Mon Potongo
Synopsis
Di tengah hiruk pikuk kota besar yang keras dan tak ramah, Hasan (Subhankar Mohanta) tumbuh sebagai anak jalanan yang terbiasa bertahan dengan naluri dan kecerdikan. Ia tidur di emper toko, menghafal sudut kota, dan belajar membaca manusia dari raut wajah mereka yang lalu lalang tanpa peduli. Hidup mengajarkannya satu hal bahwa bertahan saja tidak cukup. Hasan ingin lebih dari sekadar hidup dari hari ke hari. Ia ingin diakui, ingin punya kuasa atas hidupnya sendiri, dan ingin keluar dari lingkaran kemiskinan yang terasa seperti tak berujung.
Di sudut kota yang sama, Monika (Ananya Das) menjalani hidup yang serupa namun dengan latar berbeda. Ia adalah gadis Hindu yang tercerabut dari keluarga sejak kecil dan belajar bertahan dengan cara yang lebih sunyi. Monika mengumpulkan barang bekas, membersihkan kaca mobil di lampu merah, dan menyimpan mimpinya rapat rapat agar tidak dicuri kenyataan. Meski dunia kerap bersikap kejam padanya, Monika menyimpan keyakinan bahwa hidup bisa berubah jika seseorang cukup berani bermimpi.
Pertemuan Hasan dan Monika terjadi secara tak sengaja di sebuah persimpangan ramai. Sebuah konflik kecil soal wilayah mencari uang justru berakhir dengan percakapan jujur yang membuka luka masing masing. Dari sana tumbuh kedekatan yang sederhana namun kuat. Mereka saling berbagi makanan, tempat berteduh, dan cerita masa depan yang terdengar mustahil. Perbedaan latar belakang agama tidak menjadi penghalang di awal. Yang ada hanya dua jiwa muda yang sama sama lelah miskin dan sama sama ingin naik kelas dalam hidup.
Suatu malam, saat hujan mengguyur kota dan memaksa mereka mencari perlindungan, Hasan dan Monika menemukan sebuah bangunan tua yang nyaris terlupakan. Di dalamnya terdapat sebuah kursi besar menyerupai singgasana, usang namun megah. Kursi itu menjadi simbol aneh yang memicu imajinasi mereka. Duduk bergantian di kursi tersebut, Hasan dan Monika berjanji untuk suatu hari benar benar duduk di kursi kekuasaan dalam arti sebenarnya. Bukan sebagai pengemis atau anak jalanan, tetapi sebagai orang yang dihormati dan disegani.
Sejak saat itu, ambisi mulai tumbuh di antara mereka. Hasan semakin berani mengambil risiko. Ia mulai bekerja untuk Rafiq (Irfan Khan), seorang pria licik yang menguasai jaringan kriminal kecil di kota. Awalnya hanya tugas ringan, mengantar barang, mengawasi sudut tertentu, hingga memeras orang orang lemah seperti dirinya dulu. Hasan tahu ini salah, tetapi iming iming uang dan pengaruh membuatnya merasa akhirnya memiliki kendali. Monika menyadari perubahan itu dan mencoba mengingatkan Hasan agar tidak terlalu jauh melangkah.
Sementara itu, Monika memilih jalan berbeda. Ia bekerja di dapur kecil milik Saraswati (Rituparna Sen), seorang perempuan tegas yang diam diam peduli pada anak anak jalanan. Dari Saraswati, Monika belajar tentang disiplin, kejujuran, dan harga diri. Perlahan, Monika mulai melihat kemungkinan hidup yang lebih bersih meski jalannya lebih lambat. Perbedaan pilihan ini menimbulkan jarak antara Monika dan Hasan, meski rasa cinta masih tertinggal di antara mereka.
Tekanan sosial mulai datang dari berbagai arah. Lingkungan Hasan memandang rendah hubungannya dengan Monika karena perbedaan agama. Di sisi lain, Monika juga menghadapi cibiran dan penolakan dari komunitasnya yang tidak menerima kedekatannya dengan Hasan. Kota yang keras tidak hanya menguji fisik mereka, tetapi juga keyakinan dan nilai yang mereka pegang. Hasan mulai merasa bahwa untuk naik ke atas, ia harus menanggalkan empati dan masa lalunya.
Kesuksesan semu Hasan membuatnya semakin terjerat dunia gelap. Ia dipercaya memimpin operasi kecil dan mulai menikmati rasa dihormati. Namun, kekuasaan itu datang dengan harga mahal. Hasan harus membuat keputusan yang bertentangan dengan hati nuraninya. Salah satu keputusan terberat adalah ketika ia diminta menjebak seorang anak jalanan lain demi kepentingan kelompoknya. Monika yang mengetahui hal itu merasa dikhianati dan mempertanyakan siapa sebenarnya Hasan sekarang.
Konflik memuncak ketika ambisi Hasan membawa konsekuensi fatal. Sebuah bentrokan besar terjadi antara kelompok Rafiq dan jaringan lain, menelan korban dan mengungkap rapuhnya kekuasaan yang selama ini Hasan kejar. Di saat yang sama, Monika harus memilih antara menyelamatkan dirinya sendiri atau membantu Hasan yang mulai kehilangan pijakan. Cinta mereka diuji oleh pilihan hidup yang bertolak belakang dan tekanan masyarakat yang semakin keras.
Dalam kekacauan itu, kursi singgasana yang dulu mereka temukan kembali hadir sebagai simbol. Hasan akhirnya menyadari bahwa kekuasaan tanpa kemanusiaan hanya menyisakan kehampaan. Monika pun dihadapkan pada kenyataan bahwa cinta tidak selalu cukup untuk menyelamatkan seseorang dari ambisinya sendiri. Kota tetap berdiri dengan segala ketimpangannya, sementara dua anak jalanan itu harus menghadapi akibat dari sumpah yang pernah mereka ucapkan bersama.
Di titik terendah hidupnya, Hasan harus memilih antara mempertahankan kekuasaan yang rapuh atau melepaskan semuanya demi menebus kesalahan. Monika berdiri di persimpangan yang sama, mempertanyakan apakah mimpi yang mereka rajut sejak di jalanan masih layak diperjuangkan. Akankah ambisi yang dulu menyatukan mereka justru menjadi alasan perpisahan yang tak terelakkan?
Penulis Artikel: Anastashia Gabriel
Pemeran
Jadwal Film
Patah Hati Yang Kupilih
Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel
Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t
The SpongeBob Movie: Search for SquarePants
Anaconda (2025)
Timur
Avatar: Fire and Ash
The Carpenter's Son
Alas Roban
Mengejar Restu
Lupa Daratan
Mertua Ngeri Kali
Qorin 2
Scarlet
Dead of Winter
MONSTA X: CONNECT X IN CINEMAS
Five Nights at Freddy's 2
Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel
Riba
NIA
Berita Lainnya
Jumlah Penonton AGAK LAEN: MENYALA PANTIKU! Sudah Lampaui Film Pertama
Jadwal Film Tayang di TV Hari Ini, 26 Desember 2026: Ada Warkop DKI Hingga QODRAT