Kapanlagi.com - Pengukuran pH tanah merupakan langkah penting dalam budidaya tanaman yang sering diabaikan oleh petani. Tingkat keasaman atau kebasaan tanah sangat mempengaruhi kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah.
Cara menggunakan pH meter tanah sebenarnya cukup mudah dan praktis jika dibandingkan dengan metode pengukuran tradisional lainnya. Alat ini memberikan hasil yang akurat dan langsung menunjukkan nilai pH dalam bentuk angka digital.
Memahami cara menggunakan pH meter tanah dengan benar akan membantu petani dalam mengelola kesuburan lahan pertanian. Dengan pengukuran yang tepat, petani dapat mengambil tindakan korektif seperti pemberian kapur dolomit atau bahan amelioran lainnya untuk menyesuaikan pH tanah sesuai kebutuhan tanaman.
pH meter tanah adalah alat elektronik yang dirancang khusus untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan tanah secara langsung. Alat ini bekerja dengan mendeteksi konsentrasi ion hidrogen dalam tanah dan menampilkan hasilnya dalam skala pH yang berkisar antara 0 hingga 14.
Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, derajat keasaman tanah (pH) adalah sebuah pengukuran yang mengukur seberapa asam atau basanya (alkalin) suatu zat. Kunci utama yang mempengaruhi proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (pH tanah).
pH meter tanah umumnya tersedia dalam dua model utama, yaitu model tusuk (probe) dan model digital dengan elektroda terpisah. Model tusuk lebih praktis untuk penggunaan di lapangan karena dapat langsung ditancapkan ke dalam tanah tanpa perlu persiapan sampel khusus.
Fungsi utama pH meter tanah adalah memberikan informasi akurat tentang kondisi tanah sehingga petani dapat menentukan jenis tanaman yang cocok atau melakukan perbaikan tanah. Sebagian besar tanaman budidaya memerlukan pH tanah antara 5,5 hingga 7,5 untuk pertumbuhan optimal, meskipun beberapa tanaman memiliki preferensi pH yang berbeda.
Sebelum melakukan pengukuran, pastikan pH meter tanah dalam kondisi baik dan berfungsi dengan normal. Periksa baterai atau sumber daya alat untuk memastikan alat dapat beroperasi dengan optimal selama proses pengukuran.
Melansir dari Cybex Kementerian Pertanian RI, pengukuran pH tanah dan pemberian kapur dolomit sebaiknya dilakukan saat pengolahan lahan, sehingga ketika benih atau bibit ditanam pH tanah sudah benar-benar stabil.
Proses pengukuran pH tanah menggunakan pH meter model tusuk sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Berikut adalah langkah-langkah detail yang perlu diikuti untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan representatif.
Pengukuran pH tanah menggunakan pH meter sangat mempermudah dalam pemberian dosis kapur pertanian atau kapur dolomit. Secara umum, untuk menaikkan satu tingkat skala pH membutuhkan 2 ton kapur dolomit setiap hektar.
Akurasi hasil pengukuran pH tanah sangat bergantung pada teknik penggunaan alat dan kondisi tanah saat pengukuran dilakukan. Beberapa faktor dapat mempengaruhi keakuratan hasil, sehingga perlu diperhatikan dengan seksama.
Waktu pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu tanah tidak terlalu panas. Suhu tanah yang ekstrem dapat mempengaruhi kinerja elektroda dan memberikan hasil yang kurang akurat. Hindari melakukan pengukuran segera setelah hujan lebat atau penyiraman karena air dapat mengencerkan konsentrasi ion dalam tanah.
Kelembaban tanah juga mempengaruhi hasil pengukuran. Jika tanah terlalu kering, basahi sedikit area pengukuran dengan air bersih dan tunggu beberapa menit sebelum menancapkan probe. Namun, jangan sampai tanah terlalu basah atau tergenang karena dapat memberikan hasil yang bias.
Pastikan probe pH meter tidak menyentuh batu, kerikil, atau akar besar saat ditancapkan ke dalam tanah. Kontak dengan material keras dapat merusak probe dan memberikan pembacaan yang tidak akurat. Pilih area tanah yang relatif homogen dan bebas dari gangguan fisik.
Lakukan kalibrasi pH meter secara berkala, terutama jika alat sering digunakan atau sudah lama tidak digunakan. Kalibrasi memastikan bahwa alat tetap memberikan hasil yang akurat sesuai dengan standar pengukuran pH. Simpan pH meter di tempat yang kering dan aman setelah digunakan untuk menjaga keawetan alat.
Setelah mendapatkan nilai pH tanah dari hasil pengukuran, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan hasil tersebut dan menentukan tindakan yang perlu dilakukan. Nilai pH tanah memberikan informasi penting tentang kondisi kesuburan dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Tanah dengan pH di bawah 5,5 tergolong sangat asam dan memerlukan penambahan bahan amelioran seperti kapur dolomit untuk menaikkan pH. Tanah asam dapat menyebabkan keracunan aluminium dan mangan pada tanaman, serta mengurangi ketersediaan fosfor, kalsium, dan magnesium yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah dengan pH antara 5,5 hingga 7,5 dianggap ideal untuk sebagian besar tanaman budidaya. Pada rentang pH ini, sebagian besar unsur hara tersedia dalam jumlah optimal dan dapat diserap dengan baik oleh akar tanaman. Tanah dengan pH netral (sekitar 7) memberikan kondisi terbaik untuk aktivitas mikroorganisme tanah yang mendukung siklus nutrisi.
Tanah dengan pH di atas 7,5 tergolong basa dan dapat menyebabkan defisiensi beberapa mikronutrien seperti zinc, boron, mangan, dan tembaga. Untuk menurunkan pH tanah basa, dapat dilakukan penambahan bahan organik atau sulfur yang bersifat asam. Pemberian pupuk berbahan dasar amonium juga dapat membantu menurunkan pH tanah secara bertahap.
Jika hasil pengukuran menunjukkan pH 6, maka untuk memperoleh pH 7 dalam satu hektar lahan dibutuhkan 2 ton kapur dolomit. Jika hasil pengukuran menunjukkan angka 4, maka dalam satu hektar dibutuhkan 6 ton kapur dolomit untuk memperoleh pH netral. Pemberian kapur dolomit tidak hanya berfungsi untuk menetralkan tanah yang asam, tetapi juga memberikan magnesium untuk tanah.
Perawatan pH meter tanah yang baik akan memperpanjang umur alat dan menjaga akurasi pengukuran dalam jangka panjang. Setelah selesai digunakan, bersihkan probe atau elektroda dengan air bersih untuk menghilangkan sisa tanah yang menempel.
Dengan perawatan yang tepat, pH meter tanah dapat bertahan lama dan tetap memberikan hasil pengukuran yang akurat. Investasi dalam perawatan alat akan menghemat biaya penggantian dan memastikan keandalan pengukuran untuk jangka panjang.
Kedalaman ideal untuk menancapkan probe pH meter adalah sekitar 10-15 cm dari permukaan tanah. Kedalaman ini mewakili zona perakaran aktif sebagian besar tanaman dan memberikan gambaran pH yang relevan untuk pertumbuhan tanaman. Hindari menancapkan terlalu dangkal karena pH permukaan tanah dapat berbeda dengan lapisan di bawahnya.
Ya, pH meter sebaiknya dikalibrasi secara berkala untuk memastikan akurasi pengukuran. Kalibrasi dilakukan menggunakan larutan buffer standar dengan pH 4, 7, dan 10. Frekuensi kalibrasi tergantung pada intensitas penggunaan, namun umumnya disarankan setiap 3-6 bulan sekali atau sesuai petunjuk pabrikan.
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang stabil biasanya berkisar antara 1-3 menit setelah probe ditancapkan ke dalam tanah. Tunggu hingga angka pada layar tidak berubah-ubah lagi sebelum mencatat hasilnya. Tanah yang lebih lembab umumnya memberikan respons yang lebih cepat dibandingkan tanah kering.
Ya, kelembaban tanah sangat mempengaruhi hasil pengukuran pH. Tanah yang terlalu kering dapat memberikan hasil yang tidak akurat karena konduktivitas ion yang rendah. Jika tanah terlalu kering, basahi sedikit area pengukuran dengan air bersih dan tunggu beberapa menit sebelum melakukan pengukuran. Namun, hindari tanah yang terlalu basah atau tergenang.
Untuk mendapatkan hasil yang representatif, disarankan melakukan pengukuran minimal di lima titik berbeda dalam satu lahan. Empat titik di keempat sudut lahan dan satu titik di tengah-tengah. Untuk lahan yang lebih luas atau memiliki variasi topografi, dapat dilakukan lebih banyak titik pengukuran untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat.
Setelah digunakan, bersihkan probe dengan membilas menggunakan air suling atau air deionisasi untuk menghilangkan sisa tanah yang menempel. Keringkan dengan kain lembut atau tisu bebas serat tanpa menggosok terlalu keras. Hindari menggunakan bahan kimia pembersih yang keras karena dapat merusak lapisan sensitif pada elektroda.
Jika hasil pengukuran menunjukkan pH tanah sangat asam (di bawah 5,5), tindakan yang perlu dilakukan adalah menambahkan bahan amelioran seperti kapur dolomit untuk menaikkan pH. Dosis kapur dolomit yang dibutuhkan adalah sekitar 2 ton per hektar untuk menaikkan satu tingkat skala pH. Pemberian kapur sebaiknya dilakukan saat pengolahan lahan agar pH tanah stabil sebelum penanaman dimulai.