Kapanlagi.com - Artis Amel Alvi ikut terkena razia narkoba yang dilakukan BNNP Sulawesi Selatan ketika tengah menjadi DJ. Dalam razia tersebut, Amel dinyatakan negatif dari narkoba, namun berita tentang penggerebekan yang dialaminya pun tersebar luas.

"Ini yang jadi pertanyaan, ini razia apa penggerebekan? Razia dan penggerebekan itu dua hal yang beda. Razia kan rutin dilakukan terhadap pengunjung di club tidak pandang bulu atau mereka periksa orang yang patut dicurigai dari raut mata, mukanya. Kalau penggerebekan, itu artinya ada yang jadi TO, masuk perangkap," ucap Minola Sebayang kuasa hukum Amel Alvi ditemui di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (24/08).

Kuasa hukum bintang seksi itu mempermasalahkan keikutsertaan media dalam razia tersebut. Apalagi setelah razia dilakukan, Amel yang sebelumnya memang sarat dengan beberapa kasus tersebut mendapatkan pemberitaan negatif.

"Kalau di Amel ini kan razia, sifatnya rahasia, tertutup, tidak boleh bocor, kalau bocor efeknya razia ini macam apa kok ada 40 media yang ikuti petugas, dan ada media di setiap lorong. Ini mau law enforcement, penegakan hukum atau pemberitaan?" tuturnya.

"Kalau ada pemberitaan, harus pihak club atau petugas bisa menjamin hak-hak pengunjung dalam klub itu. Kalau hasilnya negatif pemberitaan harus dikontrol, dan ini sudah merugikan nama baik Amel, orang yang tidak bersalah dikorbankan," katanya. 

Sebagai seorang DJ, Amel memang sangat akrab dengan kehidupan malam. Namun bukan berarti hal itu adalah pelanggaran hukum, Minola pun menyoroti pemberitaan yang dialami oleh Amel setelah razia sudah mencapai pada titik pelanggaran HAM.

"Cara mereka terhadap Amel telah melanggar HAM dengan memfoto, tujuannya apa? Harusnya kalo lakukan pemeriksaan harus sopan. Ini sesuatu yang tidak benar. Amel merasa tertuduh kayak pelaku kejahatan dengan tulisan media, itu pelanggaran HAM," tandasnya.