atau mengingatkan stasiun soal sejumlah dialog kasar, ucapan kekerasan, atau adegan yang dinilai kurang tepat untuk jam tayang anak, media melaporkan KPI memberi perhatian khusus pada One Piece di masa lalu (teguran lebih bersifat: edit/bleep atau pindah jam daripada pelarangan total).
Ichigo Kurosaki memperoleh kekuatan Soul Reaper untuk melindungi manusia dari roh jahat (Hollows) dan membantu arwah yang pergi; seri penuh aksi supernatural.
Alasan KPI menentang / memberi teguran: Dalam pemantauan periode 2008 KPI memberi teguran untuk beberapa judul yang menampilkan unsur mistis/kekerasan (termasuk Bleach), dengan penekanan bahwa program anak perlu menghindari adegan yang terlalu menonjolkan unsur mistis atau kekerasan yang mudah ditiru.
Petualangan Haru Glory yang membawa pedang Rave untuk melawan organisasi jahat dan mengumpulkan sisa-sisa 'Rave', gabungan aksi fantasi dan drama shonen.
Alasan KPI menentang / diberi pembatasan: Di sejumlah liputan populer disebut bahwa Rave Master sempat facing masalah karena unsur pakaian seksi dan adegan yang dianggap tak cocok untuk penonton anak; kombinasi tema kekerasan dan fanservice membuat stasiun disarankan berhati-hati. (laporan populer & daftar artikel agregator).
Cerita tentang Itsuki 'Ikki' Minami dan teman-temannya yang mengeksplorasi dunia balap/petualangan menggunakan 'Air Trecks' (sepatu roda canggih), paduan aksi dan gaya jalanan.
Alasan KPI menentang / diberi pembatasan: Karena menampilkan aksi berbahaya, trik ekstrem, dan unsur kekerasan fisik, anime seperti Air Gear termasuk yang direkomendasikan untuk penayangan hati-hati atau pembatasan jam agar anak-anak tidak meniru aksi berbahaya.