Message Man
Action Crime Thriller

Message Man

2019 91 menit
6.5/10
Rating 5.9/10
Sutradara
Corey Pearson
Penulis Skenario
Corey Pearson
Studio
Villain Squad HJ Production Citra Entertainment Group

Ryan Teller (Paul OBrien) hidup menyendiri di sebuah desa terpencil di Indonesia. Ia dikenal warga sekitar sebagai pria asing yang pendiam, jarang berbicara, dan lebih sering menghabiskan waktu di rumah kayunya yang sederhana. Tidak banyak yang tahu siapa dirinya sebenarnya. Ryan mencari ketenangan setelah meninggalkan masa lalu yang kelam. Ia mencoba menjalani hidup baru dengan rutinitas sederhana, jauh dari kekerasan dan darah yang dulu menjadi bagian dari hidupnya.

Di balik sikapnya yang tenang, Ryan menyimpan rahasia besar. Ia adalah mantan pembunuh bayaran profesional yang pernah bekerja untuk organisasi gelap internasional. Keahliannya bukan hanya membunuh, tetapi juga menyampaikan pesan terakhir kepada targetnya. Setiap korban selalu menerima pesan singkat sebelum ajal menjemput. Itulah alasan ia dijuluki Message Man. Julukan itu melekat kuat dan menjadi simbol ketakutan di dunia kriminal.

Ryan memutuskan pensiun setelah menyadari bahwa hidupnya tidak lagi memiliki arah. Ia ingin berhenti membunuh dan mencoba menebus kesalahan masa lalu dengan cara menghilang. Namun masa lalu tidak pernah benar benar pergi. Suatu malam, ketenangannya terusik ketika sekelompok pria bersenjata datang ke desa tersebut. Mereka adalah anak buah dari Charlie Winters (Aji Santosa), seorang bos kriminal yang memiliki hubungan lama dengan Ryan.

Charlie Winters mengetahui keberadaan Ryan dan berniat menyeretnya kembali ke dunia gelap. Ia membutuhkan Ryan untuk menyelesaikan sebuah masalah besar. Ryan menolak mentah mentah tawaran itu. Ia tidak ingin lagi menjadi alat pembunuh siapa pun. Penolakan itu memicu amarah Charlie. Tanpa ragu, orang orangnya menyerang desa dan membunuh beberapa warga tak bersalah sebagai bentuk ancaman.

Kejadian itu menjadi titik balik bagi Ryan. Ia merasa bersalah karena kehadirannya membawa bahaya bagi orang orang yang sama sekali tidak terlibat. Rasa penyesalan dan amarah bercampur menjadi satu. Ryan menyadari bahwa satu satunya cara menghentikan kekerasan adalah dengan menghadapi masa lalunya secara langsung. Ia kembali mengangkat senjata dan memutuskan untuk menyelesaikan semuanya dengan caranya sendiri.

Ryan mulai memburu satu per satu orang yang terlibat dalam jaringan Charlie Winters. Setiap langkahnya penuh perhitungan. Ia bergerak cepat, senyap, dan mematikan. Keahlian lamanya kembali muncul, bahkan terasa lebih brutal karena didorong oleh rasa bersalah dan kemarahan yang terpendam. Setiap korban menerima pesan singkat yang menjadi ciri khasnya. Pesan itu bukan sekadar ancaman, tetapi pengingat bahwa dosa masa lalu tidak pernah bisa dihapus begitu saja.

Dalam perjalanannya, Ryan bertemu dengan Retno (Verdi Solaiman), seorang pria yang juga memiliki hubungan rumit dengan dunia kriminal. Retno mengetahui reputasi Ryan dan menyadari bahwa pria itu sedang menjalani misi balas dendam. Pertemuan mereka dipenuhi ketegangan karena keduanya sama sama tidak mudah percaya. Namun mereka akhirnya bekerja sama karena memiliki musuh yang sama.

Sementara itu, Charlie Winters mulai menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan besar dengan memancing Ryan keluar dari persembunyian. Anak buahnya satu per satu menghilang atau ditemukan tewas. Ketakutan mulai menyebar di dalam organisasinya sendiri. Charlie berusaha melindungi diri dengan memperketat penjagaan dan mempersiapkan perang besar. Ia tahu bahwa Ryan bukan sekadar pembunuh biasa.

Ryan terus melangkah tanpa ragu. Setiap aksi kekerasan yang ia lakukan bukan sekadar untuk membalas dendam, tetapi juga sebagai upaya menutup lembaran lama. Ia menyadari bahwa tidak ada jalan kembali menuju hidup normal. Yang bisa ia lakukan hanyalah memastikan bahwa orang orang berbahaya tidak lagi menyakiti orang lain.

Konflik mencapai puncaknya ketika Ryan akhirnya berhadapan langsung dengan Charlie Winters. Pertemuan mereka penuh emosi dan luka lama yang belum sembuh. Charlie mencoba memanipulasi Ryan dengan mengungkit masa lalu dan menyalahkan sistem yang telah membentuk mereka menjadi monster. Ryan tidak lagi terpengaruh. Ia telah menerima siapa dirinya dan memilih untuk mengakhiri siklus kekerasan dengan caranya sendiri.

Pertarungan terakhir berlangsung brutal dan tanpa ampun. Ryan menunjukkan sisi paling gelap dari dirinya, sisi yang selama ini ia coba kubur. Namun di balik kekerasan itu, ada tekad kuat untuk menutup semua urusan yang belum selesai. Setiap langkah Ryan membawa konsekuensi besar, baik bagi dirinya maupun bagi orang orang di sekitarnya.

Setelah semuanya berakhir, Ryan berdiri di antara reruntuhan masa lalunya. Tidak ada kemenangan yang benar benar terasa manis. Yang tersisa hanyalah kelelahan, luka fisik, dan beban moral yang semakin berat. Ia sadar bahwa meski telah menghancurkan jaringan kriminal yang memburunya, dirinya tidak pernah benar benar bebas. Bayangan masa lalu akan selalu mengikuti ke mana pun ia pergi.

Namun Ryan juga memahami satu hal penting. Untuk pertama kalinya, ia membuat pilihan berdasarkan kehendaknya sendiri, bukan perintah orang lain. Ia mungkin tidak bisa menghapus dosa masa lalu, tetapi ia bisa menentukan bagaimana hidupnya berakhir. Dengan langkah berat, Ryan kembali menghilang, meninggalkan dunia yang telah ia hancurkan sekaligus selamatkan.

Apakah ini benar benar akhir bagi Ryan Teller atau justru awal dari siklus kekerasan yang baru ketika masa lalu kembali mengetuk pintu hidupnya?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Paul O'Brien Ryan Teller
Aji Santosa Doni
Verdi Solaiman Lee
Mario Irwinsyah Adi
Agni Pratistha Jenti
Mike Lewis Sniper
Alfridus Godfred Asep
Ronny P. Tjandra Yanto
Gary Plant Tom
Bran Vargas Indonesian Assassin