Bayangkan jika setiap foto yang kamu ambil menyimpan rahasia kelam yang tak bisa dihapus. Itulah yang dialami Darwin, seorang fotografer senior yang hidupnya berubah jadi mimpi buruk setelah menemukan sosok misterius dalam setiap hasil bidikannya. SHUTTER (2025) hadir dengan kisah menegangkan yang memadukan misteri, psikologi, dan horor supranatural, menjadikannya salah satu film paling ditunggu tahun ini.
Disutradarai oleh Herwin Novianto, film ini mempertemukan Vino G. Bastian dan Anya Geraldine dalam perpaduan karakter yang intens dan emosional. Dengan visual sinematik dan cerita yang penuh twist, SHUTTER bukan hanya soal hantu, tapi juga soal rasa bersalah, rahasia, dan balasan dari masa lalu yang tak bisa dihindari. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 25 Oktober 2025 dan siap menguji nyali sekaligus hati para penontonnya.
Ikuti juga update tentang film Indonesia terbaru di Liputan6.com
SHUTTER berkisah tentang Darwin (Vino G. Bastian), seorang fotografer yang hidupnya tampak sempurna sampai kamera tuanya mulai memotret lebih dari sekadar objek nyata. Setiap foto menyimpan bayangan seorang perempuan yang kemudian muncul dalam kehidupan nyata. Bersama kekasihnya, Pia (Anya Geraldine), Darwin berusaha mencari tahu siapa sosok itu, tanpa menyadari bahwa kebenaran yang menanti justru bisa menghancurkan mereka berdua.
Vino G. Bastian tampil memukau sebagai Darwin, karakter kompleks yang diliputi rasa bersalah dan trauma masa lalu. Di sisi lain, Anya Geraldine memberi sentuhan kuat lewat peran Pia yang berani dan penuh empati. Chemistry keduanya membuat setiap adegan terasa hidup, terutama ketika keduanya dihadapkan pada misteri yang perlahan mengungkap dosa lama.
Sosok Lilies yang diperankan oleh Niken Anjani bukan hanya hantu biasa. Ia hadir sebagai simbol dendam dan keadilan yang tertunda. Penonton akan dibuat merinding sekaligus iba saat mengetahui alasan di balik terornya, membuat karakter ini jadi salah satu entitas horor paling berkesan dalam film Indonesia tahun ini.
Sebagai film horor bertema fotografi, SHUTTER mengandalkan permainan cahaya dan bayangan yang memukau. Adegan-adegan difilmkan dengan sudut kamera yang menegangkan dan detail visual yang tajam sehingga menciptakan sensasi seolah penonton ikut melihat dunia lewat lensa Darwin. Alur ceritanya penuh kejutan dan membawa penonton dari misteri ke tragedi dengan ritme yang memikat.
Di balik ketegangan dan teror, SHUTTER menyimpan pesan mendalam tentang rasa bersalah, tanggung jawab, dan keberanian menghadapi masa lalu. Film ini membuktikan bahwa horor tidak selalu soal hantu dan darah, tetapi juga tentang manusia yang dikejar oleh penyesalannya sendiri. Dengan alur yang emosional dan ending yang mengguncang, SHUTTER akan membuat penonton nggak cuma takut, tapi juga ikut mikir dan merasakan beban yang dipikul para karakternya.