1. Ikut Meeting

Credit: via koreaboo.com

Seorang pengacara berinisial A mengaku kalau dirinya ikut dalam sebuah meeting dengan Daesung di Firma Hukum sebelum membeli gedung. Disebutkan dalam meeting tersebut ada beberapa pengacara, agen real estate dan manajer bank.

"Pada tanggal 20 September 2017, Daesung mengunjungi firma hukum untuk mencari tahu apakah pemilik gedung harus bertanggung jawab kalau ada kegiatan hiburan dewasa (prostitusi) ditemukan di tempat yang dimaksud," ungkapnya.

"Sebelum membeli gedung itu, dia membawa agen real estate dan manajer cabang bang untuk memberikan konsultasi. Di sana, ia bertanya soal hukum hiburan ilegal, seperti prostitusi," sambungnya.

2. Tahu Soal Kegiatan Prositusi

Menurut pengacara A, Daesung sudah tahu soal kegiatan prostitusi dan hiburan ilegal ada dalam gedung yang akan ia beli. Ia bertanya apakah mungkin untuk mengusir penyewa tersebut.

"Dalam meeting tersebut, Daeung sudah tahu di mana hiburan ilegal berada dalam gedung. Dia dipastikan tahu kalau ada sebuah toko ilegal," tuturnya.

"Dia juga bertanya apakah mungkin untuk mengusir penyewa yang melakukan kegiatan ilegal. Sang pengacara mengungkapkan kalau pemilik gedung tak bisa minta penyewa untuk keluar secara sepihak," lanjutnya.

3. Tetap Beli Gedung

Credit: via koreaboo.com

Daesung mendapatkan peringatan tentang pemilik gedung bisa dituntut kalau menutup mata soal kegiatan ilegal. Meski begitu, Daesung tetap membeli gedung yang berlokasi di Gangnam dengan harga 31 milyar won (sekitar 365 milyar rupiah).

"Dia (Daesung) tahu bahwa pelacuran terjadi di gedung itu, tetapi dia masih membelinya. Firma hukum mengatakan kepadanya bahwa jika dia terus mengelola gedung sambil menutup mata terhadap kegiatan ilegal, dia dapat dituntut," jelasnya.

"Bahkan setelah konsultasi hukum, Daesung membeli bangunan itu 2 bulan kemudian," tutup pengacara A.