Kapanlagi.com - Runner-up Puteri Indonesia Lingkungan 2010, Reisa Kartikasari, merasa dirinya terpanggil untuk turut menyumbangkan tenaga dan pikirannya, saat Gunung Merapi meletus dan memakan banyak korban jiwa dan harta. Apalagi, dirinya memiliki latar belakang pendidikan di Universitas Pelita Harapan, Jurusan Kedokteran, yang menurutnya bisa dipakai untuk membantu mengobati para korban letusan Merapi tersebut. "Kemaren kan sempat koordinasi dengan Yayasan Puteri Indonesia, bisa nggak sih kalau saya terjun langsung dan membantu di posko kesehatan di pengungsian. Mereka mengijinkan. Tapi waktunya yang belum ada. Sekarang aja saya sudah bawa peralatan kedokteran, seperti stetoskop. Saya sudah siap, tetapi ternyata keadaan di lapangan tidak memungkinkan," ujarnya saat ditemui di lokasi pengungsian Kepuharjo, Sleman, Yogyakarta, Senin (1/11). Reisa merasa bersyukur karena para pengungsi dalam keadaan yang baik, walau harta - benda mereka banyak yang hancur atau hilang. Namun dirinya sempat merasa was-was saat menuju ke lokasi, karena dirinya masih melihat awan panas (wedhus gembel) masih saja keluar dari kawah Gunung Merapi, walau dalam jarak yang cukup jauh. "Tadi sebenarnya udah mau sampai di lokasi pengungsian, tetapi sempat tertahan, malah diminta untuk balik arah karena Merapi meletus kembali. Tapi sempat foto-foto di mobil dengan latar belakang letusan Merapi itu. Begitu wedhus gembel-nya keluar, mobil yang kami tumpangi memutar balik mencari tempat aman," jelasnya.