Maesa Ayu Bangga Disejajarkan dengan Seno G. Ajidarma

Penulis: Darmadi Sasongko

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Pengarang novel yang terkenal dengan karya-karyanya yang 'berani', Djenar Maesa Ayu merasa senang bisa bersanding lagi dengan Seno Gumira Ajidarma dalam ajang penghargaan karya sastra Khatulistiwa Literary Award 2005 (KLA 2005).

"Pastinya sih bangga disejajarkan dengan Seno, itu kan manusiawi," kata Djenar ketika ditemui dalam acara pengumuman lima finalis KLA 2005 di Toko Buku QB, Plaza Semanggi, Jakarta, Selasa (6/9).

Novel pertamanya 'Nayla masuk dalam nominasi KLA 2005 untuk karya prosa, yang akan bersaing memperebutkan hadiah senilai Rp100 juta dengan Kitab Omong Kosong karya Seno Gumira Ajidarma, Cermin Merah karya N. Riantiarno, Parang tak Berulu karya Raudal Tanjung Banua dan Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha.

Meskipun merasa bangga masuk dalam nominasi untuk kedua kalinya --tahun 2004 lalu kumpulan cerpennya Jangan Main-Main Dengan Kelaminmu juga masuk lima besar-- Djenar mengaku bahwa persaingan tahun ini tidak kalah berat dengan tahun lalu.

"Sudah pasti saya juga ingin menang, tapi gimana ya? Bahkan saya kalau disuruh milih (pemenang) juga susah karena menurut saya semuanya bagus. Tahun kemarin pun juga begitu. Waktu baca, saya nggak bisa `nentuin` yang mana, karena semuanya bagus." katanya.

Ia mengaku bahwa ia belum membaca semua karya yang masuk dalam nominasi lima besar tahun ini, karena kesibukannya meskipun ia mengaku ia sangat ingin membaca semuanya.

"Ingin sekali baca, apalagi karya Seno, apalagi dia punya andil besar dalam kepenulisan saya, makanya saya ingin sekali baca Kitab Omong Kosong itu. Apalagi semua orang juga bahkan bilang kalau buku itu lebih bagus dari Negeri Senja yang menang kemarin," katanya tertawa.

Selain Seno, karya nominasi KLA 2005 lainnya yang juga menimbulkan rasa ingin tahu Djenar adalah karya Raudal Tanjung Banua, Parang tak Berulu yang juga belum sempat dibacanya.

"Saya sangat suka dengan Raudal Tanjung Banua, ketika dia masuk lima besar juga saya sampai berpikir `aduh, mati!` tapi senang banget," tutur penulis yang novelnya Nayla telah naik cetak tiga kali itu.

Mengenai ajang KLA 2005, Djenar menyatakan senang dengan adanya penghargaan tersebut di Indonesia, yang dianggapnya mampu memotivasi para penulis untuk berkarya lebih baik lagi.

"Setelah KLA ini ada dengan hadiah yang cukup membuat penulis merasa diapresiasi, sehingga bisa ngomong `ah, aku gak peduli ada apa deh setahun ini, yang penting nulis lebih bagus lagi`," katanya memberi contoh.

Selain itu, ia mel

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(/dar)

Rekomendasi
Trending