Kapanlagi.com - Dunia perfilman Jepang memang selalu menarik untuk dijelajahi, dengan beragam genre dan tema yang disajikan, mulai dari drama romantis yang menyentuh hati, aksi laga yang mendebarkan, hingga horor yang mencekam.
Salah satu tema yang cukup unik dan seringkali menghadirkan cerita menarik adalah film Jepang bertema cross dressing atau ketika para pemerannya berpakaian seperti lawan jenis. Tema ini bisa muncul dalam berbagai konteks, baik sebagai bagian dari penyamaran, ekspresi diri, atau bahkan akibat fenomena supernatural yang tak terduga.
Nah, buat kamu yang penasaran, Kapanlagi.com sudah merangkum 10 film Jepang bertema cross dressing yang patut kamu tonton. Siapkan dirimu untuk kisah-kisah yang penuh tawa, haru, dan tentunya, kejutan!
Kamu bisa juga cek informasi tentang dunia perfilman Jepang di Liputan6.com.
Film ini merupakan adaptasi live-action dari serial manga populer dengan judul yang sama. Kisahnya berpusat pada Haruhi Fujioka, seorang siswi beasiswa sederhana yang secara tidak sengaja memecahkan vas mahal di Ouran Academy, sekolah elit untuk anak-anak orang kaya. Untuk melunasi hutangnya, Haruhi dipaksa bergabung dengan Host Club sekolah, sebuah kelompok siswa tampan yang menghibur siswi-siswi lain.
Karena penampilannya yang androgini, Haruhi awalnya dikira laki-laki dan harus menyamar sebagai anggota laki-laki di klub tersebut, menciptakan berbagai situasi kocak. Film ini memiliki rating 7.2/10 di IMDb. Dibintangi oleh Haruna Kawaguchi sebagai Haruhi Fujioka, Yusuke Yamamoto sebagai Tamaki Suoh, Shunsuke Daito sebagai Kyoya Ootori, Ryo Ryusei sebagai Mitsukuni Haninozuka, Masaya Nakamura sebagai Takashi Morinozuka, Yudai Chiba sebagai Hikaru Hitachiin, dan Koji Seto sebagai Kaoru Hitachiin.
Film ini bercerita tentang Tsukimi Kurashita, seorang otaku yang terobsesi dengan ubur-ubur dan tinggal di sebuah apartemen khusus wanita bernama Amamizukan, yang melarang pria masuk. Suatu malam, ia bertemu dengan seorang wanita cantik dan modis yang membantunya menyelamatkan ubur-ubur.
Wanita tersebut ternyata adalah Kuranosuke Koibuchi, putra seorang politikus kaya yang gemar cross-dressing dan menyamar sebagai wanita untuk melarikan diri dari kehidupannya yang membosankan, membawa sentuhan humor dan romansa unik. Film ini mendapatkan rating 7.0/10 di IMDb. Para pemainnya meliputi Rena Nounen sebagai Tsukimi Kurashita, Masaki Suda sebagai Kuranosuke Koibuchi, Hiroki Hasegawa sebagai Shu Koibuchi, Chizuru Ikewaki sebagai Banba, Rina Ohta sebagai Mayaya, dan Tomoe Shinohara sebagai Jiji.
Berlatar belakang Revolusi Prancis, film klasik ini mengisahkan Oscar François de Jarjayes, seorang wanita yang dibesarkan sebagai pria oleh ayahnya untuk menjadi komandan Pengawal Kerajaan. Ia hidup dan bertugas sebagai pria di istana Versailles, berinteraksi dengan Marie Antoinette dan tokoh-tokoh sejarah lainnya, sambil bergulat dengan identitas gender dan perasaannya yang kompleks.
Film ini memiliki rating 6.9/10 di IMDb. Dibintangi oleh Catriona MacColl sebagai Oscar François de Jarjayes, Barry Stokes sebagai André Grandier, Christine Böhm sebagai Marie Antoinette, dan Jonas Bergström sebagai Hans Axel von Fersen.
Film TV spesial ini diadaptasi dari manga populer, mengisahkan Ranma Saotome, seorang seniman bela diri yang dikutuk untuk berubah menjadi seorang gadis setiap kali ia terkena air dingin, dan kembali menjadi laki-laki saat terkena air panas.
Kisah ini menampilkan kekacauan dan komedi yang timbul dari kondisi Ranma yang terus-menerus berubah gender, serta hubungannya yang rumit dengan tunangannya, Akane Tendo. Film TV ini mendapatkan rating 7.0/10 di IMDb. Pemeran utamanya adalah Kento Kaku sebagai Ranma Saotome (laki-laki), Natsuna Watanabe sebagai Ranma Saotome (perempuan), Yui Aragaki sebagai Akane Tendo, Arata Furuta sebagai Genma Saotome, dan Kyoko Hasegawa sebagai Nodoka Saotome.
Film fantasi samurai ini mengisahkan Putri Shizu, satu-satunya yang selamat dari pembantaian keluarganya. Untuk melarikan diri dari musuh-musuhnya, ia menyamar sebagai seorang prajurit laki-laki dan memulai perjalanan epik untuk menemukan delapan samurai legendaris yang ditakdirkan untuk melindunginya. Penyamaran gender ini menjadi elemen penting dalam petualangannya yang penuh aksi dan intrik. Film ini memiliki rating 6.4/10 di IMDb. Dibintangi oleh Hiroko Yakushimaru sebagai Putri Shizu, Hiroyuki Sanada sebagai Shinbei, Sonny Chiba sebagai DÅsetsu, dan Kenji Sawada sebagai Tamazusa.
Film ini menyajikan kisah yang menyentuh tentang Nagisa, seorang wanita transgender yang bekerja sebagai penari di sebuah klub di Shinjuku, Tokyo. Hidupnya berubah ketika ia terpaksa merawat Ichika, keponakannya yang remaja dan diabaikan oleh ibunya. Film ini mengeksplorasi tema identitas gender, penerimaan, dan ikatan keluarga yang tidak konvensional, dengan Nagisa yang menjalani hidupnya sebagai seorang wanita, yang melibatkan cross-dressing dari perspektif biologisnya. Film ini sangat diakui dan memiliki rating 7.7/10 di IMDb. Para pemainnya adalah Tsuyoshi Kusanagi sebagai Nagisa, Misaki Hattori sebagai Ichika Sakurada, Asami Mizukawa sebagai Nagi, dan Tomorowo Taguchi sebagai Mama.
Kisah ini berpusat pada Tomo, seorang gadis remaja yang diabaikan oleh ibunya, menemukan kenyamanan dan kasih sayang di rumah pamannya, Makio, dan pacar transgender Makio, Rinko. Rinko, yang terlahir sebagai laki-laki namun hidup sebagai wanita, menunjukkan kasih sayang keibuan kepada Tomo dan mengajarinya merajut, menciptakan ikatan keluarga yang hangat dan tidak biasa. Film ini menyentuh isu-isu identitas gender dan keluarga non-tradisional, dengan Rinko yang secara konsisten berpakaian dan hidup sesuai dengan identitas gendernya. Film ini mendapatkan rating 7.4/10 di IMDb. Dibintangi oleh Toma Ikuta sebagai Rinko, Rinka Kakihara sebagai Tomo, dan Kenta Kiritani sebagai Makio.
Film klasik ini berlatar belakang dunia Kabuki pada akhir abad ke-19 dan mengisahkan Kikunosuke Onoue, seorang aktor Kabuki yang mengkhususkan diri dalam peran onnagata (pemeran pria yang memainkan peran wanita). Ia berjuang untuk diakui atas bakatnya sendiri, bukan hanya karena status ayahnya, dalam dunia seni yang ketat. Film ini secara intrinsik menampilkan cross-dressing sebagai bagian dari seni pertunjukan tradisional Jepang, memberikan gambaran mendalam tentang budaya tersebut. Film ini memiliki rating 7.8/10 di IMDb. Para pemainnya meliputi Shotaro Hanayagi sebagai Kikunosuke Onoue, Kakuko Mori sebagai Otoku, dan Gonjuro Kawarazaki sebagai Kikugoro Onoue.
Film ini menceritakan tentang Kazumi dan Kazuo, dua siswa sekolah menengah yang tidak sengaja bertukar tubuh setelah jatuh dari tangga kuil. Mereka terpaksa menjalani kehidupan satu sama lain, dengan Kazumi (dalam tubuh Kazuo) dan Kazuo (dalam tubuh Kazumi) harus beradaptasi dengan kehidupan sebagai lawan jenis, termasuk berpakaian dan berperilaku sesuai gender yang mereka tempati. Film ini mendapatkan rating 7.2/10 di IMDb. Dibintangi oleh Satomi Kobayashi sebagai Kazumi Saito, Toshinori Omi sebagai Kazuo Saito, Masakazu Hoshi sebagai Ayah Kazumi, dan Hiroko Yakushimaru sebagai Ibu Kazumi.
Film ini mengisahkan Yukari Hayasaka, seorang siswi SMA yang serius dan tertekan oleh tuntutan akademisnya. Ia kemudian direkrut oleh sekelompok mahasiswa desain mode eksentrik dari sekolah seni, yang dipimpin oleh George Koizumi, seorang desainer jenius yang flamboyan.
Meskipun cross-dressing bukan inti plot sebagai penyamaran, karakter George Koizumi seringkali tampil dengan gaya busana yang sangat androgini dan melampaui batas gender tradisional, mencerminkan ekspresi artistik dan identitasnya yang unik dalam dunia mode.
Film ini memiliki rating 6.6/10 di IMDb. Para pemainnya adalah Keiko Kitagawa sebagai Yukari Hayasaka, Osamu Mukai sebagai George Koizumi, Natsuki Kato sebagai Isabella, Aya Omasa sebagai Miwako Sakurada, Kento Kaku sebagai Arashi Nagase, dan Shunji Igarashi sebagai Daisuke.
Apa itu tema cross-dressing dalam Film Jepang?
Tema cross-dressing dalam Film Jepang melibatkan karakter yang berpakaian seperti lawan jenis, bisa karena penyamaran, ekspresi diri, atau bahkan akibat fenomena supernatural.
Apakah semua Film Jepang Tema Cross Dressing bergenre komedi?
Tidak, Film Jepang Tema Cross Dressing hadir dalam berbagai genre, mulai dari komedi ringan, drama romantis, fantasi, hingga kisah yang menyentuh tentang identitas dan penerimaan diri.
Bagaimana Film Jepang mengeksplorasi identitas gender melalui tema cross-dressing?
Film Jepang mengeksplorasi identitas gender melalui cross-dressing dengan menampilkan karakter yang bergulat dengan peran gender, mengekspresikan diri, atau memahami diri mereka sendiri dalam konteks sosial yang berbeda.
Mau tahu berita terupdate tentang film Jepang lainnya? Yuk langsung kepoin ke Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?