Pada tahun 895 Masehi, seorang raja bernama Aurvandill dengan gelar War Raven kembali ke pulau
Hrafnsey setelah berbulan bulan berada di medan perang. Kepulangannya disambut hangat oleh
istrinya, Ratu Gudrun, yang tampak anggun dan penuh wibawa, serta oleh putra mereka, Pangeran
Amleth, yang masih muda namun memiliki keberanian besar. Bagi Amleth, kedatangan sang ayah
merupakan momen yang ia tunggu, sebab ia mengidolakan Aurvandill sebagai sosok pejuang yang
kuat dan pemimpin yang dihormati.
Untuk mempersiapkan Amleth menjadi penerus
takhta, Aurvandill mengajaknya mengikuti sebuah ritual kuno di sebuah bangunan batu yang remang.
Upacara itu dipimpin oleh Heimir, badut istana yang juga merupakan penasihat spiritual keluarga
kerajaan. Dalam upacara tersebut, Heimir menegaskan bahwa takdir seseorang telah ditetapkan dan
tidak dapat dielakkan.
Di tengah suasana tegang dan simbolik itu, Amleth
bersumpah bahwa jika ayahnya suatu hari terbunuh, ia akan menuntut balas tanpa ragu. Ia tidak ingin
menjalani hidup dengan rasa malu atau kehilangan kehormatan keluarga.
Namun pada pagi berikutnya, kehidupan Amleth hancur seketika. Paman tirinya, Fjolnir, yang
merupakan saudara tidak sah dari sang raja, melakukan sebuah kudeta brutal. Dengan pasukan
pengkhianat yang telah disiapkan, Fjolnir mengeksekusi Aurvandill dengan cara memenggal
kepalanya.
Benteng di puncak bukit diserbu, para prajurit loyal dibantai, dan
Gudrun dibawa secara paksa sebagai tawanan. Amleth yang masih remaja nyaris saja dibunuh, tetapi
ia berhasil melarikan diri dengan menyeberangi laut menggunakan sebuah perahu kecil. Di tengah
gelombang dingin, ia mengucapkan sumpah yang sama seperti dalam ritual. Ia berjanji akan kembali
untuk membunuh Fjolnir dan menyelamatkan ibunya.
Bertahun tahun berlalu.
Amleth tumbuh menjadi laki laki dewasa yang kejam dan tak kenal takut. Ia dikenal sebagai ulfhedinn,
prajurit berkulit serigala, yang ikut serta dalam serangan kelompok Viking terhadap berbagai desa di
wilayah Gardariki. Wajahnya kasar, tubuhnya dipenuhi luka, dan hidupnya hanya dipandu oleh satu
tujuan, yaitu balas dendam.
Setelah menghancurkan sebuah desa, Amleth
memasuki kuil Svetovit dan bertemu seorang peramal perempuan yang memiliki mata tajam seakan
menembus jiwanya. Peramal itu mengingatkan Amleth tentang sumpah masa kecilnya dan
menyampaikan ramalan bahwa takdir Amleth akan terhubung dengan seorang perempuan yang
memegang kekuasaan. Ramalan ini semakin menegaskan jalan yang harus ia tempuh.
Tak lama kemudian, Amleth mendengar kabar bahwa Fjolnir telah kehilangan
kekuasaannya, kalah oleh Raja Harald dari Norwegia. Kini Fjolnir hidup sebagai petani biasa di
Islandia. Kesempatan itu membuat Amleth menyusun rencana. Ia memotong rambutnya, membakar
pakaiannya, menutupi tubuhnya dengan lumpur, lalu menyamar sebagai budak. Ia menyelinap ke
sebuah kapal yang membawa para tawanan ke tanah Islandia. Di kapal tersebut, ia bertemu Olga,
seorang perempuan Slavia yang mengaku memiliki kemampuan sihir. Keduanya saling mengetahui
bahwa mereka bukan tawanan biasa.
Sesampainya di peternakan Fjolnir,
Amleth menyembunyikan identitasnya sambil mengamati keadaan. Ia mengetahui bahwa Gudrun kini
telah menikah dengan Fjolnir, tidak tampak sebagai tawanan, bahkan terlihat bahagia. Ia juga
mengetahui bahwa Gudrun telah melahirkan seorang anak laki laki bernama Gunnar. Pemandangan itu
membuat Amleth mulai bertanya tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi antara ibunya dan
Fjolnir.
Suatu malam, seekor rubah membimbing Amleth menuju sebuah bukit.
Di sana ia bertemu seorang penyihir laki laki yang sedang melakukan ritual dengan tengkorak Heimir.
Melalui ritual tersebut, Heimir menyampaikan pesan bahwa Amleth harus mencari pedang Draugr,
senjata magis yang hanya dapat ditarik saat malam hari atau di gerbang kematian. Amleth kemudian
memasuki sebuah kuburan batu dan bertarung dengan makhluk mayat hidup yang menjaga pedang
tersebut. Ia berhasil membawa pulang pedangnya lalu menyembunyikannya di kebun.
Pada hari berikutnya, Amleth dipilih untuk mengikuti permainan knattleikr, olahraga
keras yang mirip dengan pertarungan. Ketika pertandingan memanas, seorang pemain dari kelompok
lawan mencoba membunuh Gunnar. Amleth yang melihat kejadian itu melompat dan menyelamatkan
anak tersebut.
Ia kemudian memukuli lawannya hingga mati. Tindakannya
membuat Thoirir, putra dewasa Fjolnir, memberinya posisi pengawas dan hak memilih seorang
perempuan dari para budak. Amleth memilih Olga, bukan hanya karena ia tertarik, tetapi juga karena
mereka memiliki tujuan bersama.
Dari malam ke malam, Amleth mulai
melancarkan teror. Ia membunuh beberapa orang penting di peternakan itu dengan cara cara aneh,
membuat mayat mereka tergantung seperti bentuk kuda. Bersamaan dengan itu, Olga meracuni
makanan dengan jamur mematikan sehingga para budak Kristen dianggap sebagai pelakunya.
Kekacauan ini membuat Amleth bisa menyusup ke rumah utama.
Ketika ia
akhirnya berhadapan dengan Gudrun dan mengungkap identitasnya, jawaban Gudrun tidak seperti
yang ia bayangkan. Gudrun mengatakan bahwa Aurvandill bukan pahlawan yang ia kagumi, melainkan
tiran yang menjadikannya budak. Ia mengaku Amleth lahir karena pemaksaan dan menyatakan bahwa
ia sendiri yang bersekongkol dengan Fjolnir.
Pengakuan itu mengguncang
keyakinan Amleth. Situasi semakin memburuk ketika Gudrun mencoba menggoda Amleth untuk
mempengaruhi pikirannya. Amleth menolak dengan perasaan jijik dan marah. Dengan penuh amarah,
ia kemudian membunuh Thoirir dan mengambil jantungnya sebagai simbol pembalasan.
Dengan rahasia kelam ibunya, pedang takdir di genggamannya, dan masa depan
yang kini kabur, apakah Amleth masih sanggup melanjutkan sumpahnya sampai akhir?
Penulis artikel: Abdilla Monica Permata B.