Kapanlagi.com - Aktor Ricky Perdana dilanda kepanikan luar biasa saat putranya, Kenizio (Zio), jatuh dari lantai dua kediamannya. Di tengah situasi genting tersebut, ia harus menghadapi cobaan lain saat perjalanan membawa sang anak ke rumah sakit.
Melihat putranya yang berusia 2 tahun tak berdaya setelah terjatuh, Ricky mengaku sempat kehilangan akal. Ia merasa dunianya seakan runtuh dalam sekejap mata.
"Saya nggak bisa ngomong apa-apa," tutur Ricky Perdana.
Baca berita Ricky Perdana lainnya di Liputan6.com.
"Mungkin teman-teman pernah ngerasain yang namanya kayak nyawa kita tuh ilang. Ilang, kayak nggak bisa, 'Hah, jatuh'," ucapnya saat ditemui di kawasan Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2025).
Tanpa pikir panjang, Ricky bersama istrinya langsung melarikan Zio ke rumah sakit. Namun, perjalanan mereka tidak berjalan mulus. Situasi lalu lintas Jakarta pada Jumat sore menjadi mimpi buruk baginya.
Ia menggambarkan situasi saat itu begitu kacau. Selain jam pulang kantor, kondisi jalan diperparah dengan banjir dan pohon tumbang.
"Chaos-nya hari Jumat jam 5, daerah Pondok Labu lagi macet, lagi banjir, ada pohon roboh. Saya bingung cari rumah sakit," kenangnya.
Ricky mengungkapkan ia dan keluarga terjebak kemacetan total selama kurang lebih 30 menit. Di tengah keputusasaan, ia tak henti-hentinya berdoa memohon pertolongan agar diberi jalan.
Sebuah keajaiban pun terjadi. Menurutnya, aplikasi penunjuk arah yang semula menunjukkan jalur merah tiba-tiba memberikan rute alternatif yang lancar menuju salah satu rumah sakit di kawasan Cinere.
"Selama perjalanan macet itu saya cuma doa, 'Ya Allah, kasih saya kesempatan untuk bisa melakukan yang terbaik buat anak saya'. Itu Waze yang tadinya merah, ngasih jalan menuju ke daerah Cinere. Itulah mungkin pertolongan dari Allah," ujarnya penuh syukur.
Berkat pertolongan tersebut, Zio akhirnya berhasil tiba di rumah sakit dan segera mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkan. Zio mengalami retak tulang di lengan dan kepala, yang membuat matanya kini lebam cukup parah.