Kapanlagi.com - Sebenarnya pernikahan diam-diam jamak dilakukan di masyarakat. Dengan alasan tertentu, pernikahan siri dilakukan masyarakat. Selain menghindari zina, biaya pernikahan yang mahal menjadi alasan paling besar. Namun, ketika pernikahan diam-diam dilakukan dengan niat yang tidak baik, maka banyak masalah yang muncul di belakang pernikahan tersebut.
Yang paling santer diberitakan adalah pernikahan Machica Mochtar dengan Moerdiono pada 20 Desember 1993. Saat pernikahan itu dilakukan, tak ada media yang mengendus. Terlebih saat itu Moerdiono masih menjabat sebagai Menkokesra pada era orde baru. Namun, ketika Machica menuntut status dan pengakuan buah hati mereka, M Iqbal Ramadhan, pernikahan mereka pun terkuak.
Ternyata pernikahan yang tak diakui negara, hanya seumur jagung. Keduanya memutuskan berpisah pada 1998. Setelah itu, Machica hanya sendirian membesarkan dan menafkahi anaknya. Tak juga anak itu diakui, badai kembali menerjang. Juli 2008 keluarga besar Moerdiono melalui jumpa pers menegaskan jika Iqbal bukanlah darah daging menteri yang dikenal dekat dengan Soeharto itu.
Akhirnya, demi memperjuangkan hak Iqbal sebagai seorang anak, wanita asal Makassar itu melayangkan judicial review ke MK. Machica menguji pasal 2 ayat 2 dan pasal 43 ayat 1 dalam UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal itu mengatur anak yang dilahirkan di luar pernikahan yang hanya memiliki hubungan dengan perdata dengan ibu dan keluarga ibu.
Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, akhirnya uji materi itu diputus pada 17 Februari 2012. Majelis hakim MK mengabulkan permohonan uji materi Machica Mochtar. Dengan begitu seluruh anak di Indonesia memiliki hubungan perdata dengan ayah biologisnya.
Septy Sanustika, tiba-tiba muncul sebagai istri kasus suap KPK Fathanah. Septy berkenalan dengan Fathanah pada Juni 2011. Karena merasa cocok, semakin lama keduanya dekat sampai akhirnya Fathanah memutuskan untuk meminang Septy pada awal November 2011. Mereka menikah Desember 2011.
Fathanah dan Septy menikah sederhana di rumah orangtua Septy. Ketika Septy melahirkan buah hati mereka, suaminya berada dalam jeruji besi. Meskipun menikah diam-diam, Septy nampak setia mendukung suaminya menjalani sidang. Bahkan ketika dalam pengadilan terkuak suaminya royal terhadap perempuan-perempuan cantik lain, cinta Septy tak bergeming.
Pedangdut Maria Eva bahkan dua kali dikaitkan dengan skandal pejabat yang membuat namanya langsung menjadi buruan media. Pertama, akibat munculnya video mesum dengan politisi Golkar pada tahun 2006. Saat itu Maria Eva menjelaskan, saat kasus kedekatannya dengan politisi Golkar Yahya Zaini, dia dan Yahya sudah menikah.
"Aku tidak berzina, saat itu aku sudah nikah siri dengan beliau," kata Maria kala itu.
Pekan ini nama pedangdut Maria Eva kembali mencuat. Dia dikabarkan menjadi istri siri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare, Sulawesi Selatan, H Imran Ramli. Saat dihubungi KapanLagi.com®, Maria Eva menolak berkomentar banyak. Dia mengaku tidak ada pernikahan siri, meski menolak menjelaskan lebih lanjut. Dia merasa tidak punya kapasitas untuk memberikan pernyataan urusan rumah tangga Imran Ramli.
"Nggak (nikah siri) lah, aku juga nggak ngerti sama masalah itu. Dan bukan kapasitas aku buat mencampuri urusan rumah tangga orang lain," katanya, Kamis (24/10).
Maria Eva sendiri mengaku kaget dengan berita yang tengah berkembang saat ini. Karena berita itu, dia banyak mendapatkan SMS yang menanyakan kebenaran soal pernikahan sirinya.
"Banyak yang SMS aku, dan aku kaget saja mereka pada nanya ini itu. Yah aku diem saja wong beritanya saja aku nggak tahu," pungkasnya.
Devi Rahmawati, Sosiolog, menanggapi munculnya kasus pernikahan diam-diam artis dengan pejabat sebagai sesuatu yang bisa memunculkan masalah.
"Soal memiliki affair itu sendiri (belum untuk ranah politik), lapisan-lapisan masyarakat tertentu terkadang memandangnya wajar. Namun manakala affair ini dilakukan oleh politisi dalam sistem politik demokrasi dan terlihat oleh publik, ini menjadi masalah," ujarnya saat dihubungi KapanLagi.com®, Senin (28/10),
Devi menyebut peran pejabat krusial bagi masyarakat.
"Karena masyarakat masih memandang pejabat (suatu peran fungsional) sama dengan pemimpin (suatu peran moral atau kultural). Lantaran ia dipandang sebagai pemimpin, ia pun menjadi panutan moral bagi masyarakat luas. Seseorang yang diharapkan menjadi perwujudan ideal nilai-nilai masyarakat luas," urainya.
Pernikahan diam-diam dilakukan pejabat semata-mata untuk menjaga citra diri di tengah masyarakat.
"Karena tadi pejabat dijadikan pemimpin sekaligus panutan masyarakat. Ini mengapa dalam pencitraan kehidupan domestiknya ke publik, kalau ia lelaki, sang pejabat atau calon pejabat mencitrakan dirinya sebagai seorang kepala keluarga yang baik, memiliki keluarga yang tentram, utuh, hangat. Dan karena inilah, karena keluarga inti yang utuh merupakan citra keluarga yang ideal dalam nilai-nilai masyarakat luas, affair para pejabat ini dianggap sebagai skandal," terangnya.