Kapanlagi.com - Loncang atau yang lebih dikenal dengan nama bawang daun merupakan tanaman sayuran yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini termasuk dalam kelompok bawang-bawangan yang mudah dibudidayakan di rumah.
Cara menanam loncang tidak memerlukan lahan yang luas karena dapat dilakukan dalam pot atau polybag. Tanaman ini cocok untuk pemula yang ingin memulai berkebun di pekarangan rumah dengan hasil yang memuaskan.
Budidaya loncang menjadi pilihan tepat bagi masyarakat perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan. Dengan perawatan yang tepat, tanaman ini dapat dipanen dalam waktu relatif singkat dan dapat tumbuh kembali berkali-kali.
Loncang atau bawang daun dengan nama ilmiah Allium fistulosum merupakan tanaman semusim yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman ini memiliki bentuk daun bulat memanjang, berlubang menyerupai pipa dengan ujung yang meruncing. Tinggi tanaman dapat mencapai 20-40 cm tergantung varietasnya, dan selalu menumbuhkan anakan baru sehingga membentuk rumpun.
Tanaman loncang memiliki dua macam batang yaitu batang sejati yang berukuran pendek berbentuk cakram di dalam tanah, dan batang semu yang tampak di permukaan. Bagian yang dimanfaatkan adalah daunnya yang memberikan aroma harum dan rasa enak pada masakan. Di Indonesia, tanaman ini juga dikenal dengan sebutan muncang dan menjadi bahan penting dalam berbagai resep masakan tradisional.
Untuk pertumbuhan optimal, loncang memerlukan kondisi lingkungan tertentu. Daerah dengan ketinggian sekitar 900-1700 mdpl menjadi lokasi ideal dengan suhu udara 19-24 derajat celcius. Tingkat kelembapan udara yang dibutuhkan berkisar 80-90 persen dengan pH tanah netral antara 6,5-7,5. Meskipun demikian, tanaman ini masih dapat tumbuh di dataran rendah dengan suhu lebih panas, hanya saja pertumbuhannya kurang maksimal.
Media tanam untuk loncang harus memiliki sifat subur, gembur, berporos baik dan mengandung banyak unsur organik. Tanaman ini menyukai berbagai jenis tanah tetapi drainase harus lancar agar tidak terjadi genangan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar. Pemilihan lokasi tanam juga penting, dimana tanaman membutuhkan paparan sinar matahari yang cukup untuk fotosintesis optimal.
Cara menanam loncang dapat dilakukan melalui dua metode yaitu generatif menggunakan benih dan vegetatif menggunakan anakan. Pemilihan metode tergantung pada ketersediaan bahan dan tujuan budidaya yang diinginkan.
Pembibitan Secara Generatif (Benih)
Pembibitan Secara Vegetatif (Anakan)
Pemilihan bibit berkualitas sangat menentukan keberhasilan budidaya. Bibit yang sehat akan tumbuh lebih cepat dan menghasilkan panen yang melimpah. Untuk bibit vegetatif, pastikan memilih yang tidak terserang hama atau penyakit dengan daun berwarna hijau cerah dan tidak layu.
Media tanam yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam cara menanam loncang di pot atau polybag. Komposisi media harus disesuaikan agar tanaman dapat tumbuh optimal dengan sistem perakaran yang kuat.
Komposisi Media Tanam
Pemilihan Wadah Tanam
Persiapan media tanam yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi. Media yang terlalu padat akan menghambat pertumbuhan akar, sedangkan media yang terlalu poros akan sulit menahan air. Keseimbangan komposisi sangat penting untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman loncang.
Proses penanaman merupakan tahap krusial dalam budidaya loncang. Teknik yang tepat akan memastikan bibit dapat beradaptasi dengan baik dan tumbuh optimal di media tanam baru.
Langkah-langkah Penanaman
Waktu dan Penempatan Ideal
Penanaman yang dilakukan dengan benar akan meminimalkan stres pada tanaman dan mempercepat proses adaptasi. Bibit yang ditanam dengan posisi tegak akan tumbuh lebih baik dibandingkan yang miring atau terlalu dalam. Penyiraman awal setelah tanam sangat penting untuk membantu akar menyerap nutrisi dan memulai pertumbuhan baru.
Perawatan rutin sangat menentukan keberhasilan dalam cara menanam loncang hingga masa panen. Pemeliharaan yang konsisten akan menghasilkan tanaman yang sehat dan produktif.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara rutin 2-3 kali sehari tergantung kondisi cuaca dan kelembapan media tanam. Pada awal pertumbuhan, lakukan penyiraman setiap hari untuk menjaga kelembapan optimal. Setelah tanaman berumur 10 hari, intensitas penyiraman dapat dikurangi menjadi setiap 2-3 hari sekali. Hindari penyiraman berlebihan yang menyebabkan media tanam tergenang karena dapat memicu pembusukan akar dan pertumbuhan jamur. Waktu penyiraman terbaik adalah pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore hari setelah pukul 17.00 saat suhu tidak terlalu tinggi.
Pemupukan
Untuk budidaya organik, berikan pupuk kompos atau pupuk kandang pada minggu ke-4 sebanyak satu kepalan tangan untuk setiap wadah. Pemupukan diulang kembali pada minggu ke-8 dengan jumlah yang sama. Pupuk ditabur di sekitar pangkal batang tanaman dan diaduk ringan dengan media tanam. Untuk budidaya non-organik, aplikasikan pupuk urea atau ZA pada minggu ke-3 dan minggu ke-6 sebanyak 5 gram per wadah yang dilarutkan dalam air. Pupuk organik cair atau pupuk daun dapat diberikan mulai hari ke-10 dan diulang setiap 10 hari hingga 3-4 kali aplikasi untuk menutrisi tanaman secara optimal.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Lakukan pemantauan rutin terhadap kondisi tanaman setiap hari untuk mendeteksi serangan hama atau penyakit sejak dini. Jaga kebersihan area tanam dengan membersihkan gulma dan daun-daun yang layu atau menguning. Apabila ditemukan tanaman yang terserang penyakit layu atau busuk akar, segera pisahkan dari tanaman sehat untuk mencegah penyebaran. Tanaman yang sakit sebaiknya dibuang atau dimusnahkan agar tidak menjadi sumber infeksi. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, oleh karena itu pastikan sirkulasi udara baik dan hindari kelembapan berlebihan yang menjadi tempat berkembangnya patogen.
Perawatan Tambahan
Pemanenan loncang dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2,5 bulan sejak bibit ditanam atau sekitar 5 bulan sejak benih disemai. Penentuan waktu panen yang tepat akan menghasilkan kualitas daun bawang terbaik dengan kesegaran optimal.
Ciri-ciri Loncang Siap Panen
Teknik Pemanenan
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik untuk menjaga kesegaran hasil panen. Cara memanen dapat dilakukan dengan dua metode yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya atau memotong bagian atas sesuai kebutuhan. Untuk panen total, bongkar rumpun dengan cara digali menggunakan tangan atau alat bantu agar akar tidak putus. Bersihkan tanah yang menempel pada akar dan buang bagian daun yang rusak atau menguning.
Untuk panen parsial, potong daun yang sudah cukup besar dengan menyisakan 2-3 cm dari pangkal batang. Cara ini memungkinkan tanaman tumbuh kembali dan dapat dipanen beberapa kali. Anakan dari tanaman yang dipanen dapat dipisahkan dan ditanam kembali untuk siklus budidaya berikutnya. Pilih anakan yang sehat, besar, dan memiliki akar kuat untuk hasil penanaman yang optimal.
Penanganan Pascapanen
Produktivitas loncang yang ditanam dalam pot atau polybag memang tidak sebesar budidaya di lahan terbuka, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan perawatan intensif dan berkelanjutan, satu wadah tanam dapat menghasilkan panen berkali-kali. Budidaya loncang di rumah tidak hanya menghemat pengeluaran tetapi juga memastikan kesegaran dan kualitas sayuran yang dikonsumsi keluarga.
Loncang dapat dipanen setelah berumur 2,5 bulan sejak bibit ditanam atau sekitar 5 bulan sejak benih disemai. Namun untuk kebutuhan harian, daun dapat dipetik sebagian saat tanaman sudah mulai berumpun banyak tanpa harus menunggu masa panen penuh. Pemanenan parsial memungkinkan tanaman tumbuh kembali dan dapat dipanen beberapa kali.
Loncang masih dapat tumbuh di dataran rendah dengan suhu panas meskipun kondisi ideal adalah dataran tinggi dengan ketinggian 900-1700 mdpl. Pertumbuhan di dataran rendah mungkin kurang maksimal dengan ukuran daun yang lebih kecil, namun dengan perawatan yang tepat dan penyiraman yang cukup, tanaman tetap dapat menghasilkan panen yang memuaskan untuk konsumsi rumah tangga.
Loncang dapat dipanen berkali-kali dari satu tanaman dengan cara memotong bagian atas daun saja tanpa mencabut seluruh rumpun. Setelah dipotong, tanaman akan menumbuhkan tunas baru dan dapat dipanen kembali setelah 3-4 minggu. Dengan perawatan yang baik, satu tanaman dapat dipanen 3-5 kali sebelum produktivitasnya menurun dan perlu diganti dengan bibit baru.
Media tanam terbaik untuk loncang adalah campuran tanah, pupuk kompos atau kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Media ini memberikan struktur gembur, drainase baik, dan nutrisi cukup untuk pertumbuhan optimal. Alternatif lain adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 yang juga efektif untuk budidaya loncang dalam pot atau polybag.
Daun loncang yang menguning dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, penyiraman berlebihan, atau serangan penyakit. Untuk mengatasinya, berikan pupuk organik cair atau pupuk kandang untuk menambah nutrisi, kurangi frekuensi penyiraman jika media terlalu basah, dan potong daun yang menguning untuk merangsang pertumbuhan daun baru. Pastikan tanaman mendapat sinar matahari cukup dan sirkulasi udara baik.
Loncang memerlukan pemupukan rutin untuk pertumbuhan optimal. Untuk budidaya organik, berikan pupuk kompos atau kandang pada minggu ke-4 dan ke-8 setelah tanam. Untuk budidaya non-organik, aplikasikan pupuk urea atau ZA pada minggu ke-3 dan ke-6. Pupuk organik cair dapat diberikan setiap 10 hari mulai hari ke-10 hingga 3-4 kali aplikasi untuk hasil maksimal.
Loncang dapat ditanam dengan metode hidroponik menggunakan air dan nutrisi tanpa tanah. Caranya dengan menempatkan sisa batang loncang yang masih berakar dalam wadah berisi air, pastikan hanya bagian akar yang terendam. Ganti air setiap 2 hari dan tambahkan pupuk hidroponik untuk nutrisi. Setelah tumbuh tunas baru, sebaiknya dipindahkan ke media tanam yang lebih kokoh untuk hasil panen yang lebih baik dan tahan lama.
Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?