Di tanah Kaedwen yang diselimuti hutan gelap dan angin dingin utara, seorang witcher bernama
Vesemir menelusuri jejak makhluk yang telah meneror warga selama berminggu-minggu. Pada tahun
1165, ia akhirnya menemukan pelakunya, yaitu leshen besar yang tampak lebih liar dibandingkan
leshen lainnya.
Saat Vesemir berhasil menyelamatkan seorang anak dan menghabisi makhluk
itu, leshen tersebut menggumamkan kata terakhir dalam dialek elf kuno yang sudah lama tidak
digunakan. Kata itu bukan hanya bisikan kematian. Ucapannya membuat Vesemir curiga bahwa leshen
itu berada di bawah kendali seseorang.
Tidak lama kemudian, ia didatangi Filavandrel,
pemimpin elf yang merasa terpukul karena banyak gadis elf menghilang termasuk satu yang bernama
Kitsu. Filavandrel yakin bahwa leshen tersebut tidak bertindak dengan sendirinya. Ada sesuatu yang
jauh lebih gelap di balik hilangnya para gadis elf.
Sementara itu, di istana Kaedwen, sorceress
bernama Tetra Gilcrest tengah berusaha meyakinkan raja bahwa para witcher tidak pantas dipercaya.
Menurutnya, para witcher terlalu kuat, terlalu bebas, dan terlalu berbahaya untuk dibiarkan ada. Ia
menganggap mereka hanya pembunuh bermata koin. Namun tidak semua orang di istana sepakat.
Lady Zerbst, penasihat tua yang bijaksana, membela witcher dan berpendapat bahwa dunia
membutuhkan seseorang yang berani menghadapi kengerian yang tidak mampu ditangani manusia
biasa.
Dalam tekanan yang semakin memuncak, Vesemir teringat masa
mudanya. Ia dan sahabatnya, Illyana, pernah bekerja sebagai pelayan untuk seorang bangsawan kaya.
Hidup mereka berubah ketika seorang witcher bernama Deglan muncul untuk membasmi makhluk
mahr yang menyerang kekasih sang bangsawan.
Kehadiran Deglan yang gagah
memukau Vesemir muda. Ia terpikat pada kehidupan witcher yang tampak bebas, penuh tantangan,
dan menjanjikan banyak uang. Dengan tekad untuk mengubah nasib, ia meninggalkan Illyana dan pergi
ke Kaer Morhen. Di sana ia menjalani latihan berat, sihir, mutasi, dan rasa sakit yang hampir merenggut
nyawanya. Pada akhirnya ia berhasil bertahan dan menjadi witcher yang memiliki kemampuan
melampaui manusia biasa.
Di masa kini, nasib buruk menghampiri Vesemir dan
Luka setelah keduanya terlibat perkelahian di bar yang berakhir dengan kematian dua ksatria
Kaedweni. Mereka ditangkap dan hampir dihukum, tetapi Lady Zerbst menyelamatkan mereka dan
mengusulkan misi baru. Raja memerintahkan Vesemir bekerja sama dengan Tetra untuk mencari Kitsu
dan menghentikan ancaman di hutan. Vesemir terkejut saat mengetahui bahwa Lady Zerbst ternyata
adalah Illyana, sahabat masa kecilnya yang kini menempuh jalan hidup sangat berbeda.
Dalam perjalanan mereka, hubungan Vesemir dan Tetra yang awalnya tegang mulai
menunjukkan celah. Tetra mengungkapkan bahwa kebenciannya terhadap witcher berasal dari tragedi
seorang penyihir muda yang dibunuh oleh witcher dalam sebuah penipuan. Sejak kejadian itu ia
percaya bahwa witcher tidak pernah layak dipercaya. Namun semakin lama mereka berjalan bersama,
Vesemir menyadari bahwa Tetra tidak hanya dipenuhi amarah. Ia juga dihantui ketakutan mendalam
terhadap makhluk yang tidak mampu ia kendalikan.
Ketika mereka menemukan
Kitsu, keduanya terkejut karena gadis elf itu telah mengalami mutasi mengerikan. Ia tidak hanya
berubah wujud tetapi juga mampu menciptakan ilusi mematikan. Bersama seekor basilisk, Kitsu
menyerang mereka dan pertempuran sengit pun terjadi. Basilisk itu berhasil dibunuh, tetapi Kitsu lolos
sebelum mereka sempat menahannya.
Jejak Kitsu membawa mereka ke
sekolah elf tua yang telah lama ditinggalkan. Di dalam bangunan yang runtuh itu, mereka menemukan
tubuh para gadis elf yang hilang. Mereka juga menemukan Filavandrel yang ditawan Kitsu. Setelah
dibebaskan, Filavandrel menjelaskan bahwa Kitsu mencoba mengulangi eksperimen yang pernah
dilakukan terhadapnya. Kesimpulan mereka mengarah pada satu hal yang mengerikan. Mutasi Kitsu
pasti dilakukan oleh witcher yang menyalahgunakan pengetahuannya. Tujuannya tidak lain untuk
menebar ketakutan agar manusia kembali memerlukan jasa witcher.
Vesemir
mengingat Kaer Morhen dan yakin bahwa sumber semua ini berasal dari tempat itu. Ia memutuskan
kembali untuk menghadapi Deglan, pemimpin para witcher. Tidak lama setelah Vesemir pergi, Tetra
menghancurkan markas Kitsu dan tanpa sengaja bertemu gadis itu sedang menyaksikan kehancuran
tersebut. Dengan amarah membara, Tetra menyalahkan witcher atas semua tragedi yang terjadi.
Setibanya di istana, Tetra mengungkapkan kepada raja bahwa witcher telah
menciptakan monster baru. Ia meminta izin menggunakan pasukan Kaedwen untuk menyerang Kaer
Morhen dan permintaan itu dikabulkan. Pada saat yang sama, Illyana melihat Luka ditangkap dan
dihukum mati. Ia segera kabur untuk memperingatkan Vesemir tentang bahaya yang sedang menuju
Kaer Morhen.
Ketika Vesemir tiba dan memaksa Deglan untuk berkata jujur,
Deglan akhirnya mengaku. Ia bertanggung jawab atas terciptanya monster dan mutasi Kitsu.
Menurutnya, dunia terus berubah dan semakin banyak orang membenci witcher. Dengan menciptakan
monster, ia berharap manusia tetap membutuhkan jasa mereka agar Kaer Morhen tidak musnah.
Namun sebelum mereka bisa membicarakan hal tersebut lebih jauh, seorang
murid memberi tahu bahwa Tetra dan pasukan Kaedwen sudah hampir mencapai benteng. Kitsu yang
dipenuhi amarah juga membawa monster yang tersisa untuk ikut menyerang.
Saat pasukan manusia dan makhluk mutan bergerak menuju Kaer Morhen, Vesemir menyadari
bahwa pertarungan ini bukan hanya perebutan kekuasaan. Ini adalah perjuangan untuk menentukan
masa depan witcher dan menilai apakah mereka masih pantas bertahan di dunia yang semakin
membenci keberadaan mereka.
Jika Tetra berhasil menghancurkan Kaer
Morhen sementara monster ciptaan Deglan semakin banyak, apakah Vesemir mampu menghadapi
dua ancaman sekaligus dan menyelamatkan masa depan para witcher yang tersisa?
Penulis artikel: Abdilla Monica Permata B.