1. Lebih Pilih Liburan ke Luar Negeri

Namun di sisi lain, pemilik nama lengkap Judika Nalom Abadi Sihotang ini juga merasa prihatin. Menurutnya, jika tarif penerbangan domestik tidak segera dibenahi, masyarakat justru akan lebih memilih berlibur ke luar negeri yang biayanya lebih murah.

"Iya sih, kalau kita sih ya mungkin nggak tahu ya apa yang terjadi tapi buat aku sih mungkin ini juga masukan buat pemerintah supaya bisa menyesuaikan lah. Janganlah ke luar negeri jauh lebih murah," katanya.

Pria asal Sumatera Utara itu khawatir dampaknya bisa lebih luas. Saat tiket luar negeri lebih murah dibanding destinasi dalam negeri, potensi devisa dari sektor pariwisata bisa lari ke negara lain. Padahal, pemerintah sendiri mendorong wisata domestik untuk menggerakkan ekonomi lokal.

"Ya orang akan milih keluar nanti. Sementara pemerintah pengen ya di dalam negeri aja. Maksudnya hiburan tuh jangan keluar supaya semua uang masuk juga ke Indonesia-nya," kata ayah tiga anak itu.

2. Tetap Promosikan Wisata Lokal

Judika soroti harga tiket lokal yang terlalu mahal (Credit foto: KapanLagi/Sahal Fadhli)

Meski begitu, Judika tetap berusaha memberi contoh dengan terus mempromosikan destinasi wisata lokal. Baru-baru ini, ia dan keluarganya memilih menghabiskan waktu di Bandung dan Lombok, dua lokasi yang menurutnya menawarkan ketenangan dan udara segar, cocok untuk anak-anak.

"Walaupun tiket mahal, tetap mengutamakan ke dalam negeri sekaligus mempromosikan Indonesia," ujarnya.

Baginya, kritik terhadap kebijakan pemerintah bukan berarti tidak cinta Tanah Air. Justru dengan menunjukkan apa yang perlu dibenahi, ia berharap Indonesia bisa menjadi tujuan wisata favorit, bahkan untuk warganya sendiri.

"Kita kan orang Indonesia, jadi kita mengkritik sesuatu untuk pemerintah kita ya wajar. Tapi kalau keluar, ya kita nggak saya tahu hal-hal yang buruk terhadap Indonesia," tegasnya.