Natalie (Rebel Wilson) adalah seorang arsitek muda yang cerdas dan mandiri, tetapi memiliki pandangan sinis terhadap cinta. Bagi Natalie, hubungan romantis selalu penuh drama dan kekecewaan sehingga ia memilih fokus pada kariernya di New York. Kehidupan Natalie tampak normal meski sedikit monoton, hingga suatu malam ia mengalami insiden yang mengubah segalanya. Saat diserang perampok di gang sepi, Natalie secara misterius pingsan dan terbangun di dunia yang tampak berbeda.

Ia menyadari dirinya berada dalam dunia seperti film komedi romantis, di mana setiap hal yang ia pikirkan tentang cinta menjadi nyata dengan cara yang berlebihan dan konyol. Gedung-gedung terlihat sempurna, musik mengikuti langkahnya, dan orang-orang di sekitarnya menjalani kehidupan seperti di film romantis klasik. Natalie awalnya kebingungan dan takut, tetapi ia segera menyadari bahwa ia terjebak di dalam genre yang selalu ia kritisi. Dunia ini menampilkan segala hal yang sering ia ejek dalam film romantis, mulai dari momen kencan yang dramatis, dialog klise, hingga adegan kebetulan yang terlalu sempurna.

Di dunia baru ini, Natalie bertemu dengan Josh (Adam Devine), sahabat lamanya yang manis dan perhatian, yang selalu ada untuknya tetapi selama ini ia abaikan karena terlalu fokus pada skeptisisme terhadap cinta. Josh mencoba mendekati Natalie seperti pahlawan romantis dalam film, dan sikapnya yang tulus membuat Natalie mulai mempertanyakan pandangannya sendiri. Namun ia juga bertemu dengan Blake (Liam Hemsworth), seorang pria tampan dan sukses yang muncul sebagai karakter idaman dalam film komedi romantis. Blake menjadi simbol segala hal yang Natalie anggap sebagai ideal dalam cerita cinta fantasi, tetapi hubungan dengan Blake penuh drama dan ketegangan yang membuat Natalie merasa tidak nyaman.

Natalie menghadapi berbagai situasi konyol yang mencerminkan klise film romantis. Ia berada di pesta mewah yang berlebihan, momen menari di jalanan dengan orang asing, bahkan adegan penyelamatan dramatis yang menegangkan namun absurd. Semua hal itu memperlihatkan Natalie kepada absurditas dunia cinta yang idealistis, tetapi juga memaksa ia untuk mengevaluasi perasaannya sendiri. Natalie menyadari bahwa dunia ini menuntutnya mengikuti aturan cinta yang ia benci, dan ia harus menemukan cara untuk keluar dari dunia ini sebelum ia kehilangan dirinya sepenuhnya.

Selama perjalanan itu, Natalie mulai memahami bahwa pandangannya tentang cinta selama ini terlalu sempit dan dipengaruhi pengalaman negatifnya. Ia belajar bahwa cinta tidak harus sempurna atau sesuai dengan naskah film, dan ia mulai melihat nilai kejujuran, keberanian, dan ketulusan dalam hubungan. Josh menjadi refleksi nyata dari cinta yang tidak perlu sempurna untuk berarti, berbeda dengan Blake yang hanya menampilkan fantasi romantis yang ideal. Konflik batin Natalie semakin besar karena ia harus memilih antara fantasi dan realita, antara kenyamanan dunia film romantis dan kebenaran yang ada di sekitarnya.

Momen penting terjadi saat Natalie menghadapi Blake dan sadar bahwa hubungan dengannya hanya akan membuatnya terjebak dalam ekspektasi palsu. Ia menolak Blake dengan tegas, menandai titik balik dalam perjalanan emosionalnya. Selanjutnya Natalie mulai mengejar Josh dan menyadari bahwa cinta yang sejati mungkin sudah ada di depannya selama ini, tanpa drama yang berlebihan, tetapi dengan kesetiaan, perhatian, dan kenyamanan. Hubungan ini menjadi simbol bagaimana Natalie menerima cinta dalam bentuk yang realistis dan tulus.

Selain konflik romantis, Natalie juga menghadapi tantangan lucu dan dramatis di dunia film romantis ini. Ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang absurd, menghadapi karakter-karakter yang konyol, serta mengakali berbagai situasi yang dipaksakan demi menjaga kelangsungan dunia fantasi tersebut. Semua pengalaman itu membantunya memahami diri sendiri, mengevaluasi hubungan masa lalu, dan menemukan cara untuk menjalani kehidupan dengan lebih terbuka terhadap cinta dan kebahagiaan.

Akhirnya, Natalie berhasil keluar dari dunia fantasi tersebut dan kembali ke kehidupan nyata. Pengalaman ini memberinya perspektif baru tentang cinta, persahabatan, dan keberanian untuk membuka hati. Ia menyadari bahwa cinta sejati bukan tentang adegan dramatis atau cerita sempurna, tetapi tentang keterbukaan, komitmen, dan hubungan yang nyata dengan orang yang menghargai kita apa adanya. Dengan pandangan baru ini, Natalie memulai babak baru dalam hidupnya, lebih berani, lebih bahagia, dan siap menjalani cinta yang tulus.

Pertanyaan yang tersisa adalah apakah Natalie akan sepenuhnya bisa melepaskan trauma masa lalu dan menerima cinta dalam bentuk yang sederhana dan nyata? Dan apakah ia akan memilih untuk membangun hubungan dengan Josh, yang selama ini ada di sampingnya, atau tetap tergoda oleh fantasi yang tampak sempurna tetapi tidak nyata?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel