Tumbuh di Keluarga Miskin, Hwang Dong Hyuk Creator SQUID GAME Jadi Sosok Berpengaruh di Industri Hiburan

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Tumbuh di Keluarga Miskin, Hwang Dong Hyuk Creator SQUID GAME Jadi Sosok Berpengaruh di Industri Hiburan
Poster SQUID GAME 2 - Hwang Dong Hyuk (Credit: Mydramalist/AFP/Jung Yeon-je)

Kapanlagi.com - Rilis pada 26 Desember 2024, akhirnya penggemar bisa kembali menyaksikan petualangan mendebarkan di SQUID GAME 2. Serial yang tayang di Netflix ini ditulis dan disutradarai oleh Hwang Dong Hyuk. Diketahui, bahwa ide brilian mengenai naskah dari serial ini justru lahir dari masa-masa sulit dalam hidupnya?

Menurut laporan dari The Hollywood Reporter pada Jumat (27/12/2024), Hwang Dong Hyuk pernah mengalami titik terendah dalam kariernya. Proyek film yang diimpikannya gagal mendapatkan pendanaan. Pada usia akhir 30-an, ia terjebak dalam kesulitan keuangan yang cukup menyedihkan.

Seperti apa kisah tentang Hwang Dong Hyuk creator SQUID GAME yang dulunya tumbuh di keluarga miskin? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

1. Tertarik Pada Isu Ketidaksetaraan Ekonomi

Dalam keadaan putus asa, Hwang Dong Hyuk sering menghabiskan waktu di kafe komik, terinspirasi oleh manga tentang pertempuran royale, dan membayangkan bagaimana kompetisi semacam itu bisa menjadi jalan keluar dari kesulitan hidupnya.

Ketertarikan Hwang terhadap isu ketidaksetaraan ekonomi sudah dimulai jauh sebelumnya. Kejadian tragis yang menimpa keluarganya ketika ayahnya, seorang jurnalis, meninggal dunia karena kanker perut. Peristiwa itu terjadi saat Hwang baru berusia 5 tahun, membuat hidup mereka berubah drastis.

Sang ibu terpaksa bekerja keras melakukan berbagai pekerjaan serabutan demi menghidupi Hwang, saudara laki-lakinya, dan nenek mereka.

"Meskipun ibuku bekerja sangat keras, kami hidup sangat miskin untuk waktu yang sangat lama," tutur pria berusia 53 tahun tersebut.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Jadi Harapan Keluarga

Hwang, yang merasa sebagai harapan keluarga, bertekad untuk menjadi murid yang baik. Ibunya berharap ia dapat masuk ke perguruan tinggi ternama, mendapatkan pekerjaan yang baik, dan membawa keluarganya keluar dari kesulitan.

"Sejauh yang saya ingat, saya adalah harapan keluarga. Karena saya murid yang baik, ibu saya berharap saya masuk perguruan tinggi ternama, mendapatkan pekerjaan hebat, menghasilkan banyak uang, dan mengangkat keluarga kami dari bawah," lanjut Hwang Dong Hyuk.

Pengalaman hidup inilah yang menginspirasinya untuk menciptakan karakter Sang Woo (Park Hae Soo) di SQUID GAME musim pertama. Sang Woo, teman masa kecil Gi Hun merupakan sosok 'anak emas' di lingkungan kelas pekerja mereka yang terpaksa terjun ke dalam permainan mematikan akibat kegagalan investasinya.

3. Kuliah di Universitas Nasional Seoul

Ketekunan Hwang membuatnya diterima di Universitas Nasional Seoul, salah satu universitas paling bergengsi di Korea. Di sinilah hidupnya mengalami titik balik. Hwang mulai berpikir kritis dan mempertanyakan tujuan hidupnya.

Hwang kemudian beralih dari keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus dan uang, menjadi lebih tertarik pada ketidakadilan sosial yang ada di sekitarnya.

"Saya mulai berpikir, 'Mengapa saya hidup hanya memikirkan tujuan itu?' Akhirnya saya mulai kurang tertarik mendapatkan pekerjaan bagus dan menghasilkan uang, dan lebih tertarik pada mengapa dunia yang terbagi begitu drastis antara yang memiliki dan yang tidak memiliki. Mengapa, meskipun ibu saya bekerja berjam-jam di berbagai pekerjaan, kami tetap harus hidup seperti ini?" kenangnya.

4. Masa Pendidikan Hwang Dong Hyuk

Kesadaran sosial yang mendalam mendorong Hwang Dong Hyuk untuk bergabung dengan gerakan mahasiswa kiri di universitas dan menekuni dunia perfilman. Pada tahun 2000, ia melangkah ke Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan di sekolah film USC, di mana film pendek tesisnya yang menggugah-bercerita tentang seorang wanita Korea yang mencari saudara lelakinya yang diadopsi di AS meraih penghargaan DGA Student Award dan Student Emmy.

Setelah meraih gelar MFA, Hwang menetap di Los Angeles selama dua tahun, bekerja di perusahaan yang mengadaptasi konten asing untuk penonton lokal. Selama enam tahun sebagai ekspatriat, ia terpesona sekaligus terguncang oleh stratifikasi sosial dan perbedaan kelas yang tajam di negeri itu.

"Jika saya pergi ke daerah yang lebih kaya, semuanya terlihat begitu bersih, rumah-rumahnya indah, dan biasanya merupakan lingkungan mayoritas kulit putih," kenangnya.

"Tetapi di sekitar sekolah saya, banyak orang yang tidak memiliki tempat tinggal, banyak perampokan, dan populasinya kebanyakan bukan kulit putih. Meskipun jelas kami memiliki kesenjangan kekayaan di Korea, kami tidak memiliki keberagaman ras. Di L.A., seolah ada pagar tak terlihat yang sangat besar di antara populasi yang berbeda ini," lanjutnya.

5. Kesuksesan Pertama di Perfilman

Poster SQUID GAME 2 (Credit: Mydramalist)

Setelah kembali ke Korea, Hwang mencetak kesuksesan gemilang dengan film keduanya, SILENCED (2011). Film ini terinspirasi dari kisah nyata tentang pelecehan seksual yang terjadi secara sistematis di sebuah sekolah untuk anak-anak tuli.

Meskipun kasus ini awalnya nyaris luput dari sorotan media, filmnya yang menjadi fenomena box office berhasil menggugah kemarahan publik, mendorong Majelis Nasional untuk mengesahkan undang-undang bernama Dogani Law, yang menghapus batas waktu tuntutan hukum dan memperberat hukuman bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak dan penyandang disabilitas.

Seiring berjalannya waktu, Hwang kembali menunjukkan pengaruhnya yang luar biasa melalui SQUID GAME pada tahun 2021, meski dia menyadari bahwa kesuksesan besar tersebut mungkin lebih berdampak secara komersial. Ada pula nilai dampak untuk Netflix, yang kini mengadaptasi IP tersebut menjadi berbagai format, mulai dari serial kompetisi tanpa skrip hingga video game.

6. Kesuksesan SQUID GAME dan Dampaknya

Di tengah banyaknya pertanyaan tentang apakah adaptasi acara realitas akan mengaburkan esensi dan pesan mendalam dari serialnya, Hwang Dong Hyuk dengan tegas menjelaskan,

"Sebagai pencipta konten dalam masyarakat kapitalis, pada akhirnya, segala sesuatu yang kami buat adalah produk. Tujuan utama saya adalah menciptakan sesuatu yang menghibur untuk penonton dan sukses secara komersial untuk saya dan para investor. Squid Game bukanlah sesuatu yang dibuat dengan dana pemerintah untuk mendidik masyarakat."

"Namun, meski begitu, sebagai seorang kreator, saya selalu ingin produk yang saya buat memiliki nilai. Saya ingin karya tersebut memberi Anda sesuatu untuk dipikirkan, membantu Anda mengajukan pertanyaan. Serial ini memuat setiap emosi yang pernah saya rasakan terkait cara saya memandang manusia dan dunia, semua elemen tragedi dan komedi dalam hidup. Semuanya ada di sana," tutupnya.

Rekomendasi
Trending