Di sebuah bandara di Jerman, seorang perempuan bernama Nadja bersiap menaiki pesawat
menuju New York bersama putranya, Elias. Nadja adalah seorang janda yang tampak lemah dan pucat,
seolah tubuhnya terus berjuang melawan penyakit berat. Ia mengaku kepada putranya bahwa mereka
terbang ke Amerika untuk menemui dokter yang mampu memberikan perawatan bagi kondisi
kesehatannya, meskipun sebenarnya ia menyimpan rahasia besar yang tidak pernah ia ungkapkan.
Di ruang tunggu bandara, Elias bertemu seorang pria bernama Farid yang ramah dan bersedia
membantu keduanya selama proses keberangkatan. Sementara itu, Nadja menelan obat yang
membuat tubuhnya kesakitan seperti sedang melawan sesuatu yang bergejolak dari dalam.
Ketika malam mulai turun dan penumpang bersiap tidur di pesawat, keadaan berubah drastis.
Sekelompok pria yang tampak seperti penumpang biasa tiba tiba melancarkan aksi brutal. Mereka
dipimpin oleh seorang pria bernama Berg dan dibantu oleh kopilot Bastian yang ternyata merupakan
bagian dari komplotan tersebut.
Dalam hitungan menit, para pembajak itu
membunuh petugas keamanan udara, merusak kotak hitam, dan memutus semua sistem yang dapat
melacak posisi pesawat. Dengan suara yang dingin, Berg mengumumkan bahwa kini mereka
mengendalikan pesawat dan meminta seluruh penumpang tetap tenang sampai tebusan yang mereka
minta dibayarkan. Nadja, yang mendengar keributan, bergerak mengikuti Elias yang mencoba
bersembunyi karena panik.
Namun ketenangan singkat itu hancur ketika
seorang pembajak bernama Eightball melihat mereka. Tanpa ragu, ia menembak Nadja tepat di dada.
Nadja tersungkur tak bergerak. Para pembajak menganggap ia sudah mati sehingga mereka menyeret
Farid dan memaksanya merekam pesan palsu. Pesan itu sengaja dibuat agar dunia percaya bahwa
pesawat telah dikuasai teroris yang siap menabrakkan pesawat untuk serangan bunuh diri. Dengan
rekaman itu, para pembajak berharap pihak militer akan menembak jatuh pesawat sehingga tidak ada
bukti tersisa tentang rencana mereka yang asli.
Beberapa menit kemudian,
Nadja terbangun dalam kondisi kacau tetapi masih hidup. Dalam kebingungan itu, ingatannya kembali
pada malam ketika suaminya, Nikolai, meninggal. Mereka sedang melakukan perjalanan ketika mobil
mereka rusak dan Nikolai pergi mencari bantuan ke sebuah rumah terpencil. Ketika ia tidak kembali,
Nadja menyusulnya dan menemukan bahwa suaminya telah tewas secara mengenaskan. Pelakunya
adalah seorang vampir yang tiba tiba menyerangnya.
Vampir itu mati terbakar
oleh cahaya matahari pagi, tetapi gigitan tersebut membuat Nadja berubah menjadi makhluk yang
sama. Saat mencari penjelasan di rumah itu, ia justru diserang vampir tua yang ingin menghentikan
penyebaran kutukan tersebut. Nadja melawan habis habisan, membunuhnya, lalu melarikan diri sambil
membawa cairan penekan untuk menahan transformasi vampirinya.
Kembali ke
masa kini, Nadja yang terluka bergerak masuk ke ruang kargo untuk menyembunyikan kondisi
sebenarnya dari Elias. Ia melepas lensa dan gigi palsu yang selama ini menutupi mata dan taringnya
yang telah berubah. Rasa lapar yang menjeratnya memaksanya menyerang seekor anjing kargo.
Seorang pembajak menemukan dirinya dalam keadaan seperti itu dan panik. Nadja mampu
mengalahkannya dengan kekuatan barunya dan meminum darah pria itu, membuat transformasinya
semakin sempurna.
Dengan kekuatan itu, Nadja mencari Farid yang sedang
ditahan. Keduanya bersatu untuk merebut kendali pesawat. Mereka dibantu oleh seorang mahasiswa
bernama Mohammed yang nekat mencoba menyelamatkan nyawa para penumpang meskipun
risikonya sangat besar. Mereka bertiga berhasil menggagalkan rencana para pembajak yang ingin
melompat dan menghilang sebelum pesawat jatuh. Mohammed sempat mengembalikan jalur
penerbangan ke yang semestinya, tetapi pertempuran kembali meletus saat Berg memaksa masuk ke
kokpit. Nadja menyerangnya, menggigitnya, lalu menusukkan pisau agar ia tidak sempat berubah
menjadi vampir.
Namun keadaan semakin rumit ketika para pembajak
menyuruh Eightball untuk membunuh Nadja. Ia menggunakan sinar ultraviolet untuk melumpuhkan
Nadja, mengambil darahnya, lalu hampir membunuhnya dengan pasak. Elias yang panik
menembakkan senjata yang membuat kabin terdepresurisasi. Mohammed tidak mampu bertahan dan
meninggal, sementara para pembajak berebut kembali ke kokpit.
Dalam
kekacauan itu, Eightball melarikan diri ke ruang kargo dan menyuntikkan darah Nadja ke tubuhnya.
Nadja berusaha menghentikannya tetapi ia terlambat. Eightball berubah menjadi vampir yang lebih
haus darah daripada dirinya. Dalam transformasinya yang brutal, Eightball membantai seluruh rekan
pembajak, menyisakan Bastian sebagai satu satunya yang selamat.
Ketika para
penumpang mulai melawan dengan sisa keberanian yang mereka punya, Nadja menjelaskan kepada
mereka bahwa ia bukan ancaman bagi mereka. Mereka percaya padanya dan berhasil mengurung
Eightball sementara pesawat mulai kehilangan bahan bakar. Bastian memberitahu Nadja bahwa
mereka tidak akan sampai ke New York dan harus mendarat secepatnya.
Namun situasi berubah menjadi mimpi buruk terakhir ketika seorang penumpang sekarat
membuka kunci ruang kargo. Ia berharap Eightball menggigitnya agar ia tetap hidup. Eightball justru
membunuhnya dan mulai mengubah hampir seluruh penumpang menjadi vampir liar. Dalam kondisi
tersebut, Nadja menyadari satu hal pahit. Jika pesawat mendarat dalam keadaan berisi vampir, akan
terjadi bahaya yang lebih besar.
Ketika semua pintu tertutup dan kegelapan
mulai menguasai kabin, Nadja memutuskan jalan terakhir. Ia memilih menggunakan bahan peledak
milik para pembajak untuk menghancurkan seluruh vampir yang tersisa. Dengan risiko sebesar itu,
apakah pengorbanannya akan benar benar dapat menyelamatkan Elias dan mencegah kehancuran
yang lebih besar, atau justru membawa kejadian yang tidak terduga di detik detik akhir penerbangan
tersebut?
Penulis artikel: Abdilla Monica Permata B.