Apa Itu Tradisi Nyadran yang Khas di Jawa Menjelang Ramadan? Ini Penjelasannya

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Apa Itu Tradisi Nyadran yang Khas di Jawa Menjelang Ramadan? Ini Penjelasannya
Tradisi Nyadran di Temanggung, Jawa Tengah. (Credit: Wikipedia/Susilo Hendro)

Kapanlagi.com - Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa, terutama di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, merayakan sebuah tradisi yang kaya akan makna dan sejarah, yaitu Nyadran. Tradisi ini merupakan perpaduan yang harmonis antara budaya Jawa asli dan ajaran Islam yang telah dilestarikan secara turun-temurun sejak abad ke-15.

Kata 'Nyadran' sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yakni 'sraddha', yang berarti keyakinan. Meskipun tradisi ini mungkin memiliki akar dalam kepercayaan animisme dan ajaran Hindu-Buddha, Wali Songo telah mengadaptasinya sebagai sarana untuk menyebarkan dakwah Islam.

Nyadran bukan sekadar ritual biasa; tujuan utamanya adalah mendoakan para leluhur yang telah berpulang sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan syukur kepada Tuhan atas segala berkah yang telah diberikan. Selain itu, tradisi ini juga mengandung makna mendalam mengenai hubungan antara manusia dengan leluhur, sesama manusia, dan Tuhan.

1. Rangkaian Kegiatan Nyadran

Kegiatan Nyadran bervariasi di setiap daerah, namun secara umum meliputi:

1. Besik (Pembersihan Makam): Masyarakat secara gotong royong membersihkan makam leluhur dari rumput liar dan kotoran.

2. Kirab (Arak-arakan): Arak-arakan menuju lokasi upacara adat.

3. Ujub (Penyampaian Maksud): Pemangku adat menyampaikan maksud dan tujuan upacara Nyadran.

4. Doa Bersama: Doa bersama dipimpin oleh tokoh agama untuk mendoakan arwah leluhur.

5. Kembul Bujono/Tasyakuran (Makan Bersama): Masyarakat makan bersama dengan membawa hidangan tradisional masing-masing sebagai simbol kebersamaan dan syukur.

6. Ziarah Kubur: Menziarahi makam leluhur, menabur bunga, dan berdoa. Ini merupakan inti dari tradisi Nyadran.

7. Padusan (Mandi di Sungai): Di beberapa daerah, tradisi ini juga mencakup mandi di sungai sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan Ramadan.

8. Membersihkan Lingkungan: Selain membersihkan makam, masyarakat juga membersihkan lingkungan sekitar sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Perbedaan Nyadran dengan Ziarah Kubur

Nyadran bukan sekadar ziarah kubur biasa; ia adalah tradisi yang kaya akan makna dan kegiatan, menggabungkan elemen sosial dan budaya yang mendalam.

Dalam momen ini, masyarakat berkumpul untuk menghormati leluhur, mempererat silaturahmi, serta menyambut bulan Ramadan dengan semangat kebersamaan dan kesucian.

Sementara ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja, Nyadran dirayakan secara khusus pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa atau Sya'ban dalam kalender Hijriyah, menjelang datangnya bulan suci yang penuh berkah.

3. Nama Lain Nyadran

Tradisi Nyadran, yang dikenal dengan berbagai sebutan di berbagai daerah seperti Sadranan di Temanggung dan Boyolali, serta Manganan atau Sedekah Bumi di Jawa Timur, adalah sebuah warisan budaya Jawa yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur.

Lebih dari sekadar ritual keagamaan, Nyadran berfungsi sebagai jembatan untuk mempererat tali persaudaraan, melestarikan semangat gotong royong, dan menyambut bulan Ramadan dengan penuh rasa syukur dan kebersamaan.

Sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jawa, tradisi ini layak untuk dijaga dan dilestarikan agar tetap hidup dan bersemarak di tengah masyarakat.

4. FAQ

Apa itu tradisi Nyadran dalam masyarakat Jawa?

Nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini melibatkan doa bersama, ziarah ke makam keluarga atau leluhur, serta memberikan sesaji. Tujuan dari Nyadran adalah untuk memohon berkah, keselamatan, serta sebagai bentuk silaturahmi dan penghormatan terhadap arwah leluhur.

Kapan tradisi Nyadran biasanya dilaksanakan?

Tradisi Nyadran umumnya dilaksanakan pada bulan Ruwah, yang merupakan bulan menjelang Ramadan dalam kalender Jawa. Biasanya, kegiatan ini dilakukan dalam beberapa hari terakhir sebelum bulan puasa dimulai, sebagai bentuk persiapan spiritual.

Apa tujuan utama dari tradisi Nyadran?

Nyadran memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah untuk mempererat silaturahmi antar keluarga dan masyarakat, memohon keberkahan dan keselamatan, serta sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal. Selain itu, Nyadran juga dianggap sebagai cara untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadan.

Apa saja kegiatan yang dilakukan selama tradisi Nyadran?

Selama Nyadran, masyarakat biasanya mengadakan ziarah ke makam keluarga atau leluhur, membawa bunga, air bunga, serta makanan sebagai sesaji. Selain itu, mereka juga mengadakan doa bersama untuk memohon keselamatan dan keberkahan. Kegiatan ini seringkali diikuti dengan pertemuan keluarga besar dan makan bersama.

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending