Kualitasnya Dinilai Makin Baik & Diminati Jutaan Penonton, Apa Bedanya Sih Film Horor Indonesia Dulu dan Sekarang?
Diperbarui: Diterbitkan:

Perkembangan film horor Indonesia. (credit: Istimewa)
Kapanlagi.com - Disclaimer: Wawancara ini mencakup beberapa narasumber dari profesi yang berbeda, seperti aktor, produser, sutradara dan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan sebuah film.
Reporter: Adi Abbas Nugroho, Dadan Eka Permana, Nuzulur Rakhmah, Sahal Fadhli, Fikri Alfi Rosyadi.
Dari sekian banyak genre film, bisa dibilang film horor menjadi salah satu yang paling diminati hingga sekarang. Dari dulu, film horor seolah nggak pernah kehilangan peminat di Tanah Air. Apalagi sekarang ini kualitas film horor Indonesia dianggap semakin baik kualitasnya.
Advertisement
Beberapa film yang belakangan ini sukses merebut atensi misalnya KKN DI DESA PENARI, IVANNA sampai yang terbaru PENGABDI SETAN 2: COMMUNION yang berhasil meraih predikat sebagai Film Indonesia Terlaris Kedua di tahun 2022. Film karya Joko Anwar itu telah ditonton lebih dari 6 juta orang selama penayangannya.
Dengan banyaknya film horor Indonesia dengan kualitas yang semakin baik membuat masyarakat akhirnya menunggu karya-karya baru dari para sineas di Tanah Air. Lalu sebenarnya, bagaimana perkembangan film horor Indonesia sampai saat ini? Apa saja perbedaan dulu dan sekarang? Yuk langsung aja simak ulasannya berikut ini.
1. Film Horor Pertama di Indonesia
Melansir berbagai sumber, ternyata di Indonesia genre horor pertama kali dimunculkan dalam film berjudul DOEA SILOEMAN OEKER POETI EN ITEM yang dirilis pada tahun 1934. Film horor Indonesia kemudian melejit setelah adanya film TERANG BOELAN produksi Nederlandsch Indie Film Syndicaat dan disutradarai oleh Albert Balink.
Tapi kepopuleran film horor Tanah Air nggak selamanya baik. Genre ini sempat kurang diminati sampai akhirnya rilis film karya Awaludin dan Ali Shahab berjudul BERANAK DALAM KUBUR yang dibintangi oleh Suzanna. Film debut Suzanna itu rupanya kembali menarik minat penonton pada film horor. Total keuntungan yang diperoleh oleh film yang dirilis tahun 1971 itu yaitu Rp 72 juta selama penayangan filmnya.
Dari situlah kepopuleran Suzanna langsung meroket dan membuat dirinya membintangi puluhan judul film horor. Diantaranya Sundel Bolong (1981), Nyi Blorong (1982), Malam Jumat Kliwon (1986), Ratu Buaya Putih (1988), Wanita Harimau (1989) dan masih banyak lainnya.
Di era tahun 1970 sampai 1990-an, film horor nggak hanya identik dengan suasana seram. Tetapi dibumbui juga dengan seks, kekerasan dan komedi. Selain Suzanna, nama lain yang ikut terkenal gara-gara perannya di film horor adalah Bang Bokir.
(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)
2. Film Horor Dulu dan Sekarang
Nggak bisa dipungkiri kalau dulu unsur seks dalam film horor memang menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton. Tapi sayang, seiring berjalannya waktu hal itu juga yang membuat masyarakat sempat memandang sebelah mata tentang kualitas film horor di Indonesia. Para sineas kemudian berupaya untuk membangkitkan kembali minat penonton pada genre film horor. Usaha tersebut pun bisa kita lihat hasilnya sekarang.
Sebagai salah satu aktor yang sudah berperan dalam film horor sejak era tahun 1990-an, Ozy Syahputra mengakui sendiri bahwa ada banyak perubahan dari kualitas film horor dulu dan sekarang.
"Kalau aku bilang banyak yah (perbedaannya). Karena kan sekarang alatnya lebih canggih dan penata riasnya aku suka banget. Kalau zaman dahulu simpel banget. Kalau sekarang detail banget, luka-lukanya aja dibuat seperti asli. Saking sukanya dahulu aku nggak mau dihapus make upnya, aku bilang mau hapus di rumah saja," kata Ozy pada Kapanlagi.com saat dijumpai belum lama ini.
Ozy juga menyinggung tentang perbedaan pemilihan lokasi syuting pada film horor dulu dan sekarang. Menurutnya, para sutradara film horor zaman dulu hanya bisa mengandalkan lokasi dan suasana sebenarnya untuk menimbulkan unsur seram.
"Ya itu lah sutradara zaman dahulu itu mementingkan originalitas biar punya nuansa dan suasana dapat dan kala itu juga belum seperti sekarang yang art, makeup dan segala macam mendukung," imbuhnya.
Nggak cuma soal perbaikan kualitas, dari sudut pandang Ki Kusumo, paranormal yang juga produser film, sebuah karya bisa menarik minat masyarakat untuk menontonnya bila promosi gencar dilakukan.
"Kalau saya lihat kunci sebuah film sehingga dia menarik adalah promosi harus kuat sehingga cerita ramai sebelum film itu tayang. Kayak desa penari, sebelum tayang itu cerita sudah ramai, makanya film keluar orang jadi inget. Kalau kekurangan sebenarnya bukan kekurangan film itu kan taste, selera yang bikin selera yang nonton, bagaimana bisa disukai orang," ujar Ki Kusumo.
3. Ritual Sebelum Syuting
Film horor tentu sangat berkaitan dengan hal-hal yang berbau mistis. Karena alasan tersebut, nggak sedikit orang harus menjalani ritual sebelum memulai proses syuting. Ditambah lagi apabila lokasi yang digunakan merupakan area yang dianggap 'rawan' oleh masyarakat sekitar.
Seperti pengalaman Joko Anwar, sutradara yang belum lama ini kembali meraih kesusesan lewat karyanya yaitu PENGABDI SETAN 2: COMMUNION. Ia mengaku bila sebelum melakukan proses syuting, dirinya dan semua orang yang terlibat bakal mengikuti ritual yang sudah jadi kepercayaan masyarakat di area lokasi syuting itu.
"Kalau ritual sebelum syuting itu sebenarnya sesuai dengan kepercayaan penduduk setempat, namanya kita memghormati tradisi setempat. Kita ikuti di tempat itu apa tradisinya kita ikutin," katanya.
Sebagai aktor film horor, Ozy Syahputra pun pernah melakukan ritual sebelum syuting. Baginya, hal itu ibarat memohon izin atau permisi kepada 'mereka' yang sudah menghuni tempat tersebut sejak lama.
"Iya sebelum syuting kami juga gimana ya saling menghormati karena kan kami tahu bahwa ada kehidupan juga kan di sana (alam lain). Jadi sebelum syuting ada ritual doa. Ya kayak kita mau mampir ke rumah orang lah, izin dahulu," terangnya.
4. Lokasi Syuting Paling Seram
Berbicara soal film horor, lokasi dan suasana menjadi faktor penting untuk memunculkan efek seram. Meski kadang ada tempat yang sengaja dibuat, tetapi nggak jarang para pembuat film memilih lokasi nyata untuk syuting. Dan ternyata Joko Anwar dan Ozy Syahputra sama-sama punya pengalaman berada di lokasi yang paling bikin bulu kuduk merinding. Lokasi di manakah itu?
"Dahulu syutingnya di Museum Bahari itu dulu belum dipugar. Masih banyak sarang laba-laba, berdebu. Papannya saja rapuh, mudah roboh. Dahulu itu Ari Wibowo pernah kejeblos di situ. Pastinya (menyeramkan) ya apalagi zaman dahulu teknologi belum canggih. Ya masih tradisional banget. Kalau adegan seram ya syutingnya musti di tempat yang seram. Biar terlihat asli," cerita Ozy Syahputra.
"Tempat yang pernah ditinggali oleh manusia tapi ditinggal lama biasanya seperti itu (paling bikin merinding). Biasanya kalau saya syuting mencari tempat, mencari lokasi itu kan saya biasanya bikin film settingnya itu lama, tahun-tahun lama lah. Saya suka mencari tempat lokasi tuh yang di gedung-gedung tua. Gedung-gedung tua ini kan dulunya pernah ditempati oleh manusia kemudian ditinggal itu yang biasanya ada atmosfer yang berbeda ketimbang hutan yang tidak pernah ditinggali oleh manusia itu biasanya saya nggak pernah merasakan ada apa-apa," ungkap Joko Anwar.
5. Selalu Ada Pengalaman Mistis
Nggak cuma sekedar lokasi yang bikin merinding, para pemeran, kru dan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film horor seolah tak pernah luput dari pengalaman mistis selama syuting. Dari pengalamannya, Ozy Syahputra pernah 'diusilin' dengan dilempari batu saat berada di lokasi syuting.
"Aku sih nggak pernah ya. Cuma sekali waktu itu syuting di Purwakarta. Itu kayak ada orang yang nimpuk. Tahu sendiri kan dahulu mulut aku, hahaha saat belum hijrah. Nah darimana datangnya batu itu aku samperin. Itu malam, aku marah-marah, aku samperin. Eh aku malah ditimpuk lagi dengan batu yang lebih besar. Aku jadi merasa aneh gitu karena aku lihat arah batu itu tidak ada siapa-siapa. Kalau bintang tamu banyak ya, entah kesurupan atau diganggu kayak Lola Amaria itu waktu baru-barunya dia tiba tiba menjerit karena melihat wanita dengan rambut berkepang dua yang entah siapa," kenangnya.
"Kiki Fatmala juga pernah waktu syuting di Kebun Raya Bogor. Waktu itu dia pulang jam 1 malam. Dia sudah senang pamit pulang. Tapi beberapa jam kemudian dia balik lagi. Terus cerita 'aku tuh nggak bisa keluar dari area Kebun Raya Bogor'. Dia bilang kayak ada orang yang ngikutin dan akhirnya dia balik lagi. Banyak juga sih kejadian kayak genset terbakar," sambung pria berusia 59 tahun itu.
Pengalaman serupa juga pernah dialami oleh Joko Anwar ketika ia sedang dalam proses syuting film PEREMPUAN TANAH JAHANAM. Kejadian yang tak masuk di akal sempat terjadi padanya kala itu.
"Kita pernah syuting PEREMPUAN TANAH JAHANAM dulu ada adegan seharusnya tiga orang pemain anak kecil itu sudah tidak ada di kamera tapi tetap ada dan saya suruh pemain anaknya ditarik. Terus astrada saya bilang udah sama saya dan ternyata tiga anak itu masih ada di kamera dan nggak kita hapus karena mahal kan," ungkap Joko.
6. Wujud Hantu di Film Benar Adanya?
Bagi para pecinta film horor mungkin sempat terbersit pertanyaan, hantu-hantu di dalam film selama ini memang benar ada di dunia nyata atau nggak ya? Menurut Gus Anom, penggambaran hantu yang muncul di dalam sebuah film biasanya merupakan hasil dari kepercayaan masyarakat selama ini.
"Sebenarnya secara ghaib jin dan setan udah ada sejak zaman nabi Adam AS. Nah yang sering digambarkan menyerupai kuntilanak, pocong itu hanya menyerupai berdasarkan mindset di daerah sekitar. Kalau memang kepercayaan suatu daerah orang meninggal bakal jadi ini itu ya akan merubah dirinya jadi seperti itu," tuturnya.
"Misal dia takut kuntilanak ya jin itu bakal muncul menyerupai kuntilanak. Soalnya saya sendiri sebetulnya tidak pernah bertemu sosok demikian, bahkan tempat angker saya masukin tidak ada mengganggu, karena saya pribadi punya keyakinan ketika kita punya rasa takut itu bakal lebih ditakutin. Anggap saja penggambaran di film horor cuma hiburan buat uji mental kita gitu," imbuhnya.
Sudah Baca Yang Ini Belum?
Fakta dan Sinopsis 'HIDAYAH', Film Horor Karya Monty Tiwa yang Akan Tayang Oktober 2022!
Peran Moza di Film 'GENDUT SIAPA TAKUT' Menginspirasi Marshanda untuk Lebih Pede
Bintangi ‘GENDUT SIAPA TAKUT?!’, Tora Sudiro Akui Sulit Jalin Chemistry dengan Cut Mini
Mengaku Kesal Dicasting di Mall, Keisya Levronka Tetap Main Film 'LARA ATI' dengan Bayu Skak
Apik Perankan Ajeng dalam 'LARA ATI', Keisya Levronka Ternyata Idolakan Bayu Skak Sejak Kecil
(Lama mendekam di dalam tahanan, badan Nikita Mirzani jadi lebih kurus sampai tulang kelihatan.)
Berita Foto
(kpl/rhm/lou)
Advertisement
-
Video Kapanlagi V1RST (LIVE PERFORMANCE) - KAPANLAGI BUKA BARENG FESTIVAL 2025