Inside Out 2
Adventure Animation Comedy

Inside Out 2

2024 96 menit PG
8.3/10
Rating 7.5/10
Sutradara
Kelsey Mann
Penulis Skenario
Kelsey Mann Meg LeFauve Dave Holstein
Studio
Walt Disney Pictures Pixar Animation Studios Hurwitz Creative

Riley Andersen kembali hadir dengan cerita yang lebih dekat dengan kehidupan remaja masa kini. Ia kini berusia tiga belas tahun dan mulai memasuki masa pubertas yang penuh perubahan. Sejak kecil, emosi dalam kepalanya yang dipimpin oleh Joy yang diperankan Amy Poehler selalu berusaha membuat hidup Riley seimbang. Bersama Sadness yang diperankan Phyllis Smith, Anger yang diperankan Lewis Black, Fear yang diperankan Tony Hale, dan Disgust yang diperankan Liza Lapira, mereka terus memastikan Riley bisa menghadapi kehidupan dengan baik.

Namun keseharian Riley yang biasanya cukup stabil mulai berubah. Ia bangun di suatu pagi dan tiba tiba dunia emosinya mengalami guncangan besar. Konsol emosi yang biasanya damai mendadak dipenuhi alarm yang berbunyi tanpa henti. Joy dan teman teman emosinya tidak paham apa yang sedang terjadi. Mereka hanya tahu bahwa ada sesuatu yang berubah di dalam diri Riley. Perubahan itu pun datang dalam bentuk kedatangan beberapa emosi baru yang jauh lebih rumit dibandingkan sebelumnya.

Emosi baru itu muncul secara tiba tiba dengan cara yang mengejutkan. Mereka adalah Anxiety yang diperankan Maya Hawke, Envy yang diperankan Ayo Edebiri, Embarrassment yang diperankan Paul Walter Hauser, dan Ennui yang diperankan Adèle Exarchopoulos. Masing masing emosi baru membawa energi yang berbeda. Anxiety langsung tampil dominan dengan pembawaannya yang penuh rencana, penuh kekhawatiran, dan selalu mengantisipasi hal buruk. Envy terlihat selalu ingin memiliki apa pun yang dimiliki orang lain. Embarrassment selalu merasa canggung dan ingin bersembunyi dari perhatian siapa pun. Sementara Ennui muncul dengan sikap tidak peduli, seolah tidak ada hal yang benar benar menarik untuk diperhatikan.

Joy mencoba menyambut mereka dengan sikap positif, tetapi keadaan tidak berjalan mulus. Anxiety merasa bahwa dirinya harus mengambil alih agar Riley bisa menghadapi masa remaja dengan aman. Ia menganggap Joy sudah tidak cukup memahami kebutuhan Riley yang semakin kompleks. Tanpa banyak bicara, Anxiety memutuskan untuk menguasai konsol emosi dan mengendalikan keputusan Riley sepenuhnya.

Sejak saat itu, kehidupan Riley berubah drastis. Riley menjadi lebih tegang, mudah panik, dan terus merasa bahwa ia harus sempurna agar bisa diterima oleh teman teman barunya. Ia mulai terlalu keras pada diri sendiri. Joy menyadari bahwa sesuatu harus dilakukan sebelum Anxiety membawa Riley ke arah yang tidak diinginkan.

Namun masalah semakin besar ketika Anxiety menganggap Joy dan emosi lama sebagai penghalang. Anxiety bersama emosi baru lainnya mengasingkan Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust ke bagian lain dari ruang pikiran Riley. Joy dan teman temannya tersadar bahwa mereka tidak lagi memiliki kendali atas Riley. Tanpa mereka, tidak ada keseimbangan dalam diri Riley. Sementara Anxiety terus menyusun rencana rencana besar yang justru menambah tekanan pada Riley.

Joy mulai memahami bahwa ia harus menemukan cara untuk kembali ke pusat kendali dan mengembalikan fungsi emosi seperti semula. Untuk itu, Joy harus kembali melakukan perjalanan panjang melewati berbagai sudut pikiran Riley, mulai dari tempat tempat ingatan lama hingga bagian otak yang belum pernah ia jelajahi. Di perjalanan ini, Joy menghadapi kondisi emosi Riley yang semakin berantakan. Ingatan jangka panjang berubah, keyakinan diri Riley retak, dan banyak bagian dari dirinya mulai kehilangan bentuk karena tekanan dari Anxiety.

Di sisi lain, Riley sedang menghadapi perubahan besar dalam hidupnya. Ia berusaha mendapatkan tempat di tim hoki barunya, ingin diterima teman teman remaja yang lebih keren, dan mencoba memahami perasaan barunya yang muncul tiba tiba. Riley pun semakin terjebak dalam tekanan yang ia sendiri tidak pahami. Semakin Anxiety mendorong Riley untuk menjadi sempurna, semakin berat hidupnya terasa.

Joy dan emosi lama lainnya akhirnya menemukan cara untuk kembali ke pusat kendali, tetapi mereka harus menghadapi Anxiety yang kini benar benar yakin bahwa dialah yang paling tahu apa yang terbaik untuk Riley. Anxiety tidak bermaksud jahat. Ia hanya terlalu takut jika Riley gagal. Namun karena rasa takut itulah Riley justru semakin kehilangan dirinya sendiri.

Di titik ini, Joy menyadari bahwa Riley tidak lagi membutuhkan dunia yang dikendalikan oleh satu emosi saja. Riley tumbuh dan berubah menjadi remaja yang memiliki sisi kompleks. Ia butuh banyak emosi bergerak bersama, bukan mendominasi satu sama lain. Joy pun mencoba berdamai dengan Anxiety. Ia menunjukkan bahwa Riley hanya bisa berkembang jika semua emosi saling melengkapi.

Konflik memuncak ketika Anxiety meluncurkan rencana besar yang justru membuat Riley semakin cemas dan tertekan. Riley berada di titik rapuh, hampir membuat keputusan yang tidak mencerminkan dirinya. Joy berusaha menghentikan Anxiety sambil meyakinkannya bahwa tidak apa apa jika Riley gagal. Gagal bukan berarti hancur. Gagal adalah bagian dari tumbuh.

Akhirnya, Anxiety mulai memahami bahwa ia tidak harus mengendalikan semuanya. Ia menyadari bahwa cinta pada Riley bukan tentang membuatnya sempurna, melainkan membiarkan Riley menjadi dirinya sendiri. Dengan bantuan Joy dan emosi lainnya, Riley menemukan kembali keseimbangannya. Ia mulai menyadari bahwa masa remaja adalah perjalanan panjang yang penuh pelajaran, bukan perlombaan untuk menjadi yang terbaik.

Namun pertanyaan terbesar muncul di akhir. Setelah Riley mulai menerima perubahan dirinya, emosi manakah yang akan memegang kendali di masa depan dengan kehadiran emosi baru dan lama yang kini harus hidup berdampingan?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Amy Poehler Joy
Maya Hawke Anxiety
Kensington Tallman Riley
Liza Lapira Disgust
Tony Hale Fear
Lewis Black Anger
Phyllis Smith Sadness
Ayo Edebiri Envy
Lilimar Valentina
Grace Lu Grace

Jadwal Film