The 3rd Eye
Drama Fantasy Horror

The 3rd Eye

2018 107 menit TV-MA
5.6/10
Rating 5.1/10
Sutradara
Rocky Soraya
Penulis Skenario
Rocky Soraya Riheam Junianti Fajar Umbara
Studio
Hitmaker Studios

Alia (Jessica Mila) kembali ke rumah masa kecilnya setelah kematian mendadak sang ayah. Rumah tua itu berdiri sunyi, penuh kenangan yang selama ini ia coba lupakan. Alia datang bersama adiknya, Abel (Bianca Hello), dengan niat merapikan urusan keluarga dan menjual rumah tersebut. Bagi Alia, rumah itu hanyalah bangunan lama yang menyimpan trauma masa lalu, sementara bagi Abel, tempat itu justru terasa berbeda sejak pertama kali mereka menginjakkan kaki kembali.

Sejak kecil, Abel dikenal memiliki kepekaan yang tidak dimiliki orang lain. Ia sering berbicara sendiri, menatap sudut ruangan kosong, dan mengaku melihat sosok yang tidak terlihat oleh orang lain. Alia menganggap semua itu hanya imajinasi anak kecil. Namun kepulangan mereka ke rumah lama membuat perilaku Abel semakin mengkhawatirkan. Ia mulai sering ketakutan di malam hari, menolak tidur sendiri, dan mengatakan bahwa ada banyak orang yang mengawasi mereka.

Alia yang berpikir rasional berusaha menenangkan Abel dengan penjelasan logis. Ia meyakinkan dirinya bahwa perubahan sikap adiknya hanya dipicu suasana rumah tua dan duka atas kematian ayah mereka. Namun kejanggalan demi kejanggalan mulai muncul. Pintu terbuka sendiri, suara langkah kaki terdengar di lorong saat malam, dan benda benda berpindah tanpa alasan jelas. Alia mulai merasakan bahwa rumah ini menyimpan sesuatu yang jauh lebih gelap.

Situasi semakin rumit ketika Abel mengatakan bahwa arwah arwah di rumah itu marah dan tidak ingin mereka pergi. Abel menyebut mereka sebagai sosok yang terikat pada rumah tersebut karena masa lalu yang kelam. Alia yang semakin tertekan akhirnya memutuskan mencari bantuan. Ia bertemu dengan Bu Windu (Citra Prima), seorang paranormal yang dikenal mampu membuka mata batin seseorang.

Awalnya Alia ragu dan tidak percaya. Namun demi keselamatan Abel, ia bersedia mengikuti ritual yang ditawarkan Bu Windu. Tanpa sepenuhnya memahami konsekuensinya, Alia menjalani proses pembukaan mata batin. Sejak saat itu, dunia Alia berubah drastis. Ia mulai melihat sosok sosok menyeramkan yang sebelumnya hanya bisa dirasakan oleh Abel. Bayangan hitam, wajah penuh luka, dan suara bisikan kini menjadi bagian dari kesehariannya.

Terbukanya mata batin membuat Alia sadar bahwa rumah tersebut dihuni oleh arwah arwah pendendam. Mereka bukan sekadar penunggu, melainkan korban dari tragedi masa lalu yang belum terselesaikan. Perlahan, Alia mulai mengingat kembali kejadian yang pernah ia kubur dalam ingatan. Masa kecilnya di rumah itu ternyata dipenuhi kekerasan, rasa takut, dan rahasia keluarga yang selama ini disangkalnya.

Sosok arwah paling kuat di rumah itu mulai menampakkan diri secara intens. Ia tidak hanya ingin menakuti, tetapi menuntut keadilan. Alia dan Abel terjebak di tengah konflik antara dunia orang hidup dan arwah yang penuh dendam. Setiap malam menjadi ujian mental dan emosional. Abel semakin tersiksa karena kemampuannya membuat ia menjadi sasaran utama para arwah.

Alia yang kini bisa melihat dan merasakan kehadiran mereka harus menghadapi ketakutannya sendiri. Ia menyadari bahwa selama ini ia menutup mata terhadap penderitaan yang pernah terjadi di rumah itu. Trauma masa kecil yang tidak pernah disembuhkan justru menjadi pintu bagi teror yang kini mereka alami. Alia berada di persimpangan antara melarikan diri atau menghadapi kebenaran yang selama ini ia hindari.

Bu Windu kembali hadir dan menjelaskan bahwa tidak semua arwah bisa diusir dengan cara biasa. Beberapa di antaranya terikat oleh emosi kuat seperti amarah dan rasa tidak adil. Satu satunya cara untuk menghentikan teror adalah mengungkap kebenaran dan memberi mereka ketenangan. Namun proses ini berisiko besar dan bisa mengancam nyawa siapa pun yang terlibat.

Ketegangan mencapai puncaknya ketika Abel kerasukan oleh salah satu arwah paling kejam. Alia harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan adiknya. Ia dipaksa berhadapan langsung dengan sosok yang menjadi sumber dari semua teror. Di titik ini, Alia tidak hanya berjuang melawan makhluk tak kasatmata, tetapi juga melawan rasa bersalah dan penyesalan yang selama ini ia pendam.

Rumah itu berubah menjadi ruang pengakuan dosa dan luka lama. Setiap sudut menyimpan potongan cerita kelam yang perlahan terungkap. Alia mulai memahami bahwa arwah arwah tersebut bukan sekadar ingin menakut nakuti, tetapi ingin didengar. Mereka menuntut agar kisah mereka tidak lagi disangkal atau dilupakan.

Di tengah suasana mencekam, Alia menemukan keberanian yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. Ia belajar menerima masa lalunya, sekaligus melindungi Abel dari bahaya yang terus mengintai. Hubungan kakak adik mereka diuji dalam kondisi paling ekstrem. Ketakutan, kemarahan, dan kasih sayang bercampur menjadi satu.

Akhir cerita membawa Alia pada pilihan yang menentukan. Ia harus memutuskan apakah ia siap hidup dengan mata batin yang telah terbuka dan segala konsekuensinya, atau menutup kembali pintu tersebut dengan risiko tertentu. Keputusan ini tidak hanya akan memengaruhi hidupnya, tetapi juga keselamatan Abel dan arwah arwah yang terikat di rumah itu.

Ketika kebenaran akhirnya terungkap dan batas antara dunia hidup dan mati semakin tipis, satu pertanyaan besar muncul, apakah semua teror ini benar benar akan berakhir atau justru baru saja dimulai?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Jessica Mila Alia
Denny Sumargo Davin
Citra Prima Bu Windu
Bianca Hello Abel
Epy Kusnandar Mang Asep
Anita Hara Mama Alia
Derry Drajat Om Herman
Voke Victoria Alia Kecil
Shofia Shireen Abel Kecil
Afdhal Yusman Papah Alia