Cara Menanam Loncang: Panduan Lengkap Budidaya Bawang Daun di Rumah

Cara Menanam Loncang: Panduan Lengkap Budidaya Bawang Daun di Rumah
cara menanam loncang (credit:Image by AI)

Kapanlagi.com - Loncang atau yang lebih dikenal dengan nama bawang daun merupakan tanaman sayuran yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini termasuk dalam kelompok bawang-bawangan yang mudah dibudidayakan di rumah.

Cara menanam loncang tidak memerlukan lahan yang luas karena dapat dilakukan dalam pot atau polybag. Tanaman ini cocok untuk pemula yang ingin memulai berkebun di pekarangan rumah dengan hasil yang memuaskan.

Budidaya loncang menjadi pilihan tepat bagi masyarakat perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan. Dengan perawatan yang tepat, tanaman ini dapat dipanen dalam waktu relatif singkat dan dapat tumbuh kembali berkali-kali.

1. Mengenal Tanaman Loncang dan Syarat Tumbuhnya

Mengenal Tanaman Loncang dan Syarat Tumbuhnya (c) Ilustrasi AI

Loncang atau bawang daun dengan nama ilmiah Allium fistulosum merupakan tanaman semusim yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman ini memiliki bentuk daun bulat memanjang, berlubang menyerupai pipa dengan ujung yang meruncing. Tinggi tanaman dapat mencapai 20-40 cm tergantung varietasnya, dan selalu menumbuhkan anakan baru sehingga membentuk rumpun.

Tanaman loncang memiliki dua macam batang yaitu batang sejati yang berukuran pendek berbentuk cakram di dalam tanah, dan batang semu yang tampak di permukaan. Bagian yang dimanfaatkan adalah daunnya yang memberikan aroma harum dan rasa enak pada masakan. Di Indonesia, tanaman ini juga dikenal dengan sebutan muncang dan menjadi bahan penting dalam berbagai resep masakan tradisional.

Untuk pertumbuhan optimal, loncang memerlukan kondisi lingkungan tertentu. Daerah dengan ketinggian sekitar 900-1700 mdpl menjadi lokasi ideal dengan suhu udara 19-24 derajat celcius. Tingkat kelembapan udara yang dibutuhkan berkisar 80-90 persen dengan pH tanah netral antara 6,5-7,5. Meskipun demikian, tanaman ini masih dapat tumbuh di dataran rendah dengan suhu lebih panas, hanya saja pertumbuhannya kurang maksimal.

Media tanam untuk loncang harus memiliki sifat subur, gembur, berporos baik dan mengandung banyak unsur organik. Tanaman ini menyukai berbagai jenis tanah tetapi drainase harus lancar agar tidak terjadi genangan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar. Pemilihan lokasi tanam juga penting, dimana tanaman membutuhkan paparan sinar matahari yang cukup untuk fotosintesis optimal.

2. Persiapan Bibit Loncang untuk Penanaman

Persiapan Bibit Loncang untuk Penanaman (c) Ilustrasi AI

Cara menanam loncang dapat dilakukan melalui dua metode yaitu generatif menggunakan benih dan vegetatif menggunakan anakan. Pemilihan metode tergantung pada ketersediaan bahan dan tujuan budidaya yang diinginkan.

Pembibitan Secara Generatif (Benih)

  1. Siapkan benih loncang berkualitas yang dapat diperoleh dari toko pertanian terpercaya
  2. Buat media semai menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1
  3. Gunakan tray semai atau bedengan kecil sebagai tempat penyemaian
  4. Taburkan benih dalam setiap lubang semai sedalam 1 cm dengan jarak antar alur 10 cm
  5. Tutup tempat persemaian dengan karung goni basah atau daun pisang hingga benih berkecambah
  6. Lakukan penyiraman rutin setiap pagi dan sore hari untuk menjaga kelembapan
  7. Berikan pupuk organik cair atau urea yang dilarutkan setelah bibit mulai tumbuh
  8. Bibit siap dipindahkan setelah berumur 2 bulan atau tingginya mencapai 10-15 cm dengan 2-7 helai daun

Pembibitan Secara Vegetatif (Anakan)

  1. Pilih tanaman induk loncang yang sehat berumur 2,5-3 bulan dengan rumpun banyak dan segar
  2. Bongkar rumpun tanaman hingga ke akar dengan cara digali, bukan dicabut
  3. Bersihkan tanah yang menempel pada akar dengan hati-hati
  4. Pisahkan menjadi beberapa anakan, pastikan setiap anakan memiliki 1-3 batang daun
  5. Potong bagian atas daun sekitar sepertiga untuk mengurangi penguapan
  6. Potong akar yang terlalu panjang menjadi sekitar 1 cm
  7. Bibit harus segera ditanam atau disimpan di tempat lembap dan teduh maksimal 5-7 hari

Pemilihan bibit berkualitas sangat menentukan keberhasilan budidaya. Bibit yang sehat akan tumbuh lebih cepat dan menghasilkan panen yang melimpah. Untuk bibit vegetatif, pastikan memilih yang tidak terserang hama atau penyakit dengan daun berwarna hijau cerah dan tidak layu.

3. Menyiapkan Media Tanam dan Wadah

Menyiapkan Media Tanam dan Wadah (c) Ilustrasi AI

Media tanam yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam cara menanam loncang di pot atau polybag. Komposisi media harus disesuaikan agar tanaman dapat tumbuh optimal dengan sistem perakaran yang kuat.

Komposisi Media Tanam

  1. Campuran pertama: tanah, arang sekam, dan pupuk kompos dengan perbandingan 2:1:1
  2. Campuran kedua: tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 atau 3:1
  3. Aduk semua bahan media tanam hingga tercampur merata
  4. Pastikan media bersifat gembur, poros, dan tidak mudah memadat
  5. Diamkan media tanam selama 5-7 hari sebelum digunakan

Pemilihan Wadah Tanam

  1. Gunakan polybag ukuran 2-3 kg atau berukuran 15 cm x 30 cm
  2. Pot dengan diameter 20-30 cm dan kedalaman minimal 25 cm juga cocok digunakan
  3. Pastikan wadah memiliki lubang drainase di bagian bawah
  4. Untuk hasil maksimal, gunakan wadah yang dapat menampung media tanam cukup dalam
  5. Isi wadah dengan media tanam hingga hampir penuh, sisakan 2-3 cm dari bibir wadah

Persiapan media tanam yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi. Media yang terlalu padat akan menghambat pertumbuhan akar, sedangkan media yang terlalu poros akan sulit menahan air. Keseimbangan komposisi sangat penting untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman loncang.

4. Teknik Penanaman Loncang yang Benar

Teknik Penanaman Loncang yang Benar (c) Ilustrasi AI

Proses penanaman merupakan tahap krusial dalam budidaya loncang. Teknik yang tepat akan memastikan bibit dapat beradaptasi dengan baik dan tumbuh optimal di media tanam baru.

Langkah-langkah Penanaman

  1. Buat lubang tanam pada media dengan kedalaman sekitar 10 cm
  2. Ambil bibit loncang dari media semai beserta akarnya dengan hati-hati
  3. Untuk penanaman non-organik, rendam bibit dalam larutan fungisida dosis rendah selama 10-15 menit
  4. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak berdiri
  5. Isi setiap wadah dengan 1 bibit saja agar pertumbuhan tidak saling mengganggu
  6. Timbun bibit dengan media tanam hingga bagian putih batang tertutup sempurna
  7. Tekan media tanam di sekitar bibit agar posisi tanaman kuat dan tidak mudah roboh
  8. Siram dengan air secukupnya untuk menjaga kelembapan media tanam

Waktu dan Penempatan Ideal

  1. Lakukan penanaman pada pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah jam 17.00
  2. Hindari menanam saat matahari terik karena dapat meningkatkan laju respirasi
  3. Letakkan wadah tanam di lokasi yang mendapat paparan sinar matahari langsung
  4. Pastikan lokasi memiliki sirkulasi udara yang baik
  5. Hindari tempat yang terlalu teduh karena akan menghambat pertumbuhan
  6. Atur jarak antar wadah agar tidak terlalu rapat dan memudahkan perawatan

Penanaman yang dilakukan dengan benar akan meminimalkan stres pada tanaman dan mempercepat proses adaptasi. Bibit yang ditanam dengan posisi tegak akan tumbuh lebih baik dibandingkan yang miring atau terlalu dalam. Penyiraman awal setelah tanam sangat penting untuk membantu akar menyerap nutrisi dan memulai pertumbuhan baru.

5. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Loncang

pemeliharaan loncang (c) Ilustrasi AI

Perawatan rutin sangat menentukan keberhasilan dalam cara menanam loncang hingga masa panen. Pemeliharaan yang konsisten akan menghasilkan tanaman yang sehat dan produktif.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan secara rutin 2-3 kali sehari tergantung kondisi cuaca dan kelembapan media tanam. Pada awal pertumbuhan, lakukan penyiraman setiap hari untuk menjaga kelembapan optimal. Setelah tanaman berumur 10 hari, intensitas penyiraman dapat dikurangi menjadi setiap 2-3 hari sekali. Hindari penyiraman berlebihan yang menyebabkan media tanam tergenang karena dapat memicu pembusukan akar dan pertumbuhan jamur. Waktu penyiraman terbaik adalah pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore hari setelah pukul 17.00 saat suhu tidak terlalu tinggi.

Pemupukan

Untuk budidaya organik, berikan pupuk kompos atau pupuk kandang pada minggu ke-4 sebanyak satu kepalan tangan untuk setiap wadah. Pemupukan diulang kembali pada minggu ke-8 dengan jumlah yang sama. Pupuk ditabur di sekitar pangkal batang tanaman dan diaduk ringan dengan media tanam. Untuk budidaya non-organik, aplikasikan pupuk urea atau ZA pada minggu ke-3 dan minggu ke-6 sebanyak 5 gram per wadah yang dilarutkan dalam air. Pupuk organik cair atau pupuk daun dapat diberikan mulai hari ke-10 dan diulang setiap 10 hari hingga 3-4 kali aplikasi untuk menutrisi tanaman secara optimal.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Lakukan pemantauan rutin terhadap kondisi tanaman setiap hari untuk mendeteksi serangan hama atau penyakit sejak dini. Jaga kebersihan area tanam dengan membersihkan gulma dan daun-daun yang layu atau menguning. Apabila ditemukan tanaman yang terserang penyakit layu atau busuk akar, segera pisahkan dari tanaman sehat untuk mencegah penyebaran. Tanaman yang sakit sebaiknya dibuang atau dimusnahkan agar tidak menjadi sumber infeksi. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, oleh karena itu pastikan sirkulasi udara baik dan hindari kelembapan berlebihan yang menjadi tempat berkembangnya patogen.

Perawatan Tambahan

  1. Lakukan penyiangan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman secara berkala
  2. Gemburkan media tanam secara hati-hati setiap 2 minggu sekali
  3. Buang daun yang menguning atau rusak untuk merangsang pertumbuhan daun baru
  4. Pastikan tanaman mendapat cahaya matahari minimal 6 jam per hari
  5. Lindungi tanaman dari hujan deras yang dapat merusak daun

6. Masa Panen dan Pascapanen Loncang

masa panen loncang (c) Ilustrasi AI

Pemanenan loncang dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2,5 bulan sejak bibit ditanam atau sekitar 5 bulan sejak benih disemai. Penentuan waktu panen yang tepat akan menghasilkan kualitas daun bawang terbaik dengan kesegaran optimal.

Ciri-ciri Loncang Siap Panen

  1. Jumlah rumpun sudah banyak dengan anakan yang lebat
  2. Tinggi tanaman mencapai 30-40 cm
  3. Daun berwarna hijau tua segar dengan tekstur sedikit keras
  4. Bagian bawah daun mulai menampakkan warna kekuningan
  5. Batang bagian putih terlihat padat dan berisi
  6. Tanaman terlihat sehat tanpa serangan hama atau penyakit

Teknik Pemanenan

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik untuk menjaga kesegaran hasil panen. Cara memanen dapat dilakukan dengan dua metode yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya atau memotong bagian atas sesuai kebutuhan. Untuk panen total, bongkar rumpun dengan cara digali menggunakan tangan atau alat bantu agar akar tidak putus. Bersihkan tanah yang menempel pada akar dan buang bagian daun yang rusak atau menguning.

Untuk panen parsial, potong daun yang sudah cukup besar dengan menyisakan 2-3 cm dari pangkal batang. Cara ini memungkinkan tanaman tumbuh kembali dan dapat dipanen beberapa kali. Anakan dari tanaman yang dipanen dapat dipisahkan dan ditanam kembali untuk siklus budidaya berikutnya. Pilih anakan yang sehat, besar, dan memiliki akar kuat untuk hasil penanaman yang optimal.

Penanganan Pascapanen

  1. Cuci bersih loncang yang telah dipanen dengan air mengalir
  2. Buang bagian akar yang kotor dan daun yang rusak
  3. Tiriskan hingga air tidak menetes untuk menghindari pembusukan
  4. Ikat loncang dalam bentuk ikatan kecil untuk memudahkan penyimpanan
  5. Simpan di tempat sejuk atau dalam kulkas untuk menjaga kesegaran
  6. Loncang segar dapat bertahan 5-7 hari jika disimpan dengan benar

Produktivitas loncang yang ditanam dalam pot atau polybag memang tidak sebesar budidaya di lahan terbuka, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan perawatan intensif dan berkelanjutan, satu wadah tanam dapat menghasilkan panen berkali-kali. Budidaya loncang di rumah tidak hanya menghemat pengeluaran tetapi juga memastikan kesegaran dan kualitas sayuran yang dikonsumsi keluarga.

7. FAQ Seputar Cara Menanam Loncang

FAQ Seputar Cara Menanam Loncang (c) Ilustrasi AI

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen loncang?

Loncang dapat dipanen setelah berumur 2,5 bulan sejak bibit ditanam atau sekitar 5 bulan sejak benih disemai. Namun untuk kebutuhan harian, daun dapat dipetik sebagian saat tanaman sudah mulai berumpun banyak tanpa harus menunggu masa panen penuh. Pemanenan parsial memungkinkan tanaman tumbuh kembali dan dapat dipanen beberapa kali.

Apakah loncang bisa ditanam di dataran rendah?

Loncang masih dapat tumbuh di dataran rendah dengan suhu panas meskipun kondisi ideal adalah dataran tinggi dengan ketinggian 900-1700 mdpl. Pertumbuhan di dataran rendah mungkin kurang maksimal dengan ukuran daun yang lebih kecil, namun dengan perawatan yang tepat dan penyiraman yang cukup, tanaman tetap dapat menghasilkan panen yang memuaskan untuk konsumsi rumah tangga.

Berapa kali loncang bisa dipanen dari satu tanaman?

Loncang dapat dipanen berkali-kali dari satu tanaman dengan cara memotong bagian atas daun saja tanpa mencabut seluruh rumpun. Setelah dipotong, tanaman akan menumbuhkan tunas baru dan dapat dipanen kembali setelah 3-4 minggu. Dengan perawatan yang baik, satu tanaman dapat dipanen 3-5 kali sebelum produktivitasnya menurun dan perlu diganti dengan bibit baru.

Media tanam apa yang paling baik untuk menanam loncang?

Media tanam terbaik untuk loncang adalah campuran tanah, pupuk kompos atau kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Media ini memberikan struktur gembur, drainase baik, dan nutrisi cukup untuk pertumbuhan optimal. Alternatif lain adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 yang juga efektif untuk budidaya loncang dalam pot atau polybag.

Bagaimana cara mengatasi loncang yang daunnya menguning?

Daun loncang yang menguning dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, penyiraman berlebihan, atau serangan penyakit. Untuk mengatasinya, berikan pupuk organik cair atau pupuk kandang untuk menambah nutrisi, kurangi frekuensi penyiraman jika media terlalu basah, dan potong daun yang menguning untuk merangsang pertumbuhan daun baru. Pastikan tanaman mendapat sinar matahari cukup dan sirkulasi udara baik.

Apakah loncang perlu dipupuk secara rutin?

Loncang memerlukan pemupukan rutin untuk pertumbuhan optimal. Untuk budidaya organik, berikan pupuk kompos atau kandang pada minggu ke-4 dan ke-8 setelah tanam. Untuk budidaya non-organik, aplikasikan pupuk urea atau ZA pada minggu ke-3 dan ke-6. Pupuk organik cair dapat diberikan setiap 10 hari mulai hari ke-10 hingga 3-4 kali aplikasi untuk hasil maksimal.

Bisakah loncang ditanam hanya dengan air tanpa tanah?

Loncang dapat ditanam dengan metode hidroponik menggunakan air dan nutrisi tanpa tanah. Caranya dengan menempatkan sisa batang loncang yang masih berakar dalam wadah berisi air, pastikan hanya bagian akar yang terendam. Ganti air setiap 2 hari dan tambahkan pupuk hidroponik untuk nutrisi. Setelah tumbuh tunas baru, sebaiknya dipindahkan ke media tanam yang lebih kokoh untuk hasil panen yang lebih baik dan tahan lama.

Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(kpl/vna)

Rekomendasi
Trending