Waktu Maghrib
Synopsis
Film Waktu Maghrib dibuka di sebuah desa terpencil bernama Jatijajar di Jawa Tengah, tempat tinggal tiga anak: Adi, Saman, dan Ayu. Karena harus membantu keluarga di ladang, Adi dan Saman sering terlambat ke sekolah, dan guru mereka, Bu Woro, sosok yang disiplin dan galak, tidak segan menghukum mereka.
Suatu sore menjelang adzan Maghrib, suhu emosional Adi dan Saman memuncak. Dalam kemarahan mereka, keduanya menyumpahi Bu Woro agar meninggal dan sumpah ini diucapkan tepat saat azan Maghrib berkumandang. Tak lama kemudian, Bu Woro ditemukan tewas secara misterius.
Sejak kematian Bu Woro, Adi dan Saman mulai diganggu oleh teror gaib: sosok menyeramkan seperti guru berseragam seperti Bu Woro terus muncul menghantui mereka. Teror semakin parah ketika Saman kerasukan, melakukan tindakan ekstrem seperti membantai ayam milik kepala desa dan bahkan melawan saudaranya sendiri. Yang paling menegangkan: Saman bunuh diri tepat saat azan Maghrib berkumandang. Ayu curiga ada kekuatan jahat yang jauh lebih besar di balik semua kejadian mistis ini, dan dia berusaha mencari cara agar Adi dan dirinya bisa selamat.
Latar waktu dalam film ini adalah awal tahun 2000- an, dan kesederhanaan desa dengan nuansa jadul (sekolah, ladang, rumah penduduk, dan masjid kecil) membuat suasana horornya terasa sangat organik dan “hidup.”
Di balik layar, Waktu Maghrib digarap oleh sutradara Sidharta Tata, yang sebelumnya memang sudah dikenal piawai menggarap atmosfer mencekam dalam cerita bernuansa lokal. Tata tidak hanya menyutradarai, tapi juga ikut menulis naskah bersama Agasyah Karim, Khalid Kashogi, dan Bayu Kurnia. Kolaborasi ini membuat alur film terasa kuat, khususnya karena mereka menggali memori kolektif masyarakat Indonesia tentang “jangan keluar saat Maghrib,” sebuah larangan yang sejak kecil pasti pernah kita dengar. Film ini diproduksi oleh Rapi Films bekerja sama dengan Sky Media, dua rumah produksi yang memang sering menangani film-film besar di industri lokal.
Dari sisi pemain, Waktu Maghrib menghadirkan deretan aktor muda yang performanya jadi salah satu kekuatan film ini. Ali Fikry, Bima Sena, dan Nafiza Fatia Rani tampil sangat natural memerankan Adi, Saman, dan Ayu, membuat suasana horor terasa semakin nyata karena perspektif cerita datang dari anak-anak. Sementara itu, Aulia Sarah memberikan karakter Bu Woro dimensi baru—bukan sekadar guru yang disiplin dan menakutkan, tapi juga sosok yang akhirnya menjadi sumber teror setelah kematiannya. Kehadiran aktor pendukung seperti Taskya Namya dan Andri Mashadi juga membantu memperkuat dunia film yang terasa hidup dan dekat dengan suasana desa pada awal tahun 2000-an.
Salah satu aspek menarik dari film ini adalah cara sutradara membangun atmosfer ketakutan tanpa mengandalkan efek CGI besar-besaran. Ketegangan diciptakan lewat pencahayaan gelap, suara angin, langkah kaki, dentingan logam, hingga suara serak yang muncul di lorong-lorong sekolah. Desain hantu di film ini dibuat sederhana, tapi justru itulah yang membuatnya semakin menyeramkan, karena terlihat seperti sesuatu yang bisa muncul di kehidupan nyata. Banyak penonton menilai teknik horornya tidak sekadar mengagetkan, tapi juga memberikan rasa gelisah yang bertahan lama setelah film berakhir.
Yang membuat film ini semakin menarik adalah kenyataan bahwa Sidharta Tata ingin mengangkat sisi emosional dari waktu Maghrib itu sendiri. Ia pernah menyampaikan bahwa suara azan Maghrib bukan seharusnya menjadi sumber ketakutan, melainkan pengingat sekaligus momen sakral yang penuh makna. Di film ini, waktu Maghrib sengaja dibalut dengan nuansa menegangkan agar penonton merasakan bagaimana mitos-mitos masa kecil bisa berubah menjadi teror psikologis ketika disandingkan dengan tragedi dan kesalahan fatal.
Secara komersial, Waktu Maghrib mencetak prestasi yang sangat membanggakan. Dalam hitungan sekitar satu minggu setelah tayang, film ini langsung menembus angka 1 juta penonton, menjadikannya film Indonesia pertama pada tahun itu yang mencapai pencapaian tersebut. Antusiasme penonton tidak berhenti di sana, karena tidak lama kemudian jumlah penontonnya melejit hingga lebih dari dua juta orang, dan total akhirnya mencapai sekitar 2,4 juta penonton selama masa tayangnya di bioskop. Dengan capaian sebesar itu, Waktu Maghrib resmi masuk dalam jajaran film Indonesia terlaris pada tahun penayangannya.
Kesuksesan besar tersebut akhirnya mendorong dibuatnya sekuel, yaitu Waktu Maghrib 2, yang dirilis pada tahun 2025. Sekuel ini pun langsung mendapat sambutan hangat dan berhasil menembus angka 500 ribu penonton hanya dalam tujuh hari pertama. Kehadiran sekuel ini menandakan kuatnya daya tarik dunia horor khas Waktu Maghrib, terutama karena film pertamanya meninggalkan kesan yang dalam bagi penonton.
Selain kehororan dan pencapaian komersialnya, film ini punya sisi kultural yang sangat kuat. Mitos-mitos masa kecil, seperti larangan bermain atau keluar rumah saat Maghrib, dibalut dengan isu moral seperti pentingnya menjaga ucapan, tanggung jawab terhadap sumpah, dan bagaimana kemarahan bisa membawa konsekuensi besar. Semua itu dibungkus dalam setting desa yang sederhana dan penuh detail era awal 2000-an, sehingga penonton tidak hanya merasakan horor, tapi juga nostalgia yang menohok.
Pemeran
Jadwal Film
Wicked
My Boo
Tak Kenal Maka Taaruf
Pesugihan Sate Gagak
Sampai Titik Terakhirmu
Dopamin
J-hope Tour - Hope On The Stage The Movie
The Running Man
Now You See Me: Now You Don't
Pangku
Kuncen
Solata
Sosok Ketiga: Lintrik
The First Ride
Boss
Predator: Badlands
Caught Stealing
G-DRAGON IN CINEMA: UBERMENSCH
Shutter
Si Paling Aktor
Pengin Hijrah
Stolen Girl
Badik
Tumbal Darah
Cyberbullying (2025)
Abadi Nan Jaya
Air Mata Di Ujung Sajadah 2
Maju Serem Mundur Horor
Murderer Report
Rosario
Getih Ireng
Rangga & Cinta
Black Phone 2
Tron: Ares
No Other Choice
The Woman in Cabin 10
Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung
One Battle After Another
Wicked: For Good
19 November 2025
Keeper
19 November 2025
Samsara (2024)
20 November 2025
Leak 2 (Jimat Dadong)
20 November 2025
Danyang Wingit Jumat Kliwon
20 November 2025
Belum Ada Judul
20 November 2025
Keadilan (2025)
20 November 2025
Deliver Me from Nowhere
21 November 2025
Legenda Kelam Malin Kundang
25 November 2025
Zootopia 2
26 November 2025
Agak Laen: Menyala Pantiku!
27 November 2025
Air Mata Mualaf
27 November 2025
Legenda Kelam Malin Kundang
27 November 2025
Other
28 November 2025
MONSTA X: CONNECT X IN CINEMAS
03 Desember 2025
Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel
04 Desember 2025
Riba
04 Desember 2025
NIA
04 Desember 2025
Mengejar Restu
11 Desember 2025
Mertua Ngeri Kali
11 Desember 2025
Timur
18 Desember 2025
Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel
24 Desember 2025
Dusun Mayit
31 Desember 2025
Musuh Dalam Selimut
08 Januari 2026Berita Lainnya
Edukasi Soal KDRT Melalui Preview Film Suamiku, Lukaku Digelar Komunitas Perempuan Berkebaya