Parno, Marissa Tak Pernah Angkat Telepon

Kapanlagi.com - Bermasalah dengan sesama politikus sepertinya membuat Marissa Haque terbebani. Bukan hanya kekayaannya saja yang terkuras, namun fisik dan mentalnya juga jadi korban. Itulah yang diakuinya saat ditemui di kantor KONTRAS di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (06/01) siang tadi.Marissa yang datang ke sana dalam rangka melaporkan masalah pemalsuan ijazah Ratu Atut menuturkan bahwa sebenarnya dia sampai hampir menyerah."Saya berharap publik nggak terjebak oleh opini, ini bukan masalah kalah atau menang karena ini urusannya udah intimidasi. Sebagai manusia saya udah hampir nyerah sampai ada rasa mau stroke. Sekarang pun masih dalam kondisi sakit. Tapi hari ini saya puasa Muharram. Ini saya minta bantuan kepada Allah supaya jangan membiarkan saya sendirian," tuturnya.Ternyata, selain minta bantuan pada Tuhan, Marissa juga meminta bantuan pada ketua PAN, Sutrisno Bachir, untuk bertemu dengan menteri. Tak hanya itu, banyak juga pengacara yang membantu mantan bintang film di era 80-an tersebut."Sampai ada seorang lawyer yang ngutangin duit Rp1,5 juta ke aku. Baru ada kan klien ngutang ama lawyer-nya? Jadi ini bukan urusan sekuler, tapi udah jadi urusan negara dan bukan ambisi saya jadi Wagub. Orang selama ini menganggap aku gagah perkasawati, tapi itu mungkin dulu, karena aku bisa bela diri macem kung fu, silat, tapi sekarang kan umur aku udah 46 tahun. Saya merasa tangguh itu di dalam hati. Selama 2 tahun ini, fisik dan emosi udah kemakan. Saya udah mengikhlaskan nyawa untuk jihad ini," katanya panjang lebar.Perjuangannya itu ternyata berimbas pada kehidupan pribadi dan keluarganya. Terbukti Marissa merasa parno dan takut kalau-kalau suami dan anak-anaknya akan 'diapa-apakan.'"Tapi berharap sih nggak ada sesuatu yang terjadi ama mereka. Kekayaan saya juga udah tinggal sepertiganya, nggak kayak orang-orang kaya yang kekayaannya semakin bertambah," ujar wanita yang akrab dipanggil Icha ini.Dia juga mengaku tak pernah mengangkat telepon. Pasalnya nomor tak dikenal yang masuk ke teleponnya bisa sampai ratusan dalam sehari."Ya, saya mencoba mengurangi beban psikologis aja," pungkasnya sambil meminta agar para wartawan cukup mengirimkan SMS saja untuk menghubunginya.