Kapanlagi.com - Sukses sebagai penyanyi bersama grup band Letto, Noe menjajal kemampuan di dunia sinematografi. Tidak tanggung-tanggung, pria kelahiran Yogyakarta ini langsung berperan sebagai produser untuk sebuah film yang menyoal kehidupan TKW, yang diberi judul HONG KONG RHAPSODY.Dalam film ini Noe juga mempercayakan proses penyutradaraan kepada Lola Amaria, yang sekaligus berperan sebagai bintang utamanya. Tidak ada alasan khusus tentang pilihan pada sutradara film BETINA itu, namun Lola dipandang telah memiliki pengalaman memerankan karakter buruh migran itu."Saya tahu mbak Lola pernah berperan sebagai TKI, awalnya dari pembicaraan-pembicaraan yang akhirnya kita punya interest yang sama. Akhirnya kami bersinergi," terang Noe di Restoran Bebek Bali, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (27/10).Muncul juga pertanyaan, saat putra budayawan Emha Ainun Nadjib ini tidak menggunakan nama populernya, Noe, namun justru nama aslinya Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Sabrang Mowo D.P, yang kurang terkenal untuk publikasi.Menanggapi pertanyaan ini, Noe mengaku tidak memiliki misi khusus dengan penggunaan nama aslinya itu, menurutnya hanya sekedar ingin menunjukkan nama aslinya. "Saya ingin orang tahu nama Sabrang," ungkapnya.Sementara pilihan memproduseri film bertema TKW, menurut Noe lebih melihat pada persoalan para TKW yang patut disorot dalam berbagai sisi. Bahkan dalam sekian tahun, kasus demi kasus yang 'mengorbankan' mereka tak juga terhenti. Sisi-sisi tertentu juga terlupakan begitu saja."Ada satu yang terlupa, yaitu TKW yang mengangkat devisa dan dikenal sebagai pahlawan devisa. Saya pernah dengar cerita yang miris, ketika tiba di bandara, dia nggak tahu bentuk pesawatnya, seperti apa? jadwalnya kapan? landingnya kapan? take offnya kapan? Sepertinya TKW tidak dibekali," ungkap Noe mengaku sedih. 

Berita Foto

+15

Noe Letto