Kapanlagi.com - Cengkeh merupakan tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Cara menanam cengkeh di tanah terbuka memerlukan persiapan yang matang mulai dari pemilihan bibit hingga perawatan rutin agar tanaman dapat tumbuh optimal.
Budidaya cengkeh dapat dilakukan melalui beberapa metode seperti dari biji, dari batang melalui stek, maupun dari akar. Setiap metode memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri yang perlu dipahami oleh petani atau pembudidaya.
Pemahaman yang baik tentang cara menanam cengkeh dari biji, batang, dan akar akan membantu meningkatkan tingkat keberhasilan budidaya. Artikel ini akan membahas secara lengkap berbagai teknik penanaman cengkeh yang dapat diterapkan dengan mudah.
Penanaman cengkeh adalah proses budidaya tanaman Syzygium aromaticum yang bertujuan untuk menghasilkan bunga cengkeh sebagai komoditas rempah. Tanaman ini dapat diperbanyak melalui beberapa metode yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan ketersediaan bahan tanam.
Metode penanaman cengkeh yang paling umum dilakukan adalah melalui biji atau benih karena lebih mudah dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Biji cengkeh yang digunakan harus berasal dari buah yang sudah matang sempurna dengan warna merah kehitaman untuk memastikan viabilitas benih yang baik.
Selain dari biji, cengkeh juga dapat ditanam dari batang melalui teknik stek atau cangkok, meskipun metode ini memerlukan keahlian khusus. Perbanyakan vegetatif ini memiliki keunggulan yaitu sifat tanaman akan sama persis dengan induknya sehingga kualitas dapat terjaga.
Penanaman dari akar atau tunas akar juga dimungkinkan meskipun jarang dilakukan karena tingkat keberhasilannya lebih rendah. Metode ini biasanya dilakukan ketika terdapat tunas yang muncul dari sistem perakaran tanaman induk yang sudah tua.
Penanaman cengkeh dari biji merupakan metode yang paling populer dan banyak dipraktikkan oleh petani. Proses ini dimulai dari pemilihan biji berkualitas hingga penyemaian dan pemindahan ke lahan tanam.
Penanaman cengkeh di tanah terbuka memerlukan persiapan lahan yang matang untuk memastikan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Lokasi penanaman harus memiliki ketinggian 300-900 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun.
Perbanyakan cengkeh dari batang dapat dilakukan melalui teknik stek atau cangkok, meskipun metode ini kurang populer dibandingkan dari biji. Keuntungan metode ini adalah tanaman akan memiliki sifat yang identik dengan induknya.
Penanaman cengkeh dari akar atau tunas akar merupakan metode yang jarang dilakukan namun tetap memungkinkan. Metode ini biasanya memanfaatkan tunas yang muncul dari sistem perakaran tanaman induk yang sudah dewasa.
Tunas akar cengkeh biasanya muncul pada tanaman yang sudah berumur tua atau mengalami stress tertentu. Tunas ini dapat dipisahkan dan ditanam sebagai bibit baru, meskipun tingkat keberhasilannya tidak setinggi metode dari biji atau stek batang.
Perawatan tanaman cengkeh setelah ditanam di lahan sangat menentukan produktivitas dan kualitas hasil panen. Pemeliharaan yang baik akan membuat tanaman tumbuh optimal dan mulai berbuah pada umur 5-7 tahun.
Penyiraman rutin sangat penting terutama pada musim kemarau untuk menjaga kelembaban tanah. Tanaman cengkeh memerlukan air yang cukup namun tidak tahan terhadap genangan, sehingga sistem drainase harus dijaga dengan baik agar akar tidak membusuk.
Pemupukan dilakukan secara berkala untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pada tahun pertama, berikan pupuk kandang 10-15 kg per pohon setiap 6 bulan sekali. Setelah tanaman berumur 3 tahun, tambahkan pupuk NPK dengan dosis 500 gram per pohon yang diberikan 2 kali setahun pada awal dan akhir musim hujan.
Penyiangan gulma harus dilakukan secara rutin untuk mengurangi kompetisi nutrisi dan air. Bersihkan area di sekitar batang dengan radius minimal 1 meter dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya. Gulma yang dibersihkan dapat dijadikan mulsa untuk menjaga kelembaban tanah.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk yang baik dan meningkatkan sirkulasi udara. Buang cabang yang mati, terserang hama, atau tumbuh ke arah dalam. Pemangkasan sebaiknya dilakukan setelah panen atau pada awal musim hujan agar luka pangkas cepat sembuh.
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara preventif maupun kuratif. Hama utama cengkeh adalah penggerek batang dan buah, sementara penyakit yang sering menyerang adalah busuk akar dan bercak daun. Lakukan monitoring rutin dan aplikasikan pestisida organik atau kimia sesuai kebutuhan dengan dosis yang tepat.
Tanaman cengkeh yang ditanam dari biji memerlukan waktu sekitar 5-7 tahun untuk mulai berbuah dan dapat dipanen. Namun, produktivitas optimal baru tercapai setelah tanaman berumur 10-15 tahun. Faktor seperti perawatan, kondisi tanah, dan iklim sangat mempengaruhi kecepatan tanaman mulai berproduksi.
Cengkeh sebenarnya lebih cocok ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 300-900 meter di atas permukaan laut. Namun, beberapa varietas dapat beradaptasi di dataran rendah hingga 200 meter dengan catatan mendapat naungan yang cukup dan kelembaban udara tinggi. Produktivitas di dataran rendah biasanya lebih rendah dibandingkan di dataran tinggi.
Biji cengkeh yang baik untuk ditanam harus berasal dari buah yang sudah matang sempurna berwarna merah kehitaman. Pilih biji berukuran besar, tidak keriput, dan tidak terserang hama atau penyakit. Biji harus segera ditanam maksimal 7 hari setelah dipanen karena daya kecambahnya cepat menurun jika disimpan terlalu lama.
Ya, tanaman cengkeh terutama yang masih muda memerlukan naungan atau tanaman pelindung untuk mengurangi intensitas sinar matahari langsung. Tanaman pelindung yang biasa digunakan adalah lamtoro, dadap, atau tanaman legum lainnya. Naungan diperlukan hingga tanaman berumur 3-4 tahun, setelah itu dapat dikurangi secara bertahap.
Jarak tanam ideal untuk cengkeh di tanah terbuka adalah 4-5 meter antar pohon dengan pola tanam persegi atau segitiga sama sisi. Jarak yang cukup lebar ini diperlukan agar tajuk tanaman tidak saling bersinggungan saat dewasa dan memudahkan perawatan serta pemanenan. Pada lahan miring, jarak dapat disesuaikan mengikuti kontur tanah.
Secara teori, cengkeh dari stek batang dapat berbuah lebih cepat sekitar 1-2 tahun dibanding dari biji karena sudah membawa sifat dewasa dari induknya. Namun, tingkat keberhasilan stek cengkeh cukup rendah dan pertumbuhannya sering tidak sebaik tanaman dari biji. Oleh karena itu, metode dari biji tetap lebih direkomendasikan untuk budidaya komersial.
Jika akar cengkeh tumbuh bengkok saat penyemaian, dapat dilakukan pemotongan pada bagian akar tunggang yang bengkok tersebut. Pemotongan dilakukan dengan pisau tajam steril pada bagian yang bengkok, kemudian bibit ditanam kembali dengan posisi yang benar. Meskipun demikian, pencegahan lebih baik dengan mengecambahkan biji terlebih dahulu selama 5 hari agar akar tumbuh lurus sejak awal.
Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?