Pada musim semi tahun 1923, ketika Perang Saudara Irlandia mendekati akhir, kehidupan di pulau fiksi
Inisherin terasa berjalan lambat dan monoton. Pulau itu dipenuhi rumput hijau, bukit rendah, jalan
berbatu, serta rumah kecil yang dihuni nelayan dan petani yang sudah saling mengenal sejak lahir. Di
antara para penduduk, ada dua sahabat yang sudah tidak terpisahkan sejak kecil. Mereka adalah
Padraic Suilleabhain, laki-laki yang dikenal ramah, sederhana, dan selalu ceria, serta Colm Doherty,
pemain biola yang banyak disukai karena bakat musiknya.
Namun pada suatu hari
yang tampak biasa, hidup Padraic berubah tiba-tiba. Ketika ia datang ke rumah Colm untuk
mengajaknya minum seperti rutinitas setiap sore, Colm menolak membuka pintu. Ia duduk diam dan
tidak menoleh ke arah Padraic. Padraic mengira Colm sedang marah kecil, tetapi beberapa jam
kemudian ia mendapati Colm duduk di pub tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepadanya. Ketika
Padraic mencoba mengajak berbicara, Colm hanya menatap kosong dan pergi begitu saja.
Bingung dan tersinggung, Padraic meminta penjelasan. Ketika akhirnya Colm
berbicara, jawabannya mengejutkan semua orang. Ia mengatakan bahwa ia sudah tidak ingin
berteman dengan Padraic. Ia merasa Padraic terlalu membosankan dan terlalu biasa. Colm ingin
menghabiskan sisa hidupnya untuk membuat musik dan melakukan sesuatu yang bisa meninggalkan
jejak sebelum ia mati. Ia tidak ingin lagi membuang waktu dengan percakapan ringan bersama
sahabat lamanya itu.
Padraic hancur mendengar pengakuan itu. Ia tidak bisa
memahami bagaimana hubungan bertahun-tahun bisa putus begitu saja. Ia mencoba berbicara lagi,
tetapi Colm menolak. Ketika Padraic terus memaksa, Colm mengeluarkan ancaman yang membuat
seluruh penduduk Inisherin ketakutan. Ia mengatakan bahwa setiap kali Padraic berbicara dengannya,
ia akan memotong satu jarinya sendiri. Ancaman itu seolah tidak masuk akal, tetapi tatapan Colm
begitu tegas sehingga semua orang tahu ia benar serius.
Perselisihan tersebut
mulai memengaruhi kehidupan penduduk pulau. Siobhan, kakak perempuan Padraic, mencoba
menenangkan adiknya dan menyuruhnya mengabaikan Colm. Dominic, pemuda bermasalah yang
sering dipukuli ayahnya, Garda Peadar Kearney, juga berusaha membantu agar Padraic tidak larut
dalam kesedihan. Namun semakin hari Padraic semakin tidak sanggup menerima kehilangan
sahabatnya.
Suatu hari ketika mengantar susu ke pasar, Padraic dihina oleh
Peadar tanpa alasan. Kesabaran Padraic habis sehingga ia membalas dengan mengungkapkan
kekerasan yang dilakukan Peadar terhadap putranya sendiri. Peadar langsung memukul Padraic
hingga tersungkur. Melihat kejadian itu, Colm menjemput Padraic pulang, tetapi mereka tetap tidak
berbicara sepatah kata pun.
Malam itu, dalam keadaan mabuk, Padraic
mengamuk dan konfrontasi terjadi lagi. Ia menuduh Colm merusak persahabatan mereka,
mempermalukannya, dan lebih memilih berteman dengan pria seperti Peadar yang terkenal kejam.
Setelah Siobhan membawa Padraic pulang, Colm berkata bahwa itu pertama kalinya Padraic terlihat
menarik. Namun Dominic yang kebetulan mendengar komentar itu justru merasa terluka.
Keesokan paginya Padraic datang meminta maaf, tetapi pembicaraan itu berakhir
buruk. Tanpa ragu, Colm memotong jari telunjuk kirinya dan melemparkannya ke pintu rumah Padraic.
Perbuatan itu mengguncang seluruh pulau. Tidak ada yang mengerti mengapa Colm begitu ekstrem,
tetapi ia tetap pada pendiriannya.
Keadaan semakin kacau ketika Padraic
melihat Colm bertemu dengan Declan, seorang pemain biola dari daratan. Merasa cemburu dan takut
kehilangan Colm selamanya, Padraic membohongi Declan dengan mengatakan bahwa ayahnya
tertabrak kereta roti sehingga Declan bergegas pulang. Ketika kabar ini sampai ke telinga Dominic, ia
merasa Padraic telah berubah menjadi seseorang yang ia tidak kenal lagi. Dominic menjauh dengan
perasaan kecewa. Ia juga akhirnya mengungkapkan perasaannya kepada Siobhan, tetapi Siobhan
menolak secara halus dan membuat Dominic semakin terluka.
Pada malam
berikutnya, Padraic yang kembali mabuk mendatangi rumah Colm untuk meminta kejelasan. Colm
mengatakan bahwa ia telah menyelesaikan lagu barunya yang berjudul The Banshees of Inisherin dan
seolah membuka kemungkinan rekonsiliasi. Namun ketika Padraic mengaku bahwa ia membohongi
Declan, Colm merasa jijik dan benar-benar memutuskan hubungan mereka. Ia tidak datang ke pub
pada malam yang dijanjikan. Sebagai gantinya, ia memotong keempat jari kirinya yang tersisa dan
melemparkannya ke rumah Padraic.
Siobhan yang sudah lama merasa terjebak
dalam kehidupan pulau akhirnya pindah ke daratan untuk bekerja di perpustakaan. Kepergian Siobhan
membuat Padraic semakin hancur. Ketika ia pulang dan mendapati Jenny, keledai kecil
kesayangannya, mati tersedak salah satu jari Colm, kesedihan itu berubah menjadi kemarahan yang
tidak terbendung.
Padraic kemudian menemui Colm di pub. Colm menawarkan
perdamaian, tetapi Padraic menolak dengan tatapan dingin. Ia mengatakan bahwa ia akan membakar
rumah Colm keesokan hari pada pukul dua siang.
Hari itu tiba. Padraic
menepati janjinya. Ia membakar rumah Colm tanpa ragu. Ketika melihat Colm duduk di dalam rumah
yang terbakar tanpa bergerak sedikit pun, Padraic membawa anjing Colm keluar untuk
menyelamatkannya. Api menyala semakin besar. Asap mengepul ke langit pulau. Semua orang yang
melihat hanya terdiam. Tidak ada yang tahu apakah Colm ingin mati, ingin dimaafkan, atau hanya ingin
mengakhiri semuanya.
Apakah perseteruan itu telah selesai, atau justru
menjadi awal dari kisah kelam yang baru di pulau Inisherin?
Penulis artikel:
Abdilla Monica Permata B.