The Ballad of Buster Scruggs
Comedy Drama Musical

The Ballad of Buster Scruggs

2018 133 menit R
7.9/10
Rating 7.2/10
Sutradara
Ethan Coen Joel Coen
Penulis Skenario
Ethan Coen Joel Coen Jack London Stewart Edward White
Studio
Annapurna Pictures Annapurna Television Mike Zoss Productions

Hamparan padang pasir dan kota kecil di wilayah Barat Amerika menjadi latar bagi serangkaian kisah yang berdiri sendiri namun saling terikat oleh tema kehidupan, kematian, dan kekerasan. Enam cerita berbeda dibuka layaknya halaman buku tua yang dibacakan satu per satu, menghadirkan wajah wajah manusia dengan harapan, ambisi, serta nasib yang tidak selalu berpihak.

Kisah pertama memperkenalkan Buster Scruggs (Tim Blake Nelson), seorang koboi berpakaian putih bersih yang selalu bernyanyi ceria sambil menunggang kuda. Buster dikenal sebagai penembak jitu yang ramah, penuh senyum, dan percaya diri. Ia sering memasuki bar atau wilayah asing dengan lagu di bibir dan pistol di pinggang. Di balik sikap santainya, Buster sangat mematikan. Setiap konflik yang muncul selalu ia akhiri dengan tembakan cepat dan akurat. Dunia Barat baginya adalah panggung, dan ia adalah bintang utama. Namun kesombongan dan keyakinan bahwa dirinya tak terkalahkan justru membawanya pada pertemuan dengan sosok yang lebih cepat dan lebih muda. Lagu ceria yang biasa ia nyanyikan berubah menjadi penutup yang ironis bagi perjalanannya.

Cerita kedua berfokus pada seorang perampok bank bernama The Kid (James Franco). Ia mencoba merampok bank bank kecil di wilayah terpencil dengan cara yang tampak nekat dan ceroboh. Setiap aksinya selalu berujung kegagalan dan penangkapan. The Kid beberapa kali lolos dari hukuman gantung karena keadaan yang tak terduga. Ia tetap percaya bahwa keberuntungan akan selalu berpihak padanya. Namun keyakinan itu diuji ketika ia kembali tertangkap dan menghadapi situasi yang tidak lagi memberinya jalan keluar. Senyum tipis dan sikap pasrahnya menjadi gambaran bagaimana nasib di Barat tidak bisa dinegosiasikan.

Cerita ketiga menghadirkan impresario keliling bernama Mr. Harrison (Harry Melling) yang bepergian membawa seorang seniman tanpa tangan dan kaki bernama The Artist (Harry Melling). Mereka berkeliling dari satu kota ke kota lain, mempertunjukkan monolog dan kutipan sastra di hadapan penonton yang semakin lama semakin tidak tertarik. Sang impresario melihat segalanya dari sudut pandang untung dan rugi. Ketika minat penonton menurun, ia mulai mempertanyakan nilai dari seniman yang selama ini menemaninya. Perjalanan mereka berubah menjadi refleksi pahit tentang kemanusiaan, empati, dan keputusan dingin yang dibuat demi bertahan hidup.

Kisah keempat menyorot seorang penambang emas tua bernama Prospector (Tom Waits). Ia hidup sendirian di alam liar, menggali tanah dengan penuh kesabaran dan harapan menemukan emas. Hari harinya diisi dengan kerja keras, doa sederhana, dan dialog dengan alam. Setelah menemukan emas dalam jumlah besar, kebahagiaan dan rasa syukurnya terasa tulus. Namun kesendirian di wilayah liar juga membuka celah bagi pengkhianatan. Pertemuan dengan orang asing menguji kewaspadaannya dan menunjukkan bahwa hasil kerja keras bisa lenyap dalam sekejap jika kepercayaan diberikan pada orang yang salah.

Cerita kelima mengikuti perjalanan sebuah rombongan kereta migran yang dipimpin oleh Billy Knapp (Bill Heck) dan Mr. Arthur (Grainger Hines). Mereka membawa sekelompok orang dengan latar belakang berbeda yang berharap menemukan kehidupan baru di wilayah Barat. Dalam perjalanan panjang dan melelahkan, muncul hubungan antara Alice Longabaugh (Zoe Kazan) dan Billy Knapp. Alice adalah perempuan muda yang kehilangan kakaknya dan harus belajar bertahan di tengah lingkungan asing. Harapan, kecemasan, dan ketidakpastian menyelimuti rombongan ini. Sebuah kesalahpahaman dan tragedi menunjukkan betapa rapuhnya hidup di tengah alam liar dan keputusan yang diambil dalam tekanan bisa berakibat fatal.

Kisah terakhir mempertemukan dua pemburu hadiah bernama Englishman (Jonjo ONeill) dan Irishman (Brendan Gleeson). Mereka bepergian dengan kereta kuda sambil membawa seorang pria yang menjadi target buruan. Percakapan mereka di sepanjang perjalanan terasa ringan namun penuh sindiran tentang moral, dosa, dan tujuan hidup. Perlahan terungkap bahwa perjalanan ini bukan sekadar membawa tahanan ke tempat eksekusi. Ada nuansa misterius yang semakin kuat ketika mereka tiba di sebuah penginapan yang terasa ganjil. Cerita ini menutup rangkaian kisah dengan suasana reflektif dan ambigu tentang kehidupan setelah kematian.

Keenam cerita ini menghadirkan wajah Barat yang jauh dari romantisasi heroik. Setiap tokoh datang dengan keyakinan bahwa mereka memahami dunia yang mereka tempati, namun kenyataan sering kali membuktikan sebaliknya. Kekerasan muncul tiba tiba, kematian datang tanpa peringatan, dan hidup manusia terasa rapuh di hadapan nasib.

Melalui kisah Buster Scruggs yang ceria namun berujung tragis, perampok bank yang terlalu percaya pada keberuntungan, impresario yang kehilangan empati, penambang emas yang hampir kehilangan segalanya, rombongan migran dengan harapan rapuh, hingga pemburu hadiah yang membawa pesan terakhir, film ini menyusun potret Barat yang keras dan jujur.

Setiap cerita meninggalkan kesan berbeda namun saling melengkapi. Ada humor gelap, ironi, kesedihan, dan keheningan yang memaksa penonton merenung. Dunia Barat digambarkan sebagai tempat di mana pilihan kecil bisa menentukan hidup dan mati, serta di mana manusia sering kali menjadi korban dari ambisi dan ketakutannya sendiri.

Dari enam kisah tersebut, pertanyaan besar terus menggantung. Di dunia yang keras dan tak kenal ampun ini, apakah manusia benar benar memiliki kendali atas nasibnya atau semuanya sudah ditentukan sejak langkah pertama di tanah liar itu?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Tim Blake Nelson Buster Scruggs