Namun Rio tak hanya bakal berperan sebagai produser, akan tetapi juga pemain. Untuk penggarapan film ini, mereka masih menunggu Dewi Lestari meluncurkan novel pamungkas keenam, dan baru akan menggarap naskah.
"Dua tahun lagi kali ya. Soalnya saat ini Mbak Dewi lagi fokus buku terakhir Supernova. Kesediaan waktunya jadi supervisi naskahnya baru di akhir tahun (2016)," ucap Rio Dewanto saat berbincang dengan KapanLagi.com di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2016).
Jika dalam KSATRIA, PUTERI, DAN BINTANG JATUH yang digarap oleh Soraya Intercine Films medio 2014 silam Dee tak terlibat dalam penggarapan naskah. Maka tidak demikian halnya dengan kali ini, penulis tersebut bakal ikut menjadi supervisor. Ternyata hal itu sesuai dengan track record Visinema selama ini.
"Kita ingin libatkan dia sebagai supervisi skenarionya. Di FILOSOFI KOPI kan dia jadi supervisi skenario juga. Pokoknya kita ingin dia terlibat karena ini karyanya dia. Tapi untuk sekarang dia fokus sama Intelegensi Embun Pagi," tandasnya.
Selain menunggu waktu dari Dewi Lestari, pihak Visinema memerlukan waktu lebih lama untuk mendapatkan investor. Terutama karena film ini tak bisa dibuat begitu saja dengan dana seadanya, karena setting yang cukup kompleks mulai dari Indonesia, Thailand, Kamboja hingga Laos.
"Kita udah izin sama Mbak Dewi dan dia oke. Sekarang saya sibuk cari investor karena budgetnya gede. Bakal keliling Asia Tenggara. Juga kalau pengen bagus harus pakai aktor dari Thailand dan segala macem. Pengennya co-production dengan beberapa PH di Asia," tandasnya.
(kpl/abs/sjw)