Kate (Emilia Clarke) menjalani hidup yang terasa berantakan sejak lama. Ia bangun setiap hari dengan energi yang setengah hati, membawa tas besar berisi barang acak, lalu bergegas pergi ke toko Natal tempat ia bekerja sebagai elf. Toko itu dimiliki oleh seorang perempuan yang ia panggil Santa, diperankan dengan karakter yang tegas namun punya sisi lembut bagi Kate. Pekerjaan sebagai elf sebenarnya bukan impian Kate. Ia dulu bermimpi menjadi penyanyi dan pernah merasa punya masa depan cerah sebelum sebuah peristiwa medis mengubah semuanya. Sejak saat itu ia seperti kehilangan arah dan sering membuat keputusan impulsif yang justru memperparah hidupnya.

Kate tidak punya relasi yang benar benar stabil. Ibunya yang protektif selalu mengkritik hidupnya. Adiknya Marta (Lydia Leonard) sering bersitegang dengannya karena Kate hampir selalu lupa janji dan sulit dipercaya. Hubungan mereka makin jauh dari kata hangat. Di tengah semua kekacauan itu, Kate justru semakin merasa sendirian dan tenggelam dalam rutinitas yang ia jalani tanpa semangat.

Suatu hari, hidupnya berubah ketika ia bertemu Tom (Henry Golding). Pertemuan itu terjadi ketika Kate sedang berada di luar toko dan melihat seorang pria berdiri di dekatnya sambil menatap ke atas. Tom tampak berbeda dari kebanyakan orang yang Kate temui. Ia tenang, ceria, dan punya cara bicara yang membuat orang merasa aman. Kate yang biasanya sinis justru merasa nyaman saat berbicara dengannya. Tom mengajak Kate melihat hal hal kecil yang selama ini ia abaikan seperti burung yang bertengger di tengah kota yang sibuk atau momen sederhana yang bisa membuat hari terasa berarti.

Pertemuan itu memicu rasa penasaran dalam diri Kate. Setiap kali mereka bertemu, Tom selalu hadir tanpa membawa beban dan tanpa menghakimi. Ia memperlakukan Kate seolah hidupnya bisa dimulai ulang kapan saja. Tom mengajak Kate berjalan menyusuri lorong kota, mendengar curhatnya, dan mengajarkan cara bernafas sejenak di tengah tekanan hidup. Kate yang biasanya sulit percaya justru membuka diri sedikit demi sedikit. Ia merasa Tom muncul di waktu yang tepat, seperti seseorang yang dikirim untuk mengingatkannya bahwa ia masih pantas merasakan kebaikan.

Perlahan, Kate mulai mencoba merapikan hidupnya. Ia kembali ke rumah ibunya walaupun hubungan mereka selalu penuh adu argumen. Ia membantu sang ibu melakukan pekerjaan rumah, mencoba membuat dirinya berguna, dan berusaha lebih sabar. Ia juga minta maaf pada Marta yang sempat kecewa berat dengannya. Hubungan mereka tidak langsung membaik namun Kate belajar untuk berada di posisi yang lebih dewasa dalam keluarga. Keinginannya untuk berubah tumbuh dari dorongan Tom yang selalu berkata untuk melihat ke atas seolah ada harapan yang kembali ia temukan setelah lama menghilang.

Dalam proses memperbaiki hidupnya, Kate juga mulai menemukan kembali mimpinya sebagai penyanyi. Meski tidak langsung tampil di panggung besar, ia mulai bernyanyi di tempat kecil bahkan membantu tempat penampungan tunawisma dengan sukarela. Ia menyadari bahwa menyanyi bukan hanya soal ambisi pribadi tetapi tentang membuat orang lain merasa terhubung. Semangat itu tumbuh kembali setiap kali ia mengingat kata kata Tom yang selalu membuatnya merasa hidup.

Namun, semakin Kate mengenal Tom, semakin banyak misteri yang muncul. Ia menyadari Tom sering tidak bisa dihubungi. Ia tidak punya ponsel dan selalu muncul tiba tiba tanpa penjelasan. Ia juga tidak pernah mengundang Kate ke rumahnya. Hal itu membuat Kate bingung apakah Tom benar benar tertarik dengannya atau hanya lewat dalam hidupnya. Tetapi setiap kali mereka bersama, Tom tetap menunjukkan sisi hangat dan penuh empati yang membuat Kate sulit menjauh.

Suatu malam, ketika Kate berusaha mencari Tom, ia menemukan sesuatu yang mengubah hidupnya sepenuhnya. Ia mendatangi apartemen Tom dan mendapati tempat itu telah lama kosong. Ia bahkan bertemu dengan orang lain yang kini tinggal di sana. Dari situlah Kate mengetahui fakta mengejutkan bahwa Tom sudah tidak lagi hidup sejak beberapa waktu lalu. Ia meninggal akibat kecelakaan yang terjadi sebelum Kate bertemu dengannya. Fakta itu membuat Kate terdiam karena semua momen yang ia lalui bersama Tom terasa begitu nyata.

Dari penjelasan orang orang yang mengenal Tom, Kate menyadari sesuatu yang jauh lebih dalam. Tom adalah orang yang menyumbangkan organnya beberapa waktu sebelum ia meninggal. Dan salah satu penerima donor itu adalah Kate sendiri. Hal itu menjelaskan mengapa Tom terasa begitu terhubung dengan dirinya. Ia hadir bukan sebagai sosok jasad tetapi sebagai ingatan yang menuntun Kate pada hidup baru setelah operasi yang menyelamatkannya.

Penyadaran itu membuat Kate memahami seluruh perjalanan yang ia alami. Tom bukan hadir sebagai pria yang harus ia cintai tetapi sebagai inspirasi untuk mencintai hidup yang ia dapatkan kembali. Tom mengajarkan Kate untuk membuka hati, memperbaiki relasi, menjadi lebih peduli pada orang lain, dan menata ulang hidup yang sempat hancur. Kate menerima kenyataan itu dengan haru namun juga dengan rasa syukur. Ia belajar bahwa cinta tidak selalu hadir dalam bentuk hubungan tetapi juga dalam bentuk pelajaran hidup yang menetap selamanya.

Setelah semua yang terjadi, Kate memulai hidup baru dengan cara yang lebih dewasa. Ia kembali bernyanyi dengan keyakinan bahwa suaranya dapat membawa harapan. Ia kembali dekat dengan keluarganya dan membantu banyak orang lewat kegiatan sosial. Ia menyadari bahwa hidupnya tidak akan sempurna tetapi ia selalu bisa mencoba menjadi versi terbaik dari dirinya. Kenangan tentang Tom tetap tinggal sebagai pengingat bahwa ia pernah ditolong oleh seseorang yang hadir di saat paling gelap dalam hidupnya.

Di penghujung cerita, Kate menatap malam di tengah gemerlap kota sambil mengingat pesan Tom untuk selalu melihat ke atas. Ia tersenyum karena kini ia memahami makna pesan itu. Harapan selalu ada, bahkan ketika hidup terasa runtuh. Dengan satu hidup baru yang ia dapatkan, ia siap melangkah ke masa depan dengan hati yang lebih kuat. Lalu muncul pertanyaan besar yang membuat cerita ini semakin menarik. Apakah Kate akan bertemu orang lain yang membuat hatinya kembali terbuka setelah melalui perjalanan emosional yang begitu dalam bersama kenangan Tom?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel